Hidup yang tak berujung.

123 5 0
                                    

"aku mau kamu balikin sweter yang aku kasih ke kamu, nantinya akan ku balikan lagi sama kamu, pliss!" Dengan nada memohon aku meng"iya"kan saja apa yang ia katakan

Suara telepon tertutup.

∆∆∆

Suara pendeteksi jantung dengan konstan berbunyi di ruangan yang cukup sunyi tertutup. Didalamnya terdapat seseorang yang tengah berbaring lemah diatas ranjang yang tak banyak di gunakan oleh pasien lain.

"Udah 2 tahun, dia berbaring disini, sudah terlalu lama!" Seseorang yang sama sedang menunggu nya untukk segera membuka matanya lebar-lebar.

"Iya, Bin gua minta maaf atas kejadian itu semua ini adalah hukum alam yang harus aku terima!" Ujarnya sambil menangis ditahan dan mengucek mata sipit nya.

"Ga, ini bukan sepenuhnya salah Lo lex, ini mungkin kali terakhir nya gue bisa melihat Bunga, dan mungkin akan berhenti menunggu yang tidak pasti" keduanya kini lumer dengan saling terbuka satu sama lain.

"Maksudnya?"

"Sekarang, besok mungkin lusa. Aku mungkin tak akan disini lagi menemanimu untuk menunggu Bunga di sini, karena mungkin hatiku akan berubah dengan seiring nya waktu berjalan!"

"Maksud Lo, Lo mau ninggalin Bunga dalam keadaan seperti ini?"

"Aku bukan mau ninggalin Bunga Tapi apa yang aku dapatkan selama 2 tahun setelah menunggu yang tak pasti, dokter juga tak bisa menentukan apakah suatu hari nanti dia akan sembuh atau tetapi begini saja!" Bentak nya dengan penuh penyesalan

"Dan gue mohon kepada Lo untuk tetap jagain dia, dan jangan libatkan aku lagi dalam cinta segitiga ini!" Lanjutannya yang kemudian pergi meninggalkan Alex sendirian di kamar pasien.

Hijabnya tak mampu ia lepas sekalipun, wajah nya menirus dengan seiring waktu. Bulu mata yang terlepas menandakan banyak orang yang rindu, rasa kangennya orang lain akan sosoknya.

∆∆∆

Pertemuan di kedai yang sudah kami janji kan tadi, aku menyerahkan sweter milik Arga.

"Nih, emang ada apa sih sehingga harus bener bener sekarang sama aku dikembalikan?" Sambil menunjukan barang yang ia tagih.

"Em maaf, sebenarnya ini bukan punya ku ini punya kakak ku dia baru pulang dari Jerman makanya aku sekarang bakal balikin semua yang udah aku pinjem dari dia , kamu paham ?" Aku baru tau cowok tengil(menurutku ) dia punya Kaka aku kita dia anak sulung gitu?

"Yaudah kalau gitu aku lerdi dulu ya!" Saat aku mulai berdiri ada tangan yang menjabat salah satu tangan ku untuk tetap diam

"Mau kemana? Ayo disini dulu ah ga asyik!" Aku makin gregetan sama cowok yang tepat sekali ada di hadapanku.

Terpaksa aku harus menuruti keinginan Arga untuk sejenak pergi jalan-jalan ke tempat-tempat hitz di Jogja entah mengapa aku memang agak kenal dengan nama daerah itu selain juga sejuk, pemandangan nya juga tak kalah indah lho dengan panorama yang lainnya.

Waktu berjalan begitu cepat Sehingga aku lupa ka Jeffry telah menghubungi ku 11 kali.

Kajeffry; kamu dimana? Seharian! Cepetan pulang!

Aku juga menyadari betapa aku mengelok elokan waktu, maafkan aku
;(

"Ga, ayo pulang aku sudah dicariin bude ku!" Aku mengajaknya pulang dan ia pun mengangguk

"Assalamualaikum"

"Dari mana aja? Abis pacaran sampe lupa waktu?" Belum juga menjawab salamku tadi aku langsung dihantam obrolan yang menurut ku tak penting.

"Aku pergi jalan-jalan"

"Oh, sama cowok berandalan itu? Hah?" Dasar so pengatur

"Dia bukan anak berandalan ko!" Berusaha membela dirinya sendiri

"Alahhh, ga usah ngeles kamu Kaka juga liat kamu ko..." Tanpa melanjutkan perkataanya aku sudah kepancing emosi

"Demi apapun Kaka gabololeh ngikutin kemana aku pergi dan itu privat ka, ga bisa di atur!" Pergi.

Kau, Aku Dan JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang