1

16.4K 1.2K 25
                                    


.

.

.

.

.

"Lisa ... Lalisa ... apa kau baik – baik saja?"

Pria bertubuh tegap yang terbungkus blazer hitam serta kemeja putih yang kancing atasnya terbuka itu dengan terburu – buru memasuki kamar yang didominasi warna ungu itu menghampiri seorang gadis yang terduduk dengan pandangan kosong diatas tempat tidur dan setengah tubuhnya tertutupi bedcover.

Segera didudukannya tubuhnya disisi tempat tidur itu sambil meneliti wajah gadis yang terlihat sembab dan pucat itu.

"Maaf ..."

Suara lirih pertama yang keluar dari bibir pucat itu setelah tersadar dari pingsannya.

"Oppa maafkan aku ..."

Sambungnya lagi tanpa memandang wajah pria disampingnya yang mati – matian menahan air matanya.

Dengan sigap diraihnya tubuh ringkih gadis itu kedalam dekapannya sambil menahan tangis yang siap meledak kapanpun.

"Tidak sweety tidak ada yang perlu dimaafkan, kau tidak perlu minta maaf"

Suara pria itu tidak kalah lirih menjawab permintaan maaf gadis itu. Pria itu memeluknya sambil mengelus lembut punggung gadis itu.

"Maaf aku hanya mempermalukanmu oppa" bahu pria itu sudah cukup basah karna linangan air mata gadis itu yang jatuh dengan bebasnya disana.

"Berhenti meminta maaf sweety, kau tidak mempermalukan siapapun." Pria itu berbicara dengan nada bergetar karna air mata yang sudah berlomba keluar dari kedua matanya.

"Aku ingin mati saja rasanya" suara gadis itu kembali menusuk indra pendengarannya, digelengkan kepalanya dibahu gadis itu tanda tidak setuju dengan ucapannya.

"Shutt ... jangan berbicara seperti itu" sungguh ini tidak hanya berat untuk gadis itu, pria itu juga terluka dengan semua yang terjadi pada gadis kecilnya itu.

"Ku mohon biarkan aku mati saja oppa" seolah habis harapan hidup gadis itu ketika kalimat itu meluncur bebas dari bibirnya, menandakan betapa lelahnya dia melalui semua ini.

"Jangan katakan itu Lisa oppa mohon" gadis yang dipanggil Lisa itu tidak bereaksi.

"BIARKAN AKU MATI SAJA! APA GUNANYA AKU HIDUP JIKA HANYA MEMPERMALUKANMU OPPA?" Lisa dengan segera meraih gunting dinakas tempat tidurnya dan berniat memutus nadinya.

Untung saja gerakannya kalah cepat dengan pria itu yang dengan sigap menangkap gunting dari tangannya dan melemparnya ke sembarang arah.

"LISA-YA! HENTIKAN!!"

Lisa masih saja memberontak tapi tangannya sudah dikunci oleh pria itu dan segera menarik gadis yang masih berontak itu kedalam dekapannya dan memeluknya dengan sangat erat disana, tidak memberikan ruang sedikitpun untuk Lisa bergerak.

"Aku tidak berguna oppa! Aku hanya bisa mempermalukanmu! Biarkan aku mati menyusul daddy dan mommy! Mereka bahkan pasti malu disurga memiliki putri sepertiku, putri yang hanya membuat nama baik mereka tercoreng ..." akhirnya tangis Lisa pecah dengan deras, pergerakannya terhenti dan tubuhnya melemas dalam dekapan pria itu.

"Lisa oppa mohon berhenti berkata seperti itu, jika kau ingin menyusul daddy dan mommy ... lalu bagaimana dengan oppa? Apa kau tega meninggalkan oppa sendirian?" gantian pria itu yang menangis kencang dihadapan gadis yang lebih muda dua belas tahun darinya itu.

[COMPLETE] WRONG (Jungkook x Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang