Chapter 9

9.1K 414 14
                                    

Yo mina, o genki desuka?
Semoga baik-baik yah.
Kalau Blue baik-baik aja kok...
Haha nggak ada yang nanya yah.
Ne, Blue minta maaf kalau Blue lambat post FF ini.
Its ok. Enjoy it, semoga readers tercinta pada suka yaa😊😊😊😘😘

Chapter 9 : I'm Hurt
*Naruto's Part*
::::::::::::::::::::::::::::::::::

   Pagi yang begitu cerah nan indah di kota Konoha, namun tidak semua orang menganggap hari yang cerah itu hari yang indah, sama halnya dengan pemuda blonde yang tengah mengurung dirinya di dalam kamar bernuansa orange dan putih itu, walaupun di dominasi warna cerah, ruangan itu nampak suram sama seperti sorot mata sang pemuda yang tengah menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang dengan kejadian buruk yang menimpa dirinya semalam.
   "Ini yang kedua kalinya ttebayo" lirihnya.
   "Naruto, hey, Naruto ayo bangun. Kau akan terlambat ke sekolah" pemuda itu tak menggubris panggilan dari ibunya. Tanpa dia sadari liquid bening menetes membasahi pipi tan-nya. "Naru, kau baik-baik saja?" pintu itu terbuka dan menampakkan raut menyedihkan dari putranya itu. "Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat sekali" tanya nona Kusina dan meraba wajah putranya, raut khawatir terlihat jelas diwajah ayunya meski sudah berusia 30-an tahun.
   "Kaa-san, apa kau tau alamat rumah Hinata?".
   "T-tentu sayang, kenapa tiba-tiba kau meminta alamat rumah Hinata-chan?".
   "Ku mohon beritahu aku" pinta pemuda itu dengan nada memelas.
   "Sepertinya dia benar-benar mencintai Hinata" batin nona Kushina lalu bergegas ke nakas terdekat lalu mengambil secarik kertas dan bolpoin. Wanita paruh baya itu dengan cepat menuliskan alamat mansion Hyuga. "Naru-kun ini" ucap sang ibu dan memberikan kertas berisikan alamat itu pada Naruto.
   "Arigatou kaa-san" gumannya lalu menutup pintu kamarnya dan bersiap.

::
::

   Beberapa saat kemudian, di ruang tamu mansion Uzumaki.
   "Naruto" pemuda itu menghentikan langkahnya. "Kau mau kemana? Kenapa kau tidak memakai seragam?".
   "Aku akan pergi ke rumah Hinata".
   "Huff, kau tidak akan menemukannya di rumah jam segini".
   "Kenapa tidak? Bukankah Hinata mengikuti Home Schooling?".
   Nona Kushina mendesah, tentu saja Naruto tidak tau kalau Hinata satu sekolah dengannya.
   "A'a, hari ini-" pemuda itu melongos pergi sebelum ibunya menyelesaikan kalimatnya membuat sang ibu mendengus kesal. "Dasar anak kurang ajar" umpat nona Kushina.

::
::

   Sesampainya Naruto di sebuah mansion bergaya tradisional dengan halaman luas dan arsitektur modern yang menyatu dengan bangunan tradisional itu menimbulkan kesan sederhana tapi megah.
    "Seperti istana zaman heian saja" batin pemuda itu. "Ano sa, ano sa, apa Hinata-san ada di rumah?" tanya Naruto pada salah seorang security di depan gerbang mansion Hyuga.
    "Hinata-sama sedang tidak di rumah sekarang".
    "Jangan membohongiku ttebayo. Bukankah dia mengikuti home schooling? Tidak mungkin dia tidak ada di rumah" para security itu hanya mengernyit, bukankah Hinata-sama bersekolah di KIHS? begitulah pikirkan dua security yang sedang berjaga itu.
    "Bukankah-".
    "Hinata tidak melakukan home schooling sendiri" seorang pria paruh baya memotong ucapan security itu membuat dua security itu dan Naruto menunduk sembilan puluh derajat.
    "Maksud ji-san?".
    "Hinata melakukan home schooling bersama empat sahabatnya dan mungkin saja hari ini jadwalnya di rumah Yamanaka-san". "Dan, untuk apa kau mencari Hinata?".
    "Aku hanya ingin tau kenapa Hinata-chan membatalkan perjodohannya, itu mengganggu ku".
    "Bukankah sudah jelas? Itu keputusan Hinata, jadi kau tidak perlu mencari Hinata lagi".
    "Tapi ji-san. Tidak mungkin Hinata-chan membatalkan perjodohan ini tanpa alasan, aku ingin mendengarkan langsung dari mulutnya".
    "Hinata tidak mencintaimu. Kenapa kau tidak mengejar putri bungsuku saja?".
    "Itu tidak mungkin ji-san. Aku hanya mencintai Hinata dan akan ku pastikan Hinata akan jadi wanita yang aku cintai seumur hidupku, tidak ada yang lain" tuan Hiashi tertegun mendengarkan penuturan Naruto.
    "Kau sudah melakukan kesalahan besar Hanabi" batin tuan Hiashi. "Sebaiknya kau tanyakan itu pada Hinata. Jika kau memang mencintainya, berusahalah menemukannya".
    "T-tapi ji-san, tolong beritahu aku dimana Hinata sekarang" pria paruh baya itu tak menghiraukan ucapan pemuda itu dan memasuki mansion kebanggaannya. "Apa yang harus ku lakukan sekarang?" lirihnya kemudian memasuki mobilnya dan meninggalkan mansion Hyuga.

For My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang