Chapter 5

2.1K 35 3
                                    

Hai hai hai!! Shi-chan balik lagi!! Sesuai janji Shi-chan sebelum hiatus, Shi-chan up sekarang. Jadi, itu aja. Vote and comment kalian jangan lupa lho~ Shi-chan kepengen sama vote and comment dari kalian... Gitu aja dulu. Jadi, Selamat membaca^^

-
-
-
-
-
-

Asami menatap sedih kalimat yang terukir di pasir. "Hey, Maki. Sudah ku bilang kan, jangan berpikir yang bukan bukan. Jangan sedih terus. Aku, Yuu, dan Hiraku-sama kan selalu bersamamu. Jadi, jangan sedih lagi ya? Ya ya ya? Aku mohon..."ujar Asami sambil memeluk leher Tamaki.

"Tapi, bagaimana...caranya Asami-san? Kenapa... Mereka—"

"Ssh... Diam. Tolong. Jangan bicara seperti itu. Jangan berpikir hal macam-macam. Tenang, jangan sedih lagi." potong Asami. "Tapi—"

"Kau mau Yuu marah padamu karena kau seperti ini? Apa Maki mau Yuu, Raku-sama dan aku marah padamu karna kau terus sedih seperti ini?"potong Asami.

Tamaki menggeleng cepat. "Tentu saja tidak Asami-san."gumam Tamaki. "Kalau begitu, berhenti berpikir seperti itu. Jangan sedih  lagi. Kau ingin tersenyum bukan? Kalu begitu, kau bisa tersenyum bersama kami. Aku yakin, ayahmu juga akan tersenyum di atas sana saat melihatmu tersenyum bahagia disini. Aku yakin. Jadi, teruslah tersenyum. Mengerti?" ujar Asami memeluk erat Tamaki yang sudah menangis.

Setetes cairan bening ikut terjatuh dari mata Asami. "Aku juga merasakan apa yang...kau rasakan, Maki-chan. Aku ingin...bertemu dengan kakakku." gumam Asami.

Dua gadis remaja itu menangis di bawah langit senja dan disertai dengan suara deruan ombak. Matahari sudah mulai turun.

Di tempat lain...

"Kau lihat. Sudah kubilang, pasti Asami bisa mengatasinya. Walau ya... Terasa aneh gitu."ucap seorang pria di atas motornya menatap dua gadis yang sedang duduk diatas pasir saling membagi kesedihan yang mereka rasakan.

"Para gadis itu memang sangat sulit untuk dipahami."ujar seorang pria lagi yang juga duduk di motornya. Mereka, Yuu dan Hiraku, terdiam beberapa saat. "Sekarang, bagaimana? Kita pulang?"tanya Hiraku.

Yuu menggeleng. "Lalu?"tanya Hiraku lagi. "Besok kita libur kan?" tanya Yuu balik. Hiraku mengangguk. "Kenapa?"tanya Hiraku. "Bagaimana...kita nginap disini?" usul Yuu.

"He? Disini? Kau yakin?"tanya Hiraku. "Daripada terjadi sesuatu lagi pada Maki. Lagipula besok juga libur. Disini juga aman. Tidak akan terjadi apapun disini. Percayalah. Aku sudah mengenal tempat ini dari dulu. Jadi, tidak perlu khawatir."jawab Yuu.

"Hm...baiklah. Tapi, mereka?" Hiraku menunjuk Tamaki dan Yuu yang masih duduk diatas pasir dan sudah berhenti menangis. "Pulang dulu. Nanti, aku jemput Tamaki. Kau jemput Asami."ujar Yuu.

"Sudah kuduga." gumam Hiraku. "Setelah itu, kau ke rumah Tamaki. Lalu baru kita pergi. Ok?"lanjut Yuu. "Ok." jawab Hiraku. "Panggil mereka." ujar Yuu. "Aku terus. Kenapa bukan kau ha?" kesal Hiraku.

"Suaraku tidak sekaras suaramu." jawab Yuu. "Tch," decih Hiraku. "Maki!! Asami!! Ke sini lah!! Kita pulang dulu!!" teriak Hiraku. Asami dan Tamaki menoleh pada Hiraku.

"Baiklah, Raku-sama!!"seru Asami dari sana. Asami dan Tamaki berdiri dan berlari ke arah Yuu dan Hiraku.

"Setoguchi-kun, Kazuki-kun, kita pulang sekarang?" tanya Tamaki pada Hiraku dan Yuu. Mereka mengangguk. "Heh... Padahal aku masih ingin disini."ucap Asami.

"Tadi kau bilang disini dingin. Sekarang pulang tidak mau."ucap Yuu. "Hmph, biarin. Wek..."Asami menjulurkan lidahnya mengejek Yuu. "Aku potong lidahmu Asami." ujar Yuu.

Asami langsung menutup mulutnya. "Mou~ Raku-sama, Yuu ingin melukaiku."ucap Asami mengadu pada Hiraku. "Jangan mengadu. Kau bukan anak kecil. Cepat, ambil tasmu dan tasku. Dan naik cepat."jawab Hiraku.

"Hm... Hmph! Tidak. Aku tidak mau." tolak Asami. "Asami..."ujar Hiraku. "Nggak!"jawab Asami. Yuu hanya geleng-geleng kepala mendengar pertengkaran Asami dan Hiraku. "Maki, naiklah. Bawa tasku juga ya?"ucap Yuu pada Maki yang sudah selesai memakai sepatunya kembali.

Maki berdiri dan mengangguk. Mengambil tasnya dan tas Yuu, dan duduk di motor Yuu. "Asami, naik cepat. Kau mau melewatkan melihat matahari terbenam nanti? Satu setengah jam lagi—"

"Kita kesini lagi?"potong Asami. "Nginap disini."jawab Yuu. "Eh?" gumam Asami dan Tamaki bersamaan. "Heh?!"kaget mereka setelah itu. "K-kalian yakin? D-disini? Kalian bercanda kan? Nginap di pantai yang... Sepi ini?" tanya Asami.

"Tidak perlu takut. Ada aku dan Yuu. Kalian jangan takut. Jika ada yang mengganggu kalian, aku akan hajar mereka. Kalian tau aku hebat dalam berkelahi kan?"ujar Hiraku menenangkan Asami dan Tamaki yang terlihat takut.

"Apalagi kita punya orang yang pintar menggunakan senjata untuk berkelahi. Psiko Prince. Kalian ingat kan?" lanjut Hiraku menoleh pada Yuu. "Tch, aku bukan Psikopat. Apalagi Psiko Prince. Apaan itu?" kesal Yuu.

"Maki, hati-hati jika bersamanya. Mungkin dia akan melukaimu." canda Hiraku. Asami mengambil tasnya dan tas Hiraku lalu duduk di motor Hiraku. "Tidak akan."ucap Yuu. "Ya, itu benar. Setoguchi-kun tidak mungkin melukaiku." ucap Tamaki sambil tersenyum.

"Kalian ini, aku hanya bercanda. Jangan menganggap ku serius terus." ujar Hiraku disertai tawa kecil. "Sudahlah, ayo kita pergi. Nanti kesini lagi."ujar Yuu sambil menghidupkan motornya.

"Baiklah. Dari rumah Maki, kita kesini." ujar Hiraku. "Eh? Jadi, di rumah ku? Apa yang...akan kukatakan pada ibuku jika—"

"Aku yang akan jawab. Tenang saja." potong Yuu. "Tetap dari rumah Maki?" tanya Asami. Yuu mengangguk. "Raku, antar Asami dulu. Kalau kau sudah selesai siap-siap, jemput Asami dan kerumah Maki. Aku kerumah dulu baru ke rumah Maki."jelas Yuu.

"Mengerti."jawab Hiraku menghidupkan motornya. "Sampai bertemu di rumahmu, Maki-chan." ucap Asami sambil tersenyum. Tamaki mengangguk.

Mereka pun pergi ketempat tujuan mereka masing-masing. Yuu kerumahnya bersama Tamaki, dan Hiraku mengantar Asami.

🌸*T*B*C🌸

Vote and Comment nya jangan lupa lho~

Ja ne~

Sampai ketemu di chapter selanjutnya^^

Salam hangat dari Tamaki, Yuu, Asami dan Hiraku.


🍭Shi-chan🍭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apa Salahku? (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang