2. Lembar baru

99 11 0
                                    

Pintu besar berwarna putih itu terdengar diketuk dari luar dan suara yang sangat khas pun menyusul setelahnya

"Assalamualaikum mamah. Reina pulang" Mamah Pandan yang sejak tadi sudah terduduk di sofa tv pun segera beranjak membuka kan pintu untuk anak perempuan kesayangan nya ini

"Kamu kok basah kuyup gini sih? Ga naik taksi?" Mamah Pandan terlihat khawatir saat melihat Reina yang dengan basah kuyup dibalut kemeja dan celana panjang yang dikenakan nya sejak pagi

Reina hanya membalas pertanyaan mamahnya itu dengan senyum manis kesukaan nya. Kemudian beranjak ke kamar nya. Tak ada yang tahu mengapa Reina memilih untuk main hujan

Hujan sudah reda. Udara Jakarta menjadi sedikit sejuk. Kamar Reina masih dengan suasana yang sama 'meneduhkan'.

Reina sedang terduduk di tempat tidurnya. Dengan sangat jelas ia mengingat semuanya. Alasan ia selalu senang bermain hujan dan menari.
Kenangan itu masih sama. Tersimpan rapih. Ia selalu bahagia ketika memiliki kesempatan berjalan di bawah hujan mengingat kenangan nya dahulu saat masih bersama orang itu. Suasana yang mengingatkan dirinya saat mereka masih bersama.

Reina masih sangat ingat bagaimana terakhir kali mereka berdua bertemu. Sayangnya keadaan itu semakin membuat Reina tidak bisa melupakan sosok nya. Satu bulan yang lalu mereka bertemu di jalan malioboro. Reina bahkan tak kuasa untuk menatap sosok itu. Sosok yang setiap malam menjadi alasan air matanya membanjiri pipi putihnya itu. Saat itu mereka resmi putus. Setelah 4 bulan digantung tanpa kepastian,saat itu mereka resmi putus. Reina sangat terpukul saat itu. Mengapa harus jogja kota terindah sepanjang masa.

Lamunan nya membawa Reina kepada tidur lelap nya malam itu. Kemudian pagi menyingsing. Reina harus kembali beraktifitas seperti biasa.

"Mah mungkin nanti Reina pulang sedikit lebih malam dari biasanya karna mau ke toko buku dulu. Novel nya Tere Liye udah keluar mah" Reina meminta izin ketika ia sedang menyuap nasi goreng kedalam mulut kecilny itu.

"Tapi kamu harus janji kamu pulangnya gimana" Mamah Pandan mendekati dengan membawa segelas susu

"Aku pulang naik taksi dan janji ga akan hujan-hujanan lagi" dua jari nya di yakini dapat menjadi izin oleh mamahnya

Reina tidak ada kelas hari ini. Namun ada kuliah umum di kampus. Setelah kuliah umum itu Reina langsung menuju Gramedia Matraman. Karna hanya tempat ini yang dapat menahan Reina berjam-jam. Sebenarnya di kampus sedang ada acara promosi dari ukm namun tidak untuk Reina.

"Maaf" Reina menabrak sesosok badan besar saat iya mencari buku yang diinginkannya.

"Kamu beneran ga ada hobi lain selain nabrak orang ya Rein?" laki-laki itu mulai angkat bicara

"Yah pas aja ketemu nya selalu aku lagi ga fokus. Maaf ya kalo jadi bikin kamu keganggu atau gimana tapi aku beneran ga sengaja"

"kamu tuh perlu ada yang jagain deh kayaknya"

"aku udah biasa sendiri kok semenjak masuk kampus aku udah sendiri"

"Namaku...." uluran tangan laki-laki itu diabaikan oleh nya dan Reina segera bergegas menjauh

"sorry gw harus pulang nyokap udah telpon terus. See you"
Reina melambaikan tangan nya dikejauhan

Mereka bahkan belum berkenalan

ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang