#5 Awal Mula

35 12 3
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya Sarah bangun pagi, menyiapkan bekalnya dan sarapan di meja makan bersama Reyhan.

Disinilah sekarang Sarah, meja makan. Rasanya Sarah tidak ingin sekolah, malas dan bingun harus melakukan apa nanti ketika di sekolah. Padahal sebelum-sebelumnya Sarah tidak memusingkan apa yang harus dilakukanya, tapi setelah kejadian kemarin. Pak Imam menunjuk nya sebagai partner belajar Agam, semuanya terasa menyebalkan.

Bagaimana tidak? Sarah sudah bertemu dengan Agam. Pertama ketika tabrakkan di halaman sekolah, dan kedua ketika tabrakkan di gedung acara promosi. Tentunya kedua pertemuan tersebut sudah membuktikan bahwa Agam itu menyebalkan, ralat!! Sangat menyebalkan.

"Sar nasi gorengnya dimakan, jangan dibuat mainan. Pamali sar!" Celetuk Reyhan menyadarkan Sarah.

"Hmm iya kak"

"Eh Sar, kemarin bunda ngabarin abang. Besok bunda sama Ayah pulang" ucap Reyhan penuh sumringah.

"Ooohhhh"

Reyhan menautkan alisnya samar. "Tumben gak semangat, biasanya kamu yang paling semangat "

"Gak papa, Sarah kira Ayah sama Bunda udah lupa sama kita" Sarah tersenyum tipis, dan berlalu meninggalkan Reyhan yang masih memperhatikanya dari meja makan.

Reyhan sangat bingung dengan sikap adiknya pagi hari ini, jika ada masalah, adiknya itu selalu bercerita kepadanya, tapi berbeda dengan hari ini Sarah sedang tutup mulut dan tidak ingin berkata apapun.

"Sar ini nasi goreng kamu belum abis!!" Teriak Reyhan karena Sarah sudah jauh dan berada di ruang tamu.

"Abisin aja bang, Sarah mau berangkat" Sarah hendak melangkahkan kakinya keluar rumah tapi sebuah tangan menahanya.

"Abang anterin ya??" Sarah menaikkan satu alisnya.

"Tumben mau nganterin?"

"Emang abang sekali-kali gak boleh nganterin kamu" Sarah mengerucutkan bibirnya

"Yaudah ayo"

Reyhan tersenyum ketika adiknya mau diantarkan ke sekolah.

***

Kringg...Kring........

Sarah hendak menuju perpustakaan kali ini, tapi pak Imam tiba-tiba saja memanggilnya ke ruang guru. Sarah sudah bisa menebak pak Imam akan menyampaikan apa kepadanya, jika bukan OSIS, pasti soal Agam.

Sarah membuka pintu ruangan guru, dan sepertinya pak Imam sudah menunggunya.

"Oh iya sar silahkan duduk"

"Ada apa ya pak manggil saya kesini" Tanyanya kepada pak Imam yang masih membereskan tumpukkan berkas-berkas kertas.

"Bapak mau bilang sama kamu, mulai hari ini kamu bisa membantu Agam menjadi partner belajarnya" Seperti dugaan Sarah pak Imam benar-benar menyampaikan mengenai Agam.

"Kamu juga bisa tanyakan kepada Bu Ninik selaku wali kelas Agam, pelajaran apa saja yang tertinggal oleh Agam. Walaupun Agam sudah tau tapi kamu sebagai partner belajarnya juga perlu tau" Sarah hanya mengangguk paska pak Imam menjelaskan.

"Yasudah kamu boleh kembali"

Sarah keluar dari ruang guru, rencananya dia akan menjadi partner Agam mulai besok. Tapi sepertinya tidak bisa, karena pak Imam sudah mengingatkanya terlebih dahulu. Mungkin setelah kejadian hari-hari Sarah akan menjadi buruk.

Sarah berjalan dikoridor sekolah menuju perpustakaan, waktu istirahatnya berkurang banyak karena pak Imam, padahal pak Imam hanya mengingatkan dirinya mengenai Agam.

Hate to be LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang