My first story of action genre .
Prolog.
Suasana pada malam itu agak pelik . Kabus samar-samar mengaburi mata . Dian berjalan seorang diri di lorong gelap itu, sesekali dia menoleh kearah belakang apabila merasakan dirinya diekori .
Dian menggosok lengannya perlahan. Seram sejuk . Kepalanya didongakkan keatas memandang langit yang kemerahan menandakan bahawa hujan lebat akan membasahi bumi tidak lama lagi. Tiada cahaya dari bulan dan bintang pada malam ini . Kosong . Mungkin tenggelam disebalik awan hitam yang tebal dan gelap .
"Huh" dia mengeluh perlahan . Hidupnya kini hanya menghitung detik untuk malaikat maut datang menyapa atau lebih tepat memisahkan roh dari jasadnya .
Ya ! Dia berada diambang maut .
"Hey Dian . Nice to meet you " tegur seseorang dari arah belakang.
Sapaan itu mendorongnya untuk menoleh kearah pemilik suara tersebut . Sedikit demi sedikit kakinya berganjak kearah belakang.
"Kenapa ? Terkejut ? " kedengaran gelak sinis dari empunya badan .
"Kau nak apa hah ?" Suaranya bergetar . Orang yang berada dihadapannya kini bukanla orang yang sembarangan . Dia ... Dia psycho killer. Hoodie yang menutupi separuh wajah tidak membataskan akal untuk mengecam empunya wajah.
"Hey babi ! Kau jangan berlagak bodohla . Kau sendiri dah tahu kan ? " sebilah pisau dikeluarkannya perlahan . Cukup tajam sehingga mampu memantulkan imej wajahnya.
"Aku dah bagi kau 24 hours untuk selesaikan code tapi malangnya kau tak mampu DAN KAU ! BERANI KAU MENGKHIANATI AKU HAHAHAHAHAHA" Dia ketawa mengejek .
Code ? Ya dia suka akan perkara yang mencabar dan menguji keupayaan minda seseorang . Pemikiran manusia yang cetek perlu diperluaskan agar mereka keluar dari belengu kebodohan . Baginya , orang yang bodoh umpama sampah dalam kehidupan . Tiada kegunaan dan tidak diperlukan sama sekali.
"Tolongla lep..."
" Kau tau kan aku tak suka akan rayuan ? Ke kau terlampau bebal untuk faham ?" Tajam matanya menikam mata milik Dian . Dingin . Hanya itu yang terpamer pada wajahnya saat ini , menandakan bahawa jiwanya telah mati tanpa perasaan ?
" Tolong lepaskan mereka . Mereka tidak bersalah sama sekali . Kau dah salah faham ! Yang mengkhianati mereka adalah Imran ! Dia .. " belum sempat Dian menghabiskan kata , libasan pisau terlebih dahulu singgah pada bibir munggil kepunyaannya .
" Arghhhhhh ! " jerik Dian . Air mata perempuannya menitis jua membasahi pipi kemudian bercampur aduk dengan cecair merah pekat .
Sakit dan pedih . Itu sahaja yang mampu ditafsirkan oleh otaknya sekarang .
" Any other last words ? " tutur psycho itu sebelum menapak perlahan menghampiri Dian .
"Hentikan semua ini .... "
Pisau tersebut melayang tepat kearah tengkuk milik Dian lalu terpacak utuh disitu . Seluruh urat sarafnya putus . Gadis itu menggelepar sebelum senyap tidak berkutik.
"No need to talk"
"Sekor dah aku hantar ke neraka HAHAHAHAHA" dia berjalan kearah gadis itu lalu menyepaknya berulang kali sebelum mengambil kembali pisau kesayangan yang dibeli khas dari German. Urat tengkuk yang terjuntai keluar dirobeknya kuat . Pipi gadis itu ditoreh perlahan sehingga kulitnya terbelah menampakkan isi dalam yang kemerahan . Umpama menghiris buah mangga yang masak ranum .
Darah yang menitis keluar tidak dihiraukan , perasaan bencinya terhadap gadis itu kian membuak .
Setelah kepercayaan dikhianati
Masih wujudkah rasa simpati ?
Atau semuanya lenyap dek hati yang telah lama mati ?
Satisfied , itulah akibatnya jika kau mengkhianati aku.
"You deserve it bodoh ! Berani kau lari dari aku dan hentikan permainan code kita ? " dia tersenyum sinis lalu menoreh lengan kepunyaan Dian sebelum menghayun langkah untuk berambus .
"You run , you die"
*********
So how?
Cover lawa dari crystalisorked
Thank you Sis 💕 fr those yg berkenan boleh dm dia terus
YOU ARE READING
CODE
ActionDendam , benci dan amarah menjadi punca pengkhianatan . Nyawa mereka yang tidak bersalah terus menjadi taruhan . Perasaan simpati ditepis pergi demi kepuasan nafsu di hati . Kesetiaan persahabatan terus diuji menjadi saksi erti kejujuran . JERKTWIN...