"Ternyata kau juga menyadarinya ya..." bisik Hiraku.
Skip time~
Ting...tong...
Bel istirahat berdering. "Jadi, pelajaran sampai sini. Minggu depan kita lanjutkan. Sampai jumpa." Yuzu, guru kesenian, tersenyum lalu keluar dari kelas.
Asami berdiri dari duduknya dan berjalan ke samping meja Tamaki dan Yuu. "Maki-chan, Yuu, ke kantin?" tanya Asami. Tamaki melirik Yuu lalu kembali menatap Asami.
"Maaf, Asami-san. Aku bawa bekal. Jadi, aku tidak ke kantin. Maaf." jawab Tamaki sambil tersenyum. "Heh...begitu ya... Kalau Yuu?" Asami beralih pada Yuu. "Aku? Aku juga tidak bisa. Aku mengajak Iva untuk makan bekal di atap. Jadi aku tidak bisa. Maaf."jawab Yuu.
"Eh... Begitu ya. Jadi, aku sendiri ke kantin."ucap Asami dengan air mata palsunya itu. "Hiraku ada kan?" tanya Yuu melirik Hiraku yang duduk di depannya. "Hah...Hiraku-sama? Jika aku pergi ke kantin dengannya, aku akan di kerumuni oleh pengikutnya. Kalian tau sendiri dimanapun dia berada, disana selalu ada pengikut setianya. Ish, aku tidak mau dikerumuni pria berandal seperti itu."jawab Asami sambil melirik Hiraku.
Hiraku menoleh ke belakang, lebih tepatnya pada Asami. "Berandal tapi ganteng bukan?"ucap Hiraku sambil memasang tampang sok kerennya itu. Dia memang udah keren dari lahir kok... Haha...
"Pft...haha... Ganteng katamu? Paling yang ganteng cuma 1 atau 2 orang. Dan kau—"
"Aku salah satunya. Benarkan?" potong Hiraku. "Huft...dasar kau. Kau itu memang yang paling Gan—ups..." Asami menutup mulutnya.
Hiraku menyeringai pada Asami. "He...kau ingin bilang aku ganteng ya...? Hm,hm, Asami-chan. Aku benar kan?"ucap Hiraku menaik turunkan alisnya. "A-i-itu, aku...Ng... T-tidak mungkin aku bilang kau ganteng dasar berandal."jawab Asami.
"He...kalau begitu. Antara aku dan Yuu, siapa yang paling ganteng?" tanya Hiraku. "Hey, jangan bawa-bawa aku juga Hiraku."bantah Yuu. "Tenanglah Yuu. Asami, siapa? Aku atau Yuu?"tanya Hiraku lagi. "Tentu saja—"
"Aku."potong Hiraku menunjuk dirinya sendiri. "Aku tidak bilang itu dasar Bad boy! Kalian tidak ada ganteng gantengnya sama sekali." protes Asami sambil memukul lengan Hiraku.
"Begitu ya... Kalau begitu, sana pergi sendiri. Aku tidak mau menemanimu dan jangan bicara padaku lagi."ujar Hiraku dan Yuu bersamaan dengan wajah datar.
"E-eh...kalian... Ish, kenapa sih? Hiraku-sama, ayo kekantin. Yuu pergi lah bersama Maki-chan. Dia sudah menunggumu dari tadi."ucap Asami sambil menunjuk Tamaki yang hanya diam sedari tadi.
"Tak perlu kau katakan. Maki-chan ayo pergi. Nanti keburu bel masuk bunyi." ujar Yuu pada Tamaki. Tamaki mengangguk. Dan, mereka pun pergi meninggalkan Asami dan Hiraku.
"Hiraku-sama, ayo."Asami menarik Hiraku berdiri dari duduknya dan membawanya kekantin. "Kau mau bawa aku kemana?"tanya Hiraku dengan tampang datarnya.
"Aku sudah bilang mau ke kantin bukan."jawab Asami. "Tidak. Aku tidak mau. Pergi sendiri. Kau bilang kau tidak ingin dikerumuni pengikutku dan kau juga tidak mau pergi bersamaku tadi. Sekarang, pergi sendiri."Hiraku melepas tarikan Asami pada lengannya.
"Hee...Hiraku-sama marah? Ayolah, aku hanya bercanda. Kau itu ganteng kok."ujar Asami. "Kau jujur?" tanya Hiraku. Asami mengangguk. "Bailah, ayo pergi..." kini Asami yang ditarik Hiraku ke kantin. Dan seperti yang dikatakan Asami sebelumnya, pengikut Hiraku sudah mengikuti mereka.
Itu pengikut atau stalker ya? Ah sudah lupakan.
Di rooftop...
"Ittadakimasu!! (Selamat Makan!!)" seru dua orang murid—Yuu dan Tamaki—dan melahap bekal yang mereka bawa. Eh, bukan. Makanan yang dibawa Tamaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Salahku? (DISCONTINUED)
Short StoryKenapa aku dilahirkan di dunia ini? Kenapa aku ada jika hanya untuk melampiaskan kemarahanmu padaku? Apa aku salah? Apa aku salah terlahir di dunia ini? Kenapa kau begitu benci padaku? Kenapa kau membedakan diriku dengan adikku? Apa dimatamu aku sel...