Hello doctor

1.3K 76 37
                                    

Saat melangkahkan kakiku masuk kedalam gedung ini tercium bau aroma obat-obatan yang memuakan. Hawa rumah sakit selalu terasa menegangkan bukan?

Aku tak ingin bahkan tak pernah bercita-cita menjadi seorang dokter. Terlalu banyak beban. Saat semua orang menggantungkan hidup dan matinya padamu, kurasa aku takkan sanggup. Bukan berarti aku membenci dokter. Jangan gila itu pekerjaan yang -well- cukup mulia bukan?

Berbicara mengenai dokter tiba-tiba sel dalam otakku mulai membuat ulah dengan merangsang sel ingatan ku untuk kembali mengenang seseorang yang berprofesi sebangai dokter yang kemudian memberikan sayatan-sayatan luka kasat mata pada hatiku dan suntikan mati pada perasaan ku.

Oke. Stop.

Tanpa sadar aku menghentikan langkahku dan menutup mata. Kutarik nafas dalam lalu mulai melangkah kembali mendekati resepsionis.

"Permisi agashi" kataku sopan

"Ya ada yang bisa saya bantu" jawabnya sopan

"Aku ingin bertemu dokter park pada bagian ahli dalam" kataku

Dia melirik jam dinding yang besar menggantung di ruangan ini.

"Anda sudah melakukan reservasi nona?" Tanyanya.

"Yaa sebenarnya jadwalku jam 8 tapi aku terjebak macet sehingga baru sampai sekarang" kataku

"Aku tak yakin tuan park masih diruangannya, tapi akan coba kuhubungi sebentar"

"Ne tolong agashi"

Aku tau seharusnya aku datang tepat waktu tapi salahkan traffic light yang membuatku tertahan hingga baru sampai saat ini. Biar kujelaskan sedikit. Aku melamar pekerjaan pada suatu perusahaan yang bergerak dibidang keuangan setelah melakukan serangkaian tes dan interview, aku harus melakukan medical check up dimana rumah sakit dan dokternya telah dipilihkan oleh perusahaan. Jadwalku adalah pukul 8 malam tapi karena drama traffic light dijalanan tadi aku baru bisa sampai disini pada pukul 9 lebih. Aku tau ini sangat terlambat. Tapi kumohon aku sangat menginginkan pekerjaan ini.

"Nona" aku tersadar dari lamunanku

"Ne agashi" jawabku

"Dokter park sudah pulang setengah jam yang lalu, namun beliau bilang pemeriksaan akan dilakukan oleh dokter lain yang kebetulan masih ada disini, anda keberatan?"

"Ah tidak agashi aku tidak keberatan, asalkan berkas medical check up ku bisa dikirim secepatnya pada perusahaan aku tidak keberatan"

"Baiklah silahkan naik kelantai lima, lorong kiri, diruangan dokter park" katanya ramah

"Gomawo agashi" jawabku

***
Didalam lift aku hanya sendiri dengan pantulan bayangan dari kaca yang mengelilingi lift ini. Aku tak ingin memperhatikannya karena banyak cerita horor tentang lift berkaca bukan?

Ting!

Akhirnya aku bisa keluar dari ruangan pengap itu. Baru saja aku menapakan kakiku dilantai ini tapi suasana disini begitu mencekam. Ini lebih horor dari didalam lift tadi.

Bayangkan saja lorong kanan begitu sangat gelap sementara lorong kiri hanya terdapat cahaya remang. Bukan kah ini rumah sakit mewah? Kenapa mereka tidak menyalakan lampunya? Mereka tidak sanggup membayar tagihan listrik atau bagaimana?

Kulangkahkan kakiku cepat menuju lorong kiri dan menemukan nama dokter park pada pintu ketiga dari lift. Aku mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Oh cepatlah aku mulai merinding. Kucoba mengetuk dengan lebih keras lagi namun hasilnya sama. Kucoba mengetuk untuk ketiga kalinya dengan cara lebih keras bahkan setengah menggedornya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang