Part 5: War begins!

7.8K 306 3
                                    

Putri pun melambaikan tangannya kepada Adel meski Adel tak membalas lambaiannya karena sudah berlalu.

"Huh, Kak Adel baik juga. Gue yakin di kampusnya banyak yang naksir. Udah deh, gue mau pulang. Gak sabar nih mau bahas kerjaan cafe sama papah."

Putri pun berjalan menuju parkir sepedanya yang berada di pinggir lapang basket. Sesampainya disana, Putri melihat beberapa orang senior yang ia sangat kenal meski baru melihatnya tadi pagi, Rizal. Dia sedang bermain basket.

"Itu Kak Rizal? Yang udah PHP-in Alya? Biasa aja kok mukanya, gak ganteng amat. Btw, Kak Darrel mana ya? Tumben gak bareng. Udah pulang kali ya?" Putri hanya berbicara sendiri meski tak terlihat sedang berbicara sendiri.

Yap, yang dia lihat hanya Rizal dengan beberapa temannya. Sepertinya mereka juga adalah teman dekat Darrel.

"Huh ngapain sih ngurusin orang? Mending gue ambil sepeda gue aja. Pengen cepet sampe rumah."

Putri pun melanjutkan kembali perjalanannya menuju parkiran sepeda. Karena dia harus mengeluarkan kunci gembok sepedanya, ia melepas dulu tasnya untuk mengambil kunci sepeda.

Kuncinya pun ketemu dan Putri pun menaruh tasnya di sebuah bangku pinggir lapangan dekat parkiran sepeda yang biasa dipake siswa yang istirahat setelah main basket. Saat gemboknya sudah terbuka, ia menenteng sepedanya menuju bangku tadi untuk mengambil tasnya. Tiba-tiba, ia terkejut karena tasnya sudah tidak ada di bangku itu.

"Loh, tas gue mana ya? Perasaan tadi disini. Kok gak ada?"

Putri pun mencari-cari tasnya. Pandangannya pun tertuju pada Rizal dan teman-temannya. Mereka tak lagi melempar bola basket ke dalam ring. Kini, mereka melempar sebuah tas.

"OMG, tas gue!!!" yap, Rizal dan teman-temannya bermain-main dengan tas Putri. Wajah kesal polos Putri mulai terlihat. Apa yang dikatakan Kayla ternyata benar. Saat ini mungkin ia sudah menjadi korban senior petakilan ini.

Tanpa pikir panjang, Putri langsung berjalan kesal ke arah Rizal untuk mengambil tasnya.

"Heyyy, itu kan tas gue." Putri memanyunkan bibirnya polos kepada Rizal.

"Ohhhahaha tas lo. Nih, ambil." Rizal yang bertubuh tinggi mengangkat tas Putri tinggi-tinggi agar Putri tidak dapat menggapainya.

"Balikin dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Balikin dong."

Entah kenapa sifat pemberani Putri belum muncul saat ini. Mungkin ini kali pertama ia dibully, ia harus tahu dulu bully macam apa yang diperbuat Rizal dan Darrel nanti. Putri mulai pasrah. Tiba-tiba, seseorang menahan tangan Rizal. Tangannya putih, atletis karena memakai jaket dengan lengan dilipat sampai sikut. Putri memandang orang itu dan ternyata dia adalah....

"Kak Darrel? Kok dia...." yap, Darrel lah yang menahan tangan Rizal.

Darrel menatap tajam Rizal seakan apa yang dilakukan Rizal melupakan kesalahan yang fatal.

"Darrel, apaan sih lo? Ini tas tu anak baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darrel, apaan sih lo? Ini tas tu anak baru. Kita kan harus jailin dia. Gimana sih lo?" Bisik Rizal heran dengan Darrel akhir-akhir ini.

Darrel tak menjawab. Ia menurunkan perlahan tangan Rizal yang mengangkat ketika mengangkat tas Putri tinggi-tinggi lalu mengambil tas Putri.

"OMG, Kak Darrel baik banget. Pasti dia mau ngembaliin tas gue. Huh, udah ma ganteng, baik. Fix, dia masa depan." Batin Putri sambil tersenyum memandang Darrel yang juga menatapnya tapi tak tersenyum.

ZONK!!!

Setelah tatapan Darrel menetap di relung Putri, Darrel tidak memberikan tas Putri. Ia malah menumpahkan isi tas Putri dan barang-barang Putri pun jatuh ke tanah.

Setelah menumpahkan isinya, Darrel langsung melempar tas itu kepada Putri.

"Eaaaa mantap lo, Rel." Rizal menepuk bahu Darrel dan mereka berdua pun menampilkan kekuatannya, senyum evil.

"Mana stikernya?" Darrel meminta stiker kepada Rizal. Dan ternyata selama ini, stiker yang dimaksud adalah stiker '3rd warning'. Rizal pun memberikan stiker yang dimaksud kepada Darrel. Darrel pun mendekatkan wajahnya ke wajah imut Putri dan menempelkan stiker itu di jidat Putri sambil tertawa puas.

Rizal dan teman-temannya yang lain pun ikut tertawa. Mereka sepertinya senang dan puas.

 Mereka sepertinya senang dan puas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rasain! Inget ya, ini baru awal. Yuk ah, cabut."

Darrel, Rizal, dan teman-temannya pun pergi meninggalkan Putri. Tapi...

Putri tidak diam seribu bahasa. Putri mengambil stiker itu di wajahnya, meremasnya, dan...

"Bajingan lo! Sok ganteng!" Putri melempar stiker itu ke arah Darrel. Yap, akhirnya keluarlah sifat pemberaninya itu meski dalam berbicara, masih nada polos dan seperti cewe cupu pada umumnya.

Darrel mendengar ucapan Putri, menoleh, dan menatapnya dengan tajam. Perang sengit sepertinya akan dimulai. Besok!

BERSAMBUNG

Love Warning [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang