Kringg.... jam istirahat masuk
.
.
.
.
.
.Taya dan risa tengah mengobrol sambil berjalan menuju kelas tiba tiba seseorang menghentikan pembicaraan mereka.
"Taya kan? Di suruh ke perpus sama miss lia"lelaki itu gibran yang menghentikan pembicaraan mereka.
"oh i..ya...iya gue kesana"
Kini mereka tengah berjalan menuju perpus tatahanya bisa diam berjalan di samping gibran.
Sedangkan gibran?, ia hanya menatap tegak lurus ke depan tatap matanya tajam dan tampan, apa? Tampan?barusan taya berfikiran bahwa gibran tampan? Ya ia tak bisa mendustai bawa gibran adalah tipe lelaki tata.
Klek..
pintu perpustakaan terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang tengah duduk di pojok kanan depan perpus."permisis miss apa tadi miss lia mangil tata?"
"ahh iya tadi saya manggil kamu, kamu tolong bantuin gibran ya buat milihin buku cetak pelajaran buat gibran"
tata menggangukinya, lantas taya dan gibran berjalan ke arah deretan rak rak buku.
"em makasi mau bantu gue" gibran memulai percakapan mereka.
"selo aja kali" jawab taya sambil tersenyum ramah entah menggapa senyum itu membuat degup jantungnya tak karuan.
" oh ya ngomong ngomong kenapa lo pindah ke jakarta?"
"Kakak gue ada proyek di jakarta jadinya gue ikut deh"
"Oh ya udah selesaikan balik ke kelas yuk bentar lagi balik loh" ucap taya sambil menarik tangan gibran.
Mereka terus berjalan melewati koridor sekolah yang sepi masih dengan tata yang tak sadar akan tangannya yang masih terpaut oleh tangan gibran.
"Assalamualaikum bu maaf kami telat abis dari perpus bu di suruh miss lia"
" iya ibu ngerti tapi itu kenapa kamu gandeng tangan gibran?"
"hah?"
Akhirnya tata sadar sepanjang jalan dia menggandeng tangan gibran, dengan spontan ia melepaskan gengamannya tata melihat ke arah gibran ia menatap lelaki itu dengan wajah meminta maaf.
Sedangkan gibran hanya mengulas senyum tipis di bibirnya, sontak tata mulai merah menahan malu, sorak sorai suara teman teman kelas mulai mengangu telinga tata.
"udah udah diam semuanya, taya,gibran duduk sekarang" akhirnya bu ida mengahiri momen awkard ini.
"Ko lo biasa si gandeng tangan gibran?" Tanya bintang heran
"gak tau gue spontan aja, gak sadar"jawab taya sambil memegangi kepalanya.
" udah lah bentar lagi balik lupain aja yang tadi" ucap taya yang masi tak menyangka kejadian beberapa menit yang lalau
"heh serah deh" jawab bintang.
☀️
Murit murit mulai berhamburan keluar kelas untuk segera pulang tak terkecuali taya,bintang,risa dan laras
"oke gays gue duluan ya gue bareng anggra"tukas laras sambil berlari menuju kelas sang kekasih,sedangkan mereka bertiga hanya geleng geleng
"Hari ini juga gue pulang bareng yudha and,sorry duluan ya gays"risa berjalan meninggalkan bintang dan tata
"Eh lo ga pulang bareng dimas?"tanya taya
"Hehe iya ni gua mau pergi ga papa ya?"
"iya ga papa ko udah sana buruan dimas dah nunggu tu"
Lalu bintang berjalan sambil melambaikan tangan ke arah taya dan hanya di balas anggukan oleh taya.
Senja kala itu tak mendukung,sang mentari tengah asyik bersembunyi di ujung langit, rintik air hujan jatuh mengenai pipi mulus gadis bersurai coklat tersebut.
"Hujan lagi gimana gua mau pulang?" Ucapnya seraya berteduh di halte depan sekolah
Sekitar 15 menit tata menunggu bis untuk pulang,hari ini tala tak menjemput tata, karena lembur.
"Tata?"
"Eh anta?"
"Panggil gue Gibran aja"
Ya laki laki itu Gibran yang tengah berteduh di halte, mungkin karna dia menggunakan motor dan tak membawa jas hujan, dan memutuskan untuk berteduh di halte yang sama seperti tata.
"Belum di jemput?"
"Gue naik bis, hari ini gak ada yang bisa jemput"
"Rumah?"
"Rumah? Gak gue bawa, gue taro di rumah"
Mendengar jawaban tata, Gibran mendengus, jawaban macam apa itu?
"Rumah Lo di mana tata??"
"Oh makanya bilang, di perumahan asri blok c,kenapa?"
"Udah mulai reda, ayo balik"
"Ha? Balik yaudah duluan aja, gue mau nunggu bis Dateng"
"Gue anter buruan naik"
"Ha?"
"Ayo buruan naik udah gak ada bis yang lewat, udah keburu sore intuh"
"Gak usah,gue balik sendiri aja"
"Gak usah banyak alesan, buruan naik mau di culik Lo"
Tak bisa menjawab tata hanya mengangguk dan mulai berjalan ke arah motor Gibran.
"Udah?"
"Udah" ucap tata sambil mengangguk
Tepat saat senja mulai menebarkan siabr jingganya dan tepat saat itu juga tata dan Gibran pulang membelah senja
Masih dengan aroma rumput basah dan sedikit rintik air yang jatuh, dan saat itu pula Gibran dan tata benar benar diam.
Tepat di depan rumah mewah berwarna coklat itu taya turun
"makasi ya sorry ngerepotin" ucap taya tak enak hati
"selo aja kali lagian kan gua yang ngajak lo" jawab gibran sambil tersenyum ramah, senyum itu senyum yang jarang ia tampil kan kepada orang lain
"gue balik ya" ucap gibran sambil mengacak rambut taya sedangkan tata hanya mematung akibat sikap gibran tadi.
Entah apa yang terjadi taya mulai merasakan desiran aneh di hatinya ia juga mulai mersa takut jika ia menyukain gibran.
bukan karena sikap gibran yang dingin tetapi tentang luka yang takut tergores lagi, bagaimana kalau gibran sama seperti ardhi? Hanya bisa menoreh luka.
Sudah lupakan untuk apa mengenang masala lalu curam yang harus ku padang sekarang adalah masa depan cerah, pikirnya dalam hati.
Oke gays gimana caper ini? Belum seberapa baper ya? Oke autor bakan buat kalian bener bener baper tentang taya dan gibran jangan lupa tinggalkan vote yup
Ivaa
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYAA.
Random. Kamu pernah merasakan jatuh cinta? Kalau iya berarti kita sama, aku juga pernah merasakannya. lalu apa kamu pernah merasakan kehilangan? Kalau iya berarti kita sama. Kamu tahu ini tentang kisah ku dan dia, dia yang manis bak fajar yang selalu ak...