Cowok Selalu Salah. Camkan Itu.

1.3K 87 12
                                    

"Sayang maaf ya, aku sampai lupa kalo ini rumah kamu."

Ica ketiduran di rumah gue, sebenarnya gue mau ketawa. Tapi kan gue harus pura-pura ngambek.

"Udah nontonnya? Nggak mau pulang?"

"Kamu ngusir?"

"Kamu pulang naik ojek online aja ya. Aku ada tugas, deadline besok."

Raut wajahnya Ica berubah kayak sedih-sedih bete gitu. "Kamu marah ya gara-gara hari ini aku malah ngabisin waktu sama kak Sophie?"

Gue geleng-geleng kepala.

"Udah ngaku aja, lucu ih kalo ngambek gini." Ica noel-noel dagu gue.
Gue menghindar, "Apaan sih."

"Kamu kenapa sih? Aneh banget, kayak cewek yang lagi dapet aja. Nggak jelas."

"Biasa aja tuh. Balik gih udah mau tenggelam tuh matahari."

Ica natap gue dalam. Seolah-olah dia nggak percaya kalau gue ngomong kayak gitu. Gue juga nggak percaya sih, gue bisa ngomong gitu. Hebat kan.

"Baru pertama kali dateng ke sini udah langsung diusir. Makasih."

Ica berdiri make slingbag-nya dengan muka kesal. Gue mau ketawa kencang banget rasanya.

"Nyebelin banget sih, sabar, Ca, sabar."  Ica ngoceh sambil jalan, suaranya sedikit gede, sengaja biar gue dengar.

Akhirnya gue ketawa, gue samperin Ica yang lagi ngotak-ngatik handphone.

"Sayang, yuk aku anter."

Gue cepat-cepat ambil motor, "Naik yuk."

Ica nggak noleh ke arah gue.

"Akting aku udah ngelebihin Lele Minho belum?" gue masih ketawa, sedangkan Ica masih nggak noleh.

"NGGAK LUCU!"

Kaget.

Gue kaget. Hampir aja jatuh sama motor. Buset, seram amat si Ica.

Gue lihat Ica kebingungan sambil ngotak-ngatik handphone-nya. "Pake error segala lagi!"

"Udah ayo aku anter, maafin aku, sayang."

"Ica, kamu dengar aku nggak sih? Aku tahu aplikasinya lagi error. Tinggal naik ke motor aku aja apa susahnya sih?"

"Kok kamu marah ke aku sih? Sumpah ya, kamu nyebelin banget!"

Ica jalan ninggalin gue, rumah gue perumahan dan lumayan  jauh dari jalan raya. Gue kejar Ica pake motor.

"Aku nggak marah, ini udah mau malam. Ayo naik."

"Nggak! Udah sono pulang ngerjain tugas! Aku kan nggak sepenting tugas kamu."

"Iya juga ya," jawab gue spontan.

Ica berhenti, "IHH!!! MAU KAMU APA SIH? PUTUS? HA?"

"Lah? Siapa yang ngomongin putus, sayang?"

"Tau ah! Sono nggak usah ikutin aku."

Oke, gue balik arah.

"JULIANNNN!!! KAMU HARUSNYA MAKSA AKU BUAT NAIK!!"

Tarik napas, embuskan. Yaudah lah ya. Tarik napas, embuskan. Cowok selalu salah. Tarik napas, embuskan. Tarik napas, embuskan.

GITU AJA TERUS SAMPAI GUE BERUBAH JADI JULI!

Cinta Pertama JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang