Bagian 4 - Alden

1.3K 121 2
                                    

Di istana, tepatnya bangunan yang khusus digunakan sebagai bangunan para dokter kerajaan berada. Seorang pria berjalan tertunduk, ia fokus membaca jurnal.

"Thomas!" panggil seseorang.

"Hei, Thomas!" teriaknya lagi.

Thomas yang sedang asik membaca sama sekali tidak mendengar. Kesal, akhirnya orang tersebut menggunakan buku tebal yang sedang ia bawa untuk dilempar ke arahnya.

BAM!

Buku yang tebalnya seribu halaman itu dengan sukses menghantam kepala Thomas, membuatnya langsung meringis seraya merunduk dan kacamata yang dipakainya terlempar entah kemana.

"Kau gila!" makinya.

"Aku sudah memanggilmu berkali-kali sejak tadi tapi kau tidak mendengarnya, jadi aku tidak punya cara lain."

Thomas langsung berdecak kesal dan mencari kacamatanya yang ternyata sudah terlempar ke belakang pilar yang ada di depannya. Ia mengambil dan membersihkannya, lalu menyadari lensa kanannya retak.

 Ia mengambil dan membersihkannya, lalu menyadari lensa kanannya retak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak. Tak. Tak.

Thomas berjalan mendekat dengan cepat, "Lihat apa yang kau perbuat!!!" serunya dengan menyodorkan kacamata itu tepat di depan mata orang tersebut.

"Ya, aku melihatnya... mmm... tidak. Aku tidak melihatnya," ia merubah jawabannnya. Thomas kembali berdecak, lalu berbalik pergi.

"Hei, Thomas! Aku belum selesai bicara!"

Thomas berhenti lalu berbalik, "Apa?! Yang kau lakukan hanya melemparku dengan buku tebal itu dan membuat kacamataku retak!"

Orang itu berjalan mendekat, "Ini rahasia. Sebaiknya kita pergi ke tempat yang lebih aman," bisiknya seraya membelai-belai jas putih panjang yang ia kenakan.

Plak!

Thomas memukul tangan itu keras, "Ikut aku."

*****

BAM!

Sebuah pintu tertutup dengan kencang karena wanita ini menggunakan tenaga yang ia miliki untuk menutupnya.

"Bu, rumah ini akan roboh jika ibu terus melakukannya," komentar Alden karena rumah yang mereka tinggali tak lebih dari sekedar rumah tua yang di temboknya sudah banyak retakan.

Arden berbalik, sorot matanya terlihat menakutkan, membuat nyali Alden langsung menciut.

"Kamu...! Apa yang kamu pikirkan?!! Jika Sersan tau siapa kamu sebenarnya, maka itu akan jadi masalah! Apa kamu mau hidup sebagai burung dalam sangkar?! Apa kamu mau terus diperalat oleh Ratu? Kamu bahkan tidak akan punya teman!" marahnya.

Alden yang mendengarnya malah menopang dagu dengan muka tak kalah kesal mendengar perkataan ibunya, "Tanpa ibu berkata apapun, aku sudah tidak punya teman. Bahkan teman-teman yang aku miliki sekarang sudah pergi ke istana untuk dilatih menjadi prajurit dan pelayan," balasnya jujur.

Kingdom of Blood -- Book #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang