Penyakit Ayah

25 4 0
                                    

  Setelah sampai di rumah aku masuk ke dalam dan aku melihat ada tamu perempuan, tamu perempuannya itu ternyata kak Alissa, kak Alissa adalah kekasihnya kak Rico mereka bertemu dan saling kenal pada saat kak Rico berumur 19 tahun dan kak Alissa berumur 18 tahun. Kak Alissa biasa aku panggil kak Lissa, kak Lissa sering bercanda dengan ku kalau kak Lissa ke rumah ku saja. "Eh, kak Lissa, kakak kesini udah dari tadi kak?" tanya ku ke kak Lissa. "Iya del, dari jam 4 sore, Adel kok baru pulang sekolah?" jawab kak Lissa sambil menanya balik. "Iya kak tadi aku abis nganter teman ke rumah sakit dan di jalan macet total, jadinya aku baru pulang" jawab ku. "Ooh, del a..ayah kamu sakit, dari tadi kamu di cariin ayah tapi kamunya belum pulang terus kamu katanya Rico udah di telfon 6 kali gak ada jawaban dari kamu" seru kak Lissa dengan gugup. "Apa, ayah sakit kak?, sekarang ayah di mana kak?" tanya ku ke kak Lissa. "Di kamarnya" jawab kak Lissa. Aku melempar tas ke soffa dan lari untuk ke kamar ayah, di saat aku masuk di dalam kamar ayah ada kak Irene, kak Rico dan kak Daniel, aku masuk ke dalam aku melihat ayah sedang berbaring di kasurnya dan tidak sadarkan diri, ayah berbaring di kasurnya di kelilingi pelaratan rumah sakit. Aku melihat ayah yang kondisinya tidak sadarkan diri "rasanya aku ingin menangis sambil memeluk ayah", kemudian aku masuk dan aku berdiri di sebelah kanannya ayah, aku menahan nangis dan tiba-tiba kak Irene menarik ku keluar kamarnya ayah dan memarahi ku. "Adel sinih ikut kakak" seru kak Irene ke aku. "Iya ada apa kak?" jawab ku ke kak Irene. "Sinih, lo jadi anak gak tau di sayang ya sama orang tua" seru kak Irene. "Maksut Kakak?" jawab ku. "Lo tau ayah sakit karna siapa?" tanya kak Irene dengan wajah yang marah. "Engga kak" jawab ku. "Ayah sakit karna lo, karna mikirin lo, ayah peduli hanya sama lo ayah gak terlalu peduli sama gw tapi apa lo malah kaya gitu ke  ayah, sekarang gw tanya lo baru pulang abis dari mana?" tanya kak Irene. "Abis nganter teman ke rumah sakit" jawab ku. "Ooh lo jadi lebih peduli sama temen lo di banding ayah?, gw heran ya sama lo ayah itu nunggu lo pulang sampai-sampai ayah gak makan seharian lo tau gak, gara-gara lo ayah jadi sakit, dasar anak gak tau di untung" seru kak Irene sambil menghembus nafasnya. Aku yang di marahi Kak Irene hanya bisa terdiam dan menahan nangis dan gak lama kemudian kak Rico dan kak Daniel keluar dari kamarnya ayah melihat aku sedang di marahi oleh kak Irene, kak Rico mendekati aku dan memeluk ku dan kak Daniel menarik kak Irene. "Nih ya gw boleh jujur ke TUHAN gw lebih suka gak punya adik dari pada punya adik kaya lo, gw punya adik kaya lo gw kena musibah yang gak gw inginkan" seru kak Irene. Aku mendengar kak Irene bilang ke hadapan ku, aku langsung menangis. Kak Rico melihat aku menangis kak Rico lansung memarahi kak Irene. "Irene kamu kalo punya mulut di jaga ya, ucapan itu adalah do'a yang tadi kamu ucapkan akan di dengar TUHAN" ucap kak Rico. "Kalau misalkannya TUHAN mendengar do'a ku ini malah aku bahagia karna tidak mempunyai adik seperti mu, adik yang selalu membuat masalah di dalam keluarga ini" ucap kak Irene. Aku mendengar perkataan kak Irene aku langsung lari dan masuk ke kamar, kak Daniel memberi penjelasan ke kak Irene tapi kak Irene tidak memperdulikannya. "Irene kau ini sangat keras kepala sekali ya, kan sudah ku kata kau tidak usah marah ke Adel, Adel di beri tau juga akan ngerti, jadi kau tidak usah memarahi Adel" penjelasan kak Daniel. "Tidak aku tidak akan berhenti memarahi Adel kalau amarah ku sudah hilang" jawab kak Irene. Aku mengunci kamar ku dan kak Rico mengetuk-ngetuk pintu ku, di dalam kamar aku hanya bisa menangis saja. "TUHAN mengapa aku selalu salah di mata keluarga ku, sebenarnya apa salah ku sampai aku di benci oleh kak Irene, apa karna aku hidup di dunia ini hanya membuat semua orang sensara atau apa karna aku ini tidak taat ke pada mu jadi aku di lahirkan di dunia ini penuh dosa, ya TUHAN kalau kau memberi ku hidup hanya sebentar saja aku ingin bertemu dengan IBU ku dan kalau aku di kasih umur panjang aku ingin hidup ku di dunia ini sama dengan yang lainnya, tidak seperti ini penuh ke suraman tanpa ada tawa dan canda" seruku sambil menangis. Kemudian kak Rico mengetuk-ngetuk pintu kamar ku. "Adel buka pintunya, kakak ingin bicara sama kamu" seru kak Rico. "Pergi, tinggalkan aku sendiri" jawab ku. "Adel kali ini saja, ayo bukakan pintunya, del" seru kak Rico. "Tidak, ku bilang pergi" jawab ku dengan berteriak. Beberapa menit kemudian ayah sadar dan memanggil-manggil nama ku terus-menerus. Aku mendengar panggilan nama ku yang di sebut ayah akupun langsung pergi ke kamar ayah dan di dalam kamar ayah ada kak Rico, Kak Irene, kak Daniel dan kak Lissa. "Adel, Adel apa kau sudah pulang, nak" panggil ayah. "Iya ayah aku sudah pulang" seru ku sambil nenghembus nafas. "Syukurlah kau sudah pulang nak, ayah sangat khawatir sama kamu nak" seru ayah. "Iya ayah aku tidak apa-apa ayah, ayah tidak usah khawatir Adel udah pulang kok yah, udah di samping ayah" jawab ku ke ayah sambil menahan nangis. "Yasudah ayah harus banyak istirahat ya, yah" seru kak Rico. "Iya Rico ayah ngerti" jawab ayah. Kemudian aku naik ke atas untuk mengganti pakaian dan kak Rico mengantarkan makanan ke kamar ku, kemudian ku makan makanan ku selesai aku makan aku ke dapur untuk menaruh piring kotor dan menghantarkan bubur hangat yang di bikin Kak Lissa untuk ayah. "Ayah, ayah makan dulu ya yah" seru ku sambil menaruh mangkuk di atas meja ayah. "Iya Adel, da udah makan belom?" tanya ayah ke aku. "Iya ayah tadi Adel sudah makan" jawab ku. "Baguslah kalau begitu" seru ayah. Setelah itu aku menaruh mangkuk kotor yang tadi ayah pakai, setelah itu aku masuk ke kamar dan tidur untuk menunggu hari esok.

•••••NEXT•••••

Two Different People Have One Thing In CommonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang