3

32 5 0
                                    

Yudha melepas jaket boomber nya lalu menyampirkan disebuah kursi disebelahnya. Seperti biasa berkutat kembali dengan buku-buku di perpustakaan ialah tujuan utamanya ditempat ini, laporan kalkulus dan fisika teknik telah menanti untuk dikerjakan. Dengan helaan nafas berat, ia membuka satu buah buku bersampul putih berjudul "Fisika Dasar" dibukanya perlahan lalu membaca deretan kalimat itu.

"Mekanika Gelombang Bunyi Fluida Kalor..." eja nya pelan lalu lagi-lagi ia menghela nafas. Jemarinya mengetik kata demi kata membentuk paragraf.

"Pusing lama-lama ini mah"

Yudha mengedarkan pandangannya kelangit-langit perpustakaan, lalu mendapati Nisa yang hendak berjalan turun dari tangga lantai atas. Yudha menyeringai lalu buru-buru ia menghampiri Nisa.

"Nis"

Nisa menoleh, mendapati anak dengan tubuh menjulang, mata hitam pekat yang teduh, hidung yang mancung serta senyum manis yang disematkan dilekuk bibir nya.

"Hallooo, Nis. Kok bengong ?"

"Eh ? Eng--kenapa ?"

"Gue mau minta bantuan, mau nolongin nggak ?"

"Nada nya maksa gitu ya ?" Nisa melipat kedua tangan nya.

"Baperan deh lo, udah ayok"

Lagi.
Nisa sebenarnya sebal kalau orang asing menarik tangan semaunya, berbeda dengan Yudha, sekarang Nisa malah duduk manis disebelah laki-laki dengan tumpukan buku fisika.

"Bantuin gue, so... lo pegang ini. Bacain kalimat nya nanti gue ketik"

"Eh kok gue sih ? Ini tugas lo kerjain sendiri lah"

"Iya, bantuin kenapa sih ?"

"Ck, gue itu banyak urusan" Nisa melepaskan kacamatanya, lalu disematkan kembali kacamata hitam itu.

"Iya nanti gue temenin ngurus urusan lo itu"

"Lah nggak bisa gitu" protes Nisa geram.

"Kenapa ? Tadi lo bilang banyak urusan"

"Gue mau nyalon ! Puas lo !"

"Oke ntar gue temenin"

Nisa mendengus kesal, berdebat dengan Yudha memang nggak ada ujung nya kecuali ngalah.

***

"Naik"

Nisa masih mematung ditempatnya, melipat kedua tangan nya didada sambil mengunyah permen karet. Sementara Yudha sudah naik diatas kawasaki ninja berwarna merah miliknya.

"Nisa, ini udah sore. Udah gak usah banyak gaya, buruan"

"Gue nggak mau nyalon bareng lo !"

"Lo mau pesen taksi online, ojek online, pesawat online juga percuma kalo hp lo mati"

"Gue bisa naik taksi"

"Buruan !"

Nisa mendengus, lalu naik keatas motor merah itu.

"Pegangan, gue gak sediain asuransi buat lo"

"Udah gak usah bacot, jalan"

Senja menerpa, kilauan nya menerobos celah-celah gedung pencakar langit. Bersamaan dengan itu deru kendaraan beradu bising berlomba dengan waktu untuk cepat sampai ditempat tujuan. Setelah hampir satu jam diburu waktu sampailah mereka dikawasan Grand Indonesia.

"Kenapa disini sih ?" protes Nisa. Setelah turun dari motor.

"Jangan berisik, lo nggak inget sabda lo di kantin ?"

True FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang