Author Pov
Beberapa hari ini Cheryl tengah menghindari Fero. Ntah mengapa hatinya resah saat berdekatan dengan Fero, seakan-akan akan ada hal buruk yang terjadi jika mereka dekat nanti.
Hari terakhir ospek merupakan hari yang paling dinantikan oleh Cheryl. Dicermin, dia merapikan pakaiannya. Baju putih sedikit kedodoran, rok hitam panjang dibawah lutut. Sedikit riang, Cheryl keluar kamar dan melangkah ke ruang makan.
Kali ini, dia makan seorang diri. Cheryl menghembuskan nafasnya sambil menatap kursi-kursi kosong disebelah-sebelahnya. Daddynya tidak pulang, malah sibuk pergi ke luar kota tanpa Cheryl tahu. Daddynya hanya mengiriminya uang lewat atm, padahal Cheryl tidak butuh uang, dia hanya butuh kasih sayang daddynya saja.
Sebentar lagi hari ulang tahunnya yang ke 17. Cheryl dua kali ikut aksel di sekolahnya sehingga dia masuk universitas pada umur 16 tahun lebih. Cheryl memang tidak bilang kepada teman-temannya yang rata-rata berusia 18 tahun. Dia tidak mau dianggap anak kecil diangkatannya.
Cheryl sudah berencana bulan depan akan merayakan ultahnya di Melbourne saja. Setidaknya abangnya itu pasti mau menemaninya daripada di Bandung, hanya ada bi Tuti dan Mang Junet. Cheryl juga tidak terlalu punya teman. Entah karna dia terlalu introvert mungkin, yang jelas tak banyak temannya yang akrab, paling hanya sekedar sapaan basa-basi.
"Neng, bulan depan mau bikin acara ultah disini?"tanya bi Tuti membawakan sarapan. Satu lagi yang ingat ultahnya ya bi Tuti, sedangkan kedua orangtuanya tidak, malah Cheryl berpikir mereka tidak pernah ingat kalo Cheryl lahir.
"enggak bi. Cheryl mau nyusul abang aja ke Melbourne. Disini sepi... " ucapnya kembali menatap kursi kosong disekitarnya.
Sebuah elusan tanda sayang diberikab bi tuti pada anak majikannya yang sudah dirawatnya dari bayi itu.
"bapak-ibu kan kerja neng. Cari uang buat neng" hibur bi Tuti."tapi Cheryl gak butuh duit bi. Buat apa duit kalo mereka selalu pergi dan gak pernah punya waktu buat Cheryl"ucap Cheryl sedikit kesal.
Tanpa Cheryl tau, sebenarnya Imran Qodriyaksa selalu menaruh perhatian kepada Cheryl. Dia sering menelpon bi Tuti untuk memantau tumbuh-kembang Cheryl. Tapi memang Imran bukanlah orang yang gampang menunjukkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya.
"ya kita harus bersyukur neng. Ada yang selalu bersama tapi gak punya duit, buat makan susah, buat sekolah susah. Mungkin memang Tuhan lagi kasihnya yang kaya gini neng. Mungkin bapak dikasih rejeki banyak sama Tuhan, neng sebagai anak harus bersyukur. Coba kalo Tuhan gak kasih rejeki, trus bapak dirumah pengangguran, yang bayar listrik siapa? Yang bayar kuliah neng siapa hayo?"ucap bi Tuti menasehati.
"iya sih... Tapi Cheryl gak suka Daddy terus-menerus pergi. Cheryl pengen kaya temen-temen Cheryl yang kedua orang tuanya kumpul. Gak kaya daddy sama mommy"ucap Cheryl sembari menghapus air matanya.
Cheryl memeluk tubuh bi Tuti dengan erat seolah-olah mencari kehangatan seorang ibu pada diri bi Tuti. Selain orangtua yang tercerai-berai, kakek nenek baik dari keluarga daddynya atau mommynya juga menolak kehadiran Cheryl. Sedangkan keluarga mamanya gak ada karna mamanya yatim piatu. Cheryl hidup bagai manusia yang tidak diinginkan. Dirinya juga tidak ingin hidup seperti ini oleh karna itu dia belajar mati-matian ingin menyelesaikan pendidikannya dan memulai hidup yang baru.
***
"duh kita kayaknya sampe malem deh, nih acara kapan bubarnya sih"gerutu widya.
Maklum saja, ini hari terakhir ospek maka hari ini adalah penutupan acara ospek. Cheryl sejujurnya sudah ingin pulang saja. Dia sudah terlalu lelah apalagi besok hari sabtu. Dia ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur.
"iya nih, gue capek banget tau gak sih. Untung kita libur 2 hari ya"ucap Rosi yang kemudian diamini oleh Cheryl maupun widya.
Acara penutupan ospek berlangsung meriah, beberapa maba memberikan kesan selama acara berlangsung. Ada alunan musik baik jazz, pop dan dangdut mengiringinya. Senda guraupun tak dapat mewarnai acara terakhir rangkaian ospek tersebut.
Penampilan terakhirpun baru saja usai. Jam tangan Cheryl menunjukkan pukul 10 malam. Dia merogoh tasnya hendak mencari ponselnya untuk minta jemput. Saat tangannya sibuk mencari, tiba-tiba sebuah sapu tangan membekap hidung dan mulutnya dari belakang.
"hmpt... Hmpt... "teriak Cheryl tertahan.
Kepalanya menjadi pusing dan tubuhnya menjadi lemas. Tubuh Cheryl merosot sedikit namun ada seseorang dibelakangnya yang menompang tubuhnya. Tubuhnya segera diseret dan dimasukkan kedalam mobil.
Terlihat kedua gadis, Rosi dan Widya yang bingung mencari keberadaan Cheryl.
"loh, tuh anak mana Ros?"tanya widya. Rosi hanya menggedikkan bahu."coba deh lo telpon ros, kali aja ke toilet"perintah widya. Rosi mengangguk dan mulai menghubungi ponsel Cheryl.
"Ck... Gak diangkat nih wid... Duh Cheryl mana nih?"ucap Rosi sedikit bingung.
"kalian ngapain masih disini? Gak balik?"tanya Fero yang kebetulan lewat.
"oh ini kak lagi nungguin Cheryl. Tapi anaknya gak ada"ucap widya. Fero nampak sedikit kaget.
"loh...tadi gue liat Cheryl udah di jemput gitu pake mobil sedan bmw putih atau silver ya"ucap fero pura-pura mengingat. Fero juga nampak mengutak-atik ponselnya.
"silver kak. Oh dia udah pulang ya. Ya udah deh kalo gitu, kita balik dulu kak"ucap widya dengan sopan. Rosi sedikit ragu, apalagi dengan raut wajah Fero yang terkesan berbohong.
"lo ngapain ros, kan kak fero bilang Cheryl dah balik"
"iya tapi... "ucap Rosi sedikit ragu. Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan sebuah pesan.
Cheryl-Management
Ros, maaf udah balik duluan, maaf gak bilang-bilang ke kalian soalnya buru-buru. Kalian ati-ati dijalan ya, sampe ketemu senin.Oh ya udah kalo gitu
Kirain lo kemana
Ok"iya wid, nih cheryl baru wa gitu"ucap Rosi pada widya.
"hmm gue balik dulu ya"ucap fero pamit dan masuk ke mobil pajero hitam dengan kaca hitam.
Rosi sempat melihat ada dua seniornya yang lain yaitu Brian dan Haris. Mobil itu melesat meninggalkan dua teman Cheryl.
"wid, perasaan gue kok gak enak ya, jangan-jangan terjadi sesuatu sama Cheryl"ucap Rosi dengan gusar masih memandangi mobil pajero itu yang mulai menjauh.
"lo parno sih, pasti gegara cerita Cheryl tentang kak Fero kan. Udahlah, mungkin kita cuma negthink aja buktinya Cheryl wa lo, dia udah balik kan. Ya udahlah kita balik. Dia pasti baik-baik aja kok"
"semoga ya wid"ucap Rosi dengan nada berat dan ragu
Tbc
RembulanWest
30/09/17
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guardian Angel (End)
Short StoryAll Part Private, Follow baru baca!!! Memang benar kata pepatah, Cinta datang karna terbiasa. Berawal dari keisengan seorang Viko Qodriyaksa yang mengajak Pemuda bernama Mahda menengok adiknya, Cheryl yang dirawat di RSJ. Semenjak itu dari yang aw...