Kehidupanku

171 28 24
                                    

Aku Kim Shin Ae. Seorang mahasiswi universitas di salah satu daerah Gangnam. Seorang gadis yang berusaha untuk menjadi normal layaknya seorang gadis pada umunnya.

Pagi ini aku ada jam kuliah. Seperti biasa aku akan mulai berjalan kaki, karena jarak dari rumah ke kampus ga terlalu jauh. Sebelum aku pergi kuliah Eomma selalu bilang kepadaku untuk meminum obat jika kepala ku mulai sakit. Katanya aku aku harus memakan obat itu. Dan rasanya sakit sekali jika aku tidak memakan obat itu. Rasanya aku sangat perlu dengan obat itu. Eomma bilang aku hanya perlu memakan obat itu. Eomma tidak bilang aku sakit dia hanya bilang aku kecapean.
"Makan lah obat ini jika kamu mulai merasakan sakit di kepalamu"

"Tapi eomma, kenapa aku harus minum obat ini? Apa aku sakit?"

"Aniya chagii, kamu hanya memerlukan ini. Kamu tidak sakit. Obat ini sangat penting untuk mu" eomma mengusap puncak kepalaku dengan lembut.

"Eomma, aku tidak bodoh. "

"Apa maksudmu Shin ae?" eomma berhenti mengusap puncak kepalaku.

"Aku tidak bodoh eomma, apa aku sakit parah? Apa penyakitku eomma? Berhenti membohongiku eomma" aku mencoba mengeluarkan semua pertanyaan yang ada di benak ku.

"Kim Shine Ae keumanhae!!"

"Eomma yang berhenti. Berhenti membohongi ku. Jika aku tidak sakit kenapa kepalaku selalu sakit. Kenapa selalu ada bayangan orang orang yang tidak aku kenali? Jinjha kemanhae eomma, katakan kepadaku jangan terus menerus membohongiku" eomma di bombardir beribu ribu pertanyaan oleh ku. Tapi eomma hanya diam seribu bahasa.

"Eomma jawab aku. eomma Appa eodiga? Wae Appa opseoyo? Eomma!!!!! "

Plakkk

Sebuah tamparan meluncur dengan mulus di pipi ku.
"Eomma?" aku terus memegang pipiku karena terasa panas sekali. Tamparan eomma lumayan keras.

Mata eomma mengeluarkan beberapa butiran air, eomma menangis. Terlihat dia menangis karena marah. Entah apa yang membuatnya marah ketika aku menyebut Appa.

"Berhenti menyebut Appamu. Kau tidak sakit, dan eomma tidak membohongi mu "

"Keundae wae Eomma? Wae aku selalu merasa sakit kepala? "

"Kamu hanya kecapean!"

"Wae eomma menamparku? Apa ini gara gara Appa! " aku mencoba menekannya.

"Apa benar itu karena Appa!"

Plakkkk

Untuk kedua kalinya aku mendapat tamparan dari eomma. Tiba tiba kepala ku terasa sangat sakit. Badanku mulai menyentuh dasar lantai. Kepalaku terasa sangat sakit seperti di timpa beton di tusuk jarum, rasanya sangat sakit sekali.

"Shin Ae kau kenapa? Mianhae Shin Ae. Eomma tidak berniat menamparmu."

Aku bahkan tidak mendengar suara apapun. Kepalaku terasa sangat sakit sekali. Telinga ku berdenging sangat keras. Aku melihat bayangan saat aku masih kecil, seorang laki laki tua yang aku panggil Appa, dia adalah Appa ku? Tapi kenapa disana aku di tinggalkan nya. Dia pergi dengan memegang seorang anak laki laki.

"Appa?"

Appa berjongkok berniat mensejajarkan wajah kami. Appa memegang kedua pundakku.
"Shin Ae jaga eomma mu nae.. Appa akan pergi dulu. Tapi Appa berjanji, Appa tidak akan pergi jauh dari mu. "

"Appa, eodiseoyo? Appa khajima." air mataku tumpah. Cirikhas anak kecil yang menangis sambil menarik jaket Appa.

"Appa? Nugu? Siapa namja itu? Apa gara gara dia apa pergi?" menujuk anak laki laki itu.

"Aniya Shin Ae. Appa pergi karena Appa harus bekerja." Appa mengusap wajahku yang penuh air mata.

"Wae Appa harus pergi? Apa Appa tidak menyayangi Eomma lagi? " Aku memegang tangan Eomma yang bediri di sampingku.

"Eomma ,wae Eomma tidak bebicara apapun pada Appa? Wae eomma tidak menahan Appa untuk tidak pergi ?" Eomma hanya diam saja. Eomma melakukan gerakan tubuh seperti menyuruh Appa untuk segera pergi.

"Baiklah Shin Ae. Appa harus pergi dulu nae? Jaga Eomma mu. Appa akan kembali lagi." Appa mencium keningku dan pergi bersama anak laki laki itu. Aku menangis kencang memanggil Appa.

Eomma membawakan obatku. Memasukkan nya kedalam mulutku. Dan perlahan lahan bayangan itu hilang.

"Shin Ae. Neo gwenchana?"

"Eomma wae Appa pergi bersama seorang anak laki laki?"

~~~~~~~~~~

Minta di lanjut ga nih?
Tae tae oppa nya belum muncul.

Puzzle All Memories. [KTH] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang