02

4.1K 537 68
                                    

Suku Pastun merupakan suku etnik yang berasal dari orang-orang Iran-Pakistan yang hidup di bagian timur laut Afganistan. Mereka menggunakan bahasa Pashto yang berbeda dengan bahasa Dari yang umum digunakan di Afganistan. Suku ini hidup menyebar ke berbagai negara, bahkan negara besar seperti Jerman atau Kanada, bahkan Rusia. Namun, suku Pashtun yang hidup di daerah konflik Afganistan adalah terbesar kedua setelah suku aslinya di Pakistan.

Mereka memiliki prinsip hidup di jalan kepercayaan mereka yang sangat dipegang erat sebagai panutan hidup para anggota suku ini. Sebutannya adalah Pushtunwali, diikuti secara religius, seiring sejalan dengan ajaran agama Islam yang kental dengan budayanya, mencakup praktik berikut: melmastia (keramahan dan perlindungan bagi setiap tamu); nanawati (hak buronan untuk mencari perlindungan, dan penerimaan tawaran damai yang tak terbantahkan); badal (hak perseteruan darah atau balas dendam); tureh (keberanian); sabat (ketabahan); imandari (kebenaran); 'isteqamat (ketekunan); ghayrat (pertahanan harta benda dan kehormatan); dan namoos (pertahanan wanita).

Suku ini selama beberapa generasi telah bertahan dari perang, tersebar di berbagai penjuru negara. Dan tiap daerah mereka, sesuai dengan prinsip dan kepercayaan mereka, umumnya para lelaki dewasa akan bersikap dan mempersiapkan diri mereka untuk menjadi ksatria pelindung yang hidup di tengah perang. Melindungi keluarga, tetangga, komunitas bahkan negara dari mereka yang zalim.

Dari sebuah sudut desa, beberapa kali terdengar suara besi yang diasah di atas batu. Suara itu sudah terdengar sejak tadi pagi, dan masih terdengar jelas hingga matahari hampir tepat ada di atas kepala. Seorang pria tengah serius mengasah pedangnya. Dia memakai turban untuk melindungi kepala dari sengatan sinar matahari dan pasir guurn yang beterbangan. Jika diamati dari dekat, terlihat dari sela turban itu peluh berjatuhan bersama debu di kulitnya akibat panas yang mendera seluruh daratan itu.

Pria itu melakukan aktivitasnya dalam diam. Ia tahu, sekelompok wanita berjalan melewatinya saat ia bermaksud untuk beristirahat. Ia tahu beberapa wanita itu mencuri pandang ke arahnya, namun mata kehijauan milik sang pria tak tergerak dari senjata di yang tengah ia asah. Pria itu tak boleh menatap mereka, para wanita yang bukan anggota keluarga. Si pria sangat memahami hal itu. Namun, salah satu langkah dari kelompok wanita itu entah bagaimana, menarik perhatiannya. Langkah seorang wanita yang berjalan paling belakang dari mereka.

Rakheem, pria itu, akhirnya mengangkat wajah dan menatap wanita terakhir yang berjalan melewatinya. Mata hitam legam wanita itu pun mengamati Rakheem, mereka bertukar pandang tak lebih dari dua detik, sebelum kemudian dengan sadar diri mereka menunduk, menyembunyikan mata mereka satu sama lain. Rakheem mengenal wanita itu. Dia adalah Lila, seorang pejuang wanita. Namanya terkenal di antara para prajurit karena wanita itu adalah satu-satunya yang bertahan dari keluarga besarnya yang telah meninggal akibat dampak perang dan penyakit. Wanita itu tegar, kuat dan ... cantik.

Tapi tidak, itu tidak menggetarkan hati sang Rakheem.

Rakheem tahu, perasaan seperti itu sama sekali tidak cocok baginya.

"Kakak," panggil seseorang. Suara gadis yang sangat tak asing bagi Rakheem membuatnya segera mengangkat wajah dan menatap seorang gadis yang mengintip dari dalam rumah di balik punggungnya, "Ibu memintaku untuk memanggilmu pulang sebelum makan malam. Ia bilang, ia tak ingin kau melewatkan makan malam lagi."

"Aku mengerti. Tunggulah sebentar, Nameera."

Nameera adalah adik perempuan satu-satunya yang sedarah dengan Rakheem. Ibu mereka telah meninggal saat Rakheem berusia tujuh tahun dan Nameera masih lima tahun. Penyakit paru-paru dan komplikasi lain, penyakit yang banyak diidap oleh kaumnya karena keterbatasan air bersih dan makanan yang sehat, banyak merenggut nyawa kaum Pashtun. Persis seperti yang terjadi di keluarga Lila.

The Arms of The Martyr (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang