Sebagai seorang Kwon Soonyoung. Bukan hal tabu lagi jika bermesraan bersama banyak wanita didepan umum. Karena ia orang berpengaruh disini.Sebagai cucu pemilik kampus ini, Kwon Soonyoung menjadi salah satu orang yang disegani, dipuja banyak kaum hawa. Terlebih rupanya yang menawan bak vampire dalam drama-drama. Membuatnya begitu terlihat sempurna.
Namun pagi ini sepertinya berbeda. Ada yang aneh dalam dirinya. Wajahnya terlihat lesu meski disekitarnya banyak wanita cantik menyentuhi tubuhnya sensual.
"Soonyoungie, gwaencanayo? Kau terlihat kurang sehat, sepertinya," ucap salah seorang wanita yang tengah menggelantungi lengannya.
Soonyoung menatap wanita itu datar. Tak ada senyum atau reaksi apapun. Ia masih terdiam dengan wajah lesu dan pikiran yang masih mengganggunya.
"Terima kasih, sayang. Na gwaenchana. Aku pergi sekarang." ucap Soonyoung sambil tersenyum tipis kearah wanita-wanita yang mengelilinginya.
Soonyoung beranjak dari duduknya lantas mengambil ponselnya. Dan mulai memfokuskan padangan pada ponselnya untuk menghubungi sebuah nomer. Wanita-wanita itu menatap heran kearahnya. Sebab tidak biasanya ia tak bergairah seperti ini. Sebab hari-hari biasanya, tanpa diminta Soonyoung pasti sudah meraupi bibir-bibir mereka, dan setelahnya akan ada satu diantara mereka yang diajaknya pergi untuk bermain-main, kau tahu apa.
Namun hari ini sedikit berbeda. Rayuan salah satunya pun tak digubrisnya. Ia masih sibuk menghubungi sebuah nomer.
Dan setelahnya terdengar suara dari seberang sana.
"Soonyoung-hyung. Tumben sekali, kenapa pagi-pagi meneleponku?"sapa suara serak dari seberang sana.
"Tak ada. Bisa kita bertemu sekarang. Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting!"
"Tentu, kebetulan ini hari sabtu dan aku libur."
"Baiklah temui aku ditempat biasa!"
"Pagi, Chan-ah!" sapa Soonyoung setelah melihat seorang namja yang lebih muda darinya tengah melambaikan tangan.
"Pagi, hyung. Apa yang terjadi padamu?"tanya namja yang bernama Chan itu sedikit khawatir.
"Wae. Apakah aku terlihat buruk?"
"Bukan begitu. Kuakui kau selalu terlihat tampan. Tapi sekarang wajahmu terlihat lesu, terjadi sesuatu?"
Soonyoung diam sebentar sambil menyamankan duduknya. "Entahlah, aku merasa sangat badmood. Kau tahu kenapa?"
Chan menggeleng. "Aku tak tahu. Tapi tidakkah wanita-wanita jalang itu cukup menghiburmu?"
"Tapi hari ini berbeda. Aku sungguh tak menikmati waktuku bersama mereka."
Chan berfikir sejenak. "Apakah kau menyukai orang lain?"
"Tidak aku tidak menyukai siapapun, wanita-wanita disana sama saja. Membosankan!"
"Lalu apa. Ehm, mungkin kau membenci seseorang?" tanya Chan penuh selidik.
"Tidak ada, tapi ada seorang namja. Aku sangat membencinya. Tapi aku belum melihatnya berapa hari i-"
"Gotcha! Itu dia masalahnya."
Soonyoung menatap Chan heran."Apanya, kau tahu apa?!"
Chan terkekeh pelan menghadapi tingkah kekanakan Soonyoung. Karen mau lebih tua darinya, sifat kekanak-kanakannya masih sangat terasa.
"Hei, jawab aku. Apa yang kau tahu?"
"Kau tidak sadar ya, kau berarti menyukai namja itu. Ayolah, sebentar namja maksudmu?"
Soonyoung mengerutkan dahinya bingung. Sebab ia merasa ucapan Chan begitu membingungkan- nya. Nae, Soonyoung akui dirinya memang kekanakan dan sulit berfikir dewasa. Tapi Chan justru membuat rasa bingung nya semakin menjadi-jadi.
"Chan-ah! Apa yang terjadi, aku sungguh tak mengerti maksud perkataanmu."ucap Soonyoung jujur sambil menyeruput espresso yang tersaji di depannya yang mulai dingin. "Kau bilang aku menyukainya, tapi aku membencinya. Lalu bagaimana?"
Chan menggeleng. "Ani, kau salah selama ini. Boleh kutahu, sejauh apa tindakanmu padanya sejak kau membencinya?"
Soonyoung tersenyum remeh, "Ah, sampah itu. Kau tidak akan pernah menduganya."ucapnya menggantung. "Kau tahu apa?"
"Sudah jelaskan saja, aku benci teka-teki. Ingat aku bukan anak kecil, arra?!"ujar Chan kesal sambil menghentak-hentakkan kakinya kelantai. "Jangan bilang kau membully-nya!"
"Membully? Ani, lebih dari itu."
"Mwo, cepat katakan padaku, hyung!"
"Aku membenci sampah tak berguna itu. Cih! Dia miskin, nerdy, sangat menjijikkan. Dia adalah pria mungil yang manis, terlihat lemah bahkan jika dibandingkan dengan wanita sekalipun. Sungguh, kau tahu, mengangkat dan menjatuhkan tubuhnya saja sangat mudah bagiku."Jelas Soonyoung panjang lebar dan diakhiri dengar tawa penuh kemenangan.
"Kau seperti adikku sendiri Chan-ah. Dan orangtua ku adalah orangtua mu juga. Jadi jangan katakan apapun pada appa!"
"Tidak, em, boleh kutahu siapa namanya dan dimana dia sekarang?"
Soonyoung melirik Chan sejenak. "Namanya Lee Jihoon. Aku tak tahu kemana saja dia akhir-akhir ini, sungguh aku sangat merindukan saat dimana aku mewarnai kulit seputih susu itu dengan noda ungu, maksudku noda lebam."
"Ah, Chan-ah. Jika kau ingin menyeretnya padaku silahkan saja, carilah saja dia kemanapun. Sebab dia tak kan pernah bisa sembunyi dariku."
Chan mengangguk. "Kau tahu alamatnya?"
"Tentu saja. Aku pernah mengantarnya pulang saat tak sadarkan diri waktu itu, sialan! Guru memergokiku saat sedang menghajarnya. Apa kau ingin membakarkan juga rumahnya. Aku akan lebih menyukainya."
Chan menggeleng. Entah mengapa mendengar nama Lee Jihoon, seperti tidak asing baginya. Chan tak ingin lebih lama berada disini. Sebab ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi jika ia tak segera bertindak dan mencari tahu.
"Tahan dulu, Chan-ah. Tidak baik jika kau pergi dan menghabisinya sekarang. Biarlah dia menikmati dulu sisa hidupnya. Sebelum aku benar-benar melenyapkannya dari muka bumi ini."
"Tentu. Baiklah, aku pergi sekarang, hyung. Aku akan menghubungimu nanti. Tapi sungguh aku belum selesai dengan penjelasanku."
"Baiklah, sampai jumpa nanti siang di mansionku. Berkunjunglah saja jika ingin melanjutkan penjelasanmu itu."
"Nae, semoga aku bisa datang!"
***
Oke first chap dah selesei
Sampah ini cerita gakuadMakasih buat yg mau baca😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Another side | Soonhoon
FanfictionKukira dia adalah pria polos, tentu itu hanya dalam pikiranku aku akui aku tak tahu apapun soalnya namun sisi lain dirinya sungguh aku tak akan menduganya