Kevin pov
"Permisi, ketua kelas X Mipa A dipanggil Bu Endang ke ruangannya sekarang." Ucap salah satu anak kelas X Mipa B
"Oke, thanks infonya"
Aku berjalan menyusuri koridor sekolah menuju ke ruangan Bu Endang.
Tok tok tok
"Iya masuk" sahut wanita yang berumur sekitar 45 tahun dari dalam ruangan
Krek
Lah, cewe ini lagi, kan bosan
"Permisi bu." Kataku dengan sopan
"Iya, ada apa nak?"
"Saya dari X Mipa A, tadi katanya ketua kelas dipanggil. Ada apa ya bu?"
"Ohh iya, saya yang manggil. Ini saya mau kasih hasil ulangannya. Rata-rata kelas kalian yang paling tinggi, oiya nama kamu Kevin kan?"
"I-iya Bu. Kenapa Bu?"
"Kamu pintar nih, dapat 100 gitu"
"Makasih Ibu:)"
"Iya sama-sama"
Ibu Endang menatap ku dan cewe yang duduk tepat dihadapannya bergantian
Aku akhirnya memutuskan untuk undur diri
"Saya permisi dulu ya Bu."
"Bentar dulu nak Kevin."
"Iya bu. Ada apa?"
"Kamu bisa ga ajarin ini anak pelajaran matematika? Soalnya nilainya rendah banget. Pusing ibu liatnya"
"Hah?!" Anak cewe yang sedari tadi duduk di depan meja Bu Endang
"Kamu kenapa Airene?" Tanya Ibu Endang
"Ga usahla Bu diajarin sama dia" kata cewe itu memohon
"Emangnya kenapa? Dia pintar loh, kamu punya nilai itu rendah banget. Kamu bisa ga naik kelas kalau nilai kamu gitu terus."
"Saya bisa bu" jawab ku yakin
"Saya belajar sama teman sekelas saya aja Bu, sama Carolyne aja Bu, kan nilai Carolyne tinggi juga." Kata cewe itu memohon
"Ga, malahan kalau kamu belajar sama teman kamu malah ga fokus. Ga ada bantahan lagi atau kamu dapat pengurangan nilai sikap" kata Bu Endang tegas
"I-iya bu" jawab cewe itu dengan setengah tulus
"Yasudah kembali kekelas sana"
"Baik bu" jawabku bersamaan dengan cewe itu
-ketika sudah keluar ruangan-
"Lo kok mau sih?" Tanyanya padaku karena sekarang kami berjalan beriringan menuju kelas kami yang bersebelahan"Kesian lo punya nilai" jawabku santai
"Tapi gue nya gamau kalau lo yang ajarin. Yakali gue belajar sama orang yang 'nabrak gue 2 kali'." Katanya dengan penuh penekanan dibagian 'nabrak gue 2 kali'
"Gue cuma mau ngebantuin lo biar lo 'ga tinggal kelas'." Kataku lagi dengan penuh penekanan
"Emang apa peduli lo?"
"Ga ada, gue ga peduli." Kataku sembari mempercepat langkahku
"Terus kenapa lo mau ajarin gue?"
"Gatau, pokoknya gue tunggu lo diperpustakaan hari ini sehabis pulang sekolah.""Gamua gue."
"Gamau tau."
Berhubung aku memiliki kaki yang jauh lebih panjang dan langkah yang lebih lebar. Dia tertinggal cukup jauh dan aku sudah duluan masuk kedalam kelasku sendiri. Sebenarnya, aku paling anti sama yang namanya berurusan sama orang asing, tapi karena wajahnya yang mirip dengan dia. Dia yang pernah mengisi ruang kosong yang hampa didalam hati ku. Tapi mengapa ia tidak mengingatku? Apakah dia sudah melupakan ku? Pikiran itu terus berkecamuk didalam pikiran ku.
Airene Pov
-jam istirahat kedua-
"Eh, lo disuruh ngapain sama Bu Endang??" Tanya Carolyne
"Ga disuruh apa-apa." Jawabku sekenannya sembari menyeruput Country Choice rasa mangga kesukaanku
"Seriusan? Ga disuruh kerja tugas atau remedi atau hukuman gitu??" Tanya Carolyne
"Ga ada, gue cuma disuruh belajar bareng doang."
"Ooh kalau itu mah gampang, serahin sama kita berdua aja."
"Tapi.."
"Kenapa?" Tanya Carolyne dan Evelyn secara bersamaan
"Gue dilarang belajar bareng sama kalian. Gue disuruh belajar bareng anak Mipa A."
"Hah? Serius lo? Kenapa dilarang? Anak Mipa A siapa?" Tanya Evelyn beruntutan.
"Banyak amat nanya nya bu."
"Ih seriusan, dijawab kali."
"Iyaa. Serius. Katanya kalau belajar bareng ga fokus. Kevin."
"HAH? SUMPAH? GILA LO."
"Iya, kok gila sih😭. Tapi, yang namanya Kevin di Mipa A cuma 1 ya?"
"Kok lo enak banget si, kok bisa sih? Gimana caranya? " Tanya Carolyne
"Ya, terjadi begitu saja. Eh jawab dong. Emang yang namanya Kevin di Mipa A cuma dia?"
"Iya, cuma dia. Emang kenapa Ay? Lo kenal?" Tanya Carolyne
"Kalau gitu, Kevin yang selama ini kalian ceritain itu orang yang udah nabrak aku 2 kali. Kalian ingat ga? Gue pernah kan cerita ditabrak sama orang yang sama dua kali dalam seminggu."
"SUMPAH LOH? YANG NABRAK LO ITU KEVIN? GUE JUGA MAU KALI DITABRAK SAMA KEVIN." ucap Evelyn heboh. Emang ini anak kalau urusan beginian ya gini😐
"Eh buset sakit telinga gue. Udah ah, mau masukan ni, mending kita kekelas dulu, ntar Pak Danar datang lagi.""Lo ngutang sama kita bedua ya. Awas lo ga cerita."
"Iya, iya."
===
"Kalian pulang duluan gih. Gue ada urusan."
"Iyaa udah, tau deh yang maumau ketemuan sama bebeb Kevin." Kata Eve
"Ih apaan sih. Udah sana pulang"
"Yaudah, bye-bye."
"Bye"
Kelas sudah kosong. Aku sengaja menunggu sampai semua murid sudah pulang dan sengaja membiar si Kevin atau siapalah itu menunggu di perpustakaan. Baru saja aku melangkahkan kaki keluar dari ruang kelas dan berjalan ke arah pintu gerbang sekolah. Sebuah tangan menarik tasku yang hanya tersampir di salah satu bahuku.
"Lo mau kemana?" Tanya Kevin seraya menarik tasku
"Eh eh kok tas gue diambil?"
"Ikut gue." Katanya sambil
menyampir tasku di salah satu bahunya yang tegap"Eh, gila lo ya. Gue mau pulang."
"Lo kan harus dapat pelajaran tambahan. Lo lupa?"
"Gamau gue. Ogah."
"Ga peduli sih, kalau lo mau tas lo kembali. Ikut gue."
Memang sudah nasib sial:'). Semua barangku ada ditas baik itu handphone maupun uang saku. Sudahlah, mau apa lagi. Si gila satu itu maunya apasih?-batinku
Nahhh, baru dapat ide nih😂😂
Jangan lelah ya untuk vote, Comment and always support me👻
Steph love u❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna Cinta
RomanceHidupku awalnya hanya ada hitam dan putih, sejak bertemu dengamu hidupku jadi seperti pelangi, terkadang terasa manis, pahit, bahagia, mengecewakan dan menakutkan -love in color