💓💝💓Irene pov
Sekarang aku sedang berada di dalam perpustakaan. Di hadapanku terdapat makhluk paling menyebalkan didunia. Bagaimana tidak? Dia menyita handphone ku, dompetku, dan berbagai barang milikku. Dia hanya memberikan sebuah buku dan alat tulis. Sumpah ya, ini sudah jam pulang sekolah, jam tidur siang, otak sudah penat dan lelah untuk menerima materi. Gak efektif banget loh. Jadi, dari tadi si Kevin ini ngejelasin panjang kali lebar, alas kali tinggi, sisi kali sisi dan gue ga dengerin dan ga ngerti sama sekali.
"Jadi, kalau x nya mendekati 3 lo tinggal ubah ke bentuk yang lebih sederhana terus lo subsitusi itu x nya diganti jadi 3. Nanti lo tinggal hitung terus lo... lo dengeri gue ga sih =_=" jelas Kevin panjang lebar dan penjelasannya berhenti ketika melihat diriku yang sibuk menggambar asal diatas kertas yang ada dihadapanku"Iya, iya, dengar, dengar."
"Yaudah, kerjakan soal ya. Lo buka halaman 18 kerjakan nomor 1 sampai 10 selama 15 menit ya. Nanti gue langsung periksa."
"Ih. Cepet banget lo kira gue apaan bisa ngitung secepat itu😂" ujarku dengan kesal
"Kan udah gue jelasin. Harusnya lo bisa."
"Ihh yaudah iya."
Sudah lewat 20 menit. Gue baru ngerjain 3 soal. Iya 3 soal. 3 soal.
Kevin yang duduk tepat didepanku menatapku sebentar kemudian dia menyelipkan pembatas buku kedalam buku, ia berjalan mengitari meja-meja dan berada tepat dibelakangku. Ia duduk disebelahku dan menopang kepalanya dengan tangan kanan nya dan mengarah ke aku. Ini orang kenapa begini ya😐"Sudah selesai ga?"
"B-belum."
"Hmmm."
"G-gue masih ga ngerti ini gimana." Kataku gugup karena ia sekarang memandang tepat ke mataku
"Yaudah, gue ulangin ya, jangan bengong. Dengerin?"
"Iyaaaa."
......
"Oooh gitu. Ohhh iyaa ngerti ngerti ngerti""Iyaa, akhirnya lo ngerti juga."
"Yaampun, gitu doang toh? Kok gue bego banget sih ga ngerti begituan ya😂😂."
"Lo ga bego kok. Lo itu pintar dimata gue."
Aku terdiam. Karena dia orang pertama yang bilang gituan. Dia orang pertama yang ga ngeraguin aku punya kemampuan. Apalagi di mata pelajaran matematika. Sebenarnya mama dan papa sudah nyuruh aku buat les cuma akunya aja yang ga mau.
"Makasi."
"Yaudah ayo pulang. Ahh, buat pr lo, kerjain nomor 11-35 ya. Besok dikumpul."
"Idih, pr lagi itu."
"Biar makin pintar." Kata Kevin sambil mengelus kepalaku
Lagi
Lagi
dan
lagi
Aku hanya bisa terdiam
"Yaudah ayo pulang."
"Iyaa. Ayoo."
Kebetulan perpustakaan berada di lantai 4. Jadi, kami jalan beriringan. Beriringan. BERIRINGAN woyy. Oke agak lebay ya. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Jadi, Sepanjang jalan kami hanya diam. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Lo, pulang jalan kaki kan?"
"Kok lo tau? Stalker lo ya? Nguntit gue lo ya?"
"Ga kok."
"Terus tau darimana lo? Lo punya mata-mata? Atau nanya temen-temen gue?"
"Idih, ga penting banget. Buang-buang waktu aja."
"Ya terus lo tau dari mana?"
"Biasa kalau gue pulang, gue liat lo jalan kaki. Lo tinggal di daerah perumahan Green Lake kan?"
"Buset, lo ngikutin gue sampai ke rumah?"
"Kagak=_= gue lewat. lewat. Lewat. Gue punya rumah beda 8 rumah dari lo."
"Loh, lo tinggal dekat rumah gue?"
"Agak lemot ya lo😧. Iya Airene Calissa.
"Lo tau dari mana nama panjang gue?"
"Tau aja. Udah ah, sini bareng gue. Kan gue kalau pulang pasti lewat depan rumah lo."
"Ga usah ahhh. Gue bisa pulang sendiri naik angkot."
"Buset. Ga habis uang jajan lo? Naik angkot. Sudah deh, bareng gue aja kali."
"Gapapa nih?"
"Iya gapapa."
"Yaudah iya."
Maaf ya kemarin ga update😂😂😂
"Ga ada yg nunggu, udah dibilangin"
Yaudah gapapa ding.
Maaf ya garing
Jangan jadi silent readers dong.
Vote dan comment jangan lupa💝
Steph love u❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna Cinta
RomanceHidupku awalnya hanya ada hitam dan putih, sejak bertemu dengamu hidupku jadi seperti pelangi, terkadang terasa manis, pahit, bahagia, mengecewakan dan menakutkan -love in color