O

631 96 51
                                    

Senja mengantarkan kepulangan mereka dari pulau, sinarnya yang berwarna oren kemerahan tampak damai terlihat diufuk barat.

"aku melihatmu tidak banyak makan tadi disana, apa kau ingin hm kau tau membuat barbeque dan makan malam di rumahku?" Taeyong bertanya pada Ten saat mengantarkan pemuda tersebut sampai ke depan rumahnya.

"hmm, apakah ada yang pernah mengatakan tidak kepadamu sebelumnya Taeyong?"

Taeyong terlihat berfikir, menggelengkan kepalanya untuk memberikan jawaban.

"oke, jadi aku akan membuat sejarah sekarang" Ten tersenyum jahil.

"selamat malam Taeyong" kemudian kakinya melangkah masuk kedalam rumahnya.

"kau mulai lagi, mengusikku cantik." Taeyong bergumam pada dirinya sendiri saat melihat Ten menoleh dari depan pintu rumahnya dan melambaikan tangan.

..

Malam itu Taeyong kembali duduk di halaman rumahnya tentu dengan kursi penyendirinya, ditemani alunan musik klasik dengan bintang yang bertabur diatasnya.

Seseorang mengamatinya dari kejauhan sebelum menutup kembali tirai putihnya.

ddrrrt ddrrrt

Dering ponsel menghentikan lamunannya tanda ada panggilan masuk.

Jisoo

answer | ignore


Dia memilih untuk menekan tombol merah dan kembali meletakkan ponsel tersebut di meja kecil sebelahnya.

"Jika kau membawa tulang ayam entah dari mana buang itu sekarang Biggy"
Taeyong melihat Biggy berjalan ke arahnya dan langsung duduk di pangkuannya, ia mengelus bulunya sebentar sebelum sadar bahwa dilehernya disematkan gulungan kertas kecil berwarna pink.

'Dinner. my house. 20 minutes.'

Pesan dengan tulisan tangan yang sangat cantik sama seperti orang yang menulisnya, kepalanya dengan otomatis menoleh ke arah rumah yang letaknya beberapa meter dari rumahnya, sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman.

"anak baik"

Taeyong mengusap kepala Biggy dan berjalan kembali ke rumah untuk berganti pakaian.

..

"hai"

"hai"

Ten membuka pintu depan rumahnya dengan senyuman, ia mengenakan kaos abu-abu panjang dan celana pendek selutut.

Sebelum makanan siap Taeyong berakhir dengan membuat kandang untuk Smolly dan anak-anaknya.

'aku bisa membuat kandang darimana huh mana ada keranjang sempit seperti ini disebut kandang'
Taeyong merekatkan isolasi dengan kardus kotak sebagai sentuhan terakhirnya, besok dia akan membeli kandang, ini hanya dalam keadaan darurat, masih lebih baik jika harus tidur di keranjang yang sempit.

"kurasa mereka akan senang dengan rumah barunya"

"terimakasih Taeyong"

"hm kau memasak?"

"aku sedang melakukannya sekarang" Ten kembali memotong sesuatu dan memasukkannya ke dalam mangkuk.

"apa ini kau?" Taeyong menunjuk satu foto yang tertempel di kulkas dengan gambar anak kecil yang sedang tersenyum lucu.

"ya, itu aku. itu adalah memori favoritku."

"dibelakangnya ada rumah dimana tenpat aku dibesarkan, kami biasanya berenang, bersepeda dan memancing, dan aku akan memainkan hal konyol lain disana, ayahku akan menceritakan cerita kepadaku saat malam hari tentang rasi bintang"

The Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang