Prolog

1.4K 45 11
                                    

Jangan lupa di Vote 🌟 saling menghargai :)

***

Alyana Putri Darmawan

Alyana Putri Darmawan sering disapa Ana, putri kedua dari keluarga Darmawan. Umur 23 tahun. Gadis Muslimah yang ceria yang tidak suka dengan keramaian tetapi di sekitar rumahnya ia selalu mengikuti kegiatan remaja masjid. Sifatnya yang ramah tak jarang mengundang kaum adam terpesona dengan sikap seorang Ana. Meskipun rendah hati, ia tidak pernah berpacaran karna baginya berpacaran hanya membuang-buang waktu lebih baik ia gunakan untuk berkumpul bersama keluarga, teman dan yang terutama adalah beribadah.

Yuda Malik Atmadja

Yuda Malik Atmadja 26 tahun. Biasa dipanggil Malik oleh ibu tapi kalau teman-teman selalu memanggilku Yud. Sifatnya yang baik, penyabar, humoris, sholeh dan sedikit egois ini mendorong ibunya untuk cepat memiliki calon mantu. Aku termasuk orang yang pendiam dan agak sedikit risih apabila berkenalan dengan perempuan, maka dari itu teman perempuan nya hanya karyawannya saja. Tapi bukan berarti ia tidak normal atau menyukai sesama jenis ia masih menyukai yang namanya perempuan. Pekerjaan ia sebagai Direktur salah satu perusahaan yang berada di daerah Jakarta lebih tepatnya di PT. Atmadja Mulya, itu perusahaan yang didirikan oleh kakeknya dan sekarang diambil ahli olehnya.

***

Aku berdiri gelisah, melihat awan yang semakin menghitam. Langit yang mendung dengan awan hitam yang akan turun hujan. Ia sibuk mencari didalam tasnya sementara langit mulai menurunkan rintikan air hujan. Aku mengerjapkan mata, menepuk-nepukkan air hujan yang mengenai celana biru katun panjangnya. Dari sebrang sana seorang pria memandang kearah halte bus. Berdiri mematung.

Gadis dengan hijab berwarna pashmina merah tua dipadukan dengan kemeja putih berlengan panjang itu menoleh ketika melihat payung yang disodorkan padanya. Tampak pria tampan dengan minim ekspresi itu memberika payungnya padanya.

"Kamu pasti membutuhkannya"ujarnya. Aku mengangguk dengan menggigit bibir bawah percuma kalau ia menolak pasti pria itu akan memberikannya dengan paksa.

"Senang melihatmu. Kamu baik-baik saja? Mari aku antar pulang"

"Seperti yang kamu lihat. Tidak usah mas" pria yang dipanggil menatap tajam sang gadis.

"Kamu selalu menolakku"aku menatap wajahnya. Kata-kata itu yang sering keluar dari bibirnya ketika aku menolak tawarannya. Itu terlalu sering.

"Saya bukannya menolak ajakan mas"kataku pelan

"Apa kamu akan terus seperti ini menghindari saya?"katanya mengalihkan pembicaraan. Aku menghela nafas sebentar.

"Saya tidak menghindarimu mas"pria itu mendengus mendengar jawabannya

"Saya tahu saya salah, saya bisa menjelaskannya padamu tapi tidak dengan kamu yang terus menghindari saya"katanya setengah frustasi

"Aku hanya ingin memberikan mas sedikit waktu untuk menjelaskan"

"Mas akan menceritakannya padamu"

"Sebaiknya saya pulang dulu mas hujannya sudah sedikit reda, Assalamualaikum"

"kamu tidak bisa terus menghindari saya ter-"

"Mas saya hanya memberi waktu untuk kita, untuk memperbaiki diri kita dahulu masing-masing"

"Saya tahu tap-"

"Saya pulang Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Maaf kalau banyak typo
Coming soon

-Ty-

Calon Imam SayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang