Mid-Semester (Part 3)

525 49 0
                                    

20 tahun yang lalu...

Kejadian itu sudah lama sekali. Shinsou masih belum mengetahui apapun tentang kekuasaan keluarganya apalagi dunia luar. Ia seperti boneka yang hadir di antara para vampir itu. Hanya melakukan apa yang diperintahkan.

Tapi, ia memiliki teman... dua orang yang mengikutinya kemana pun. Kadang canda dan tawa menghiasi hari-harinya yang suram. Pikirannya masih polos... dan ia berharap teman-temannya itu selalu berada disisinya.

"Hitoshi! Sudah berapa kali ayah bilang, dia bukan vampir! Tak ada setetes pun darah kaum kita di nadinya!"

Namun takdir berkata lain. Temannya yang seorang penyihir hitam tidak boleh bermain lagi bersamanya. Penyihir hitam itu adalah anak dari pengikut ayah Shinsou. Dan ia harus mulai mempelajari tentang keluarganya. Tak ada waktu lagi untuk bermain.

"Keluarganya telah mengkhianati kita. Bunuh mereka semua, Hitoshi! Ini perintah!"

Meskipun seorang vampir, Shinsou merasakan apa yang dirasakan manusia. Entah mengapa dia begitu berbeda dari vampir lainnya. Ia bisa merasakan empati dan kasih sayang.

Karena itulah saat Shinsou diperintahkan membunuh seluruh keluarga Lebt, teman vampir Shinsou, pemuda itu meminta pada ayahnya untuk memaafkan mereka. Permintaan Shinsou itu dikabulkan dengan syarat, kakak Lebt harus dibunuh dan Lebt sendiri dikirim ke pengasingan selama lima tahun.

"Tolong... j-jangan bunuh aku! Bunuh saja mereka... Ya! Bunuh keluargaku! B-biarkan aku hidup dan aku akan setia melayanimu! Seumur hidupku!"

Itu yang dikatakan si penyihir hitam. Ketika keluarganya mengikuti jejak keluarga Lebt. Ya... memberontak dan berkhianat. Namun gadis itu tidak ingin berkhianat.

Ia memohon dengan menyedihkan, kalau boleh bilang. Tubuhnya penuh luka, sapu terbangnya menjadi tumpuannya untuk berdiri. Si gadis bahkan tak berani menatap matanya lagi.

"Salah siapa dia menjadi menyedihkan seperti ini?! KAU! KAU DAN ETIKA BODOHMU! SEMUA SALAHMU, HITOSHI!"

Lima tahun diasingkan dan saat kembali, semuanya sudah berubah. Bukan hanya itu, kedua temannya sudah berubah dalam waktu yang singkat. Apa yang terjadi saat ia tak ada? Lebt tahu Shinsou adalah penyebabnya.

Jika saja Shinsou bukan seorang vampir yang memiliki hati... semuanya pasti akan berbeda. Semuanya.

"Hitoshi, bunuh mereka!"

"Hitoshi, maafkan aku."

"HITOSHI!"

--Dan Shinsou memilih untuk pergi ke dunia luar.

.

.

.

.

"Hitoshi-kun?"

Shinsou tersadar dari lamunannya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali sebelum menengok Auris yang duduk manis disampingnya. Mata coklatnya menatap Shinsou penasaran.

"Pemandangan dari sini lumayan bagus," Auris menunjuk bulan yang bersinar terang malam itu. "Aku ingat kita bertiga sering melakukan hal ini dulu. Apa Hitoshi-kun masih ingat nyanyiannya?"

Keduanya sedang duduk di salah satu dahan pohon tertinggi di hutan itu. Mengamati daerah sekitarnya sebelum membangun tenda disini. Langit entah mengapa tidak tertutupi kabut dan awan seperti biasanya. Di atas sana, bulan bersama para bintang menghiasi langit malam.

Mist Academy book 1: The Student Council [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang