Pertama

33 2 0
                                    

"Woy Della woy!"

"Anjir cantik banget."

"Jangan mimpi lu ah, liat dulu ngapa muka lu."

Cewek pendiam itu menelusuri koridor kelas tanpa mendengarkan perkataan orang yang ada di sekitar koridor, ia memang terkenal dengan kecantikannya, siapapun yang menatapnya pasti akan jatuh cinta, tetapi belum ada satupun orang yang berhasil menaklukannya, bahkan banyak yang bilang jika ia adalah cewek pecinta sesama jenis, tetapi hal itu tidak menjadi masalah untuknya, karena di tempat ini tujuannya bukanlah mencari jodoh.

"Yo," seorang cewek menepuk pundaknya "dapet berapa hari ini Del?" lanjutnya seraya merangkul cewek populer itu dengan tangan kirinya.

Cewek itu sedikit kaget dengan kemunculan temannya "Oh Fany, dapet tiga hari ini di loker gue," ucap cewek itu dengan suara halusnya.

Dikenal dengan nama Della, dan memiliki nama lengkap Adella Saputri. Cewek dengan rambut bergelombang dan terurai hingga pinggang itu memang sangat populer, wajahnya yang cantik dengan kulit putih bersih itu selalu mendapat surat cinta di dalam loker sepatunya, ia memiliki postur tubuh yang mungil dan memiliki hidung yang mancung.

Fany, cewek yang memiliki nama lengkap Fany Sahara adalah salah satu sahabat Della. Memiliki kepribadian yang tomboy dan pemberani, ia termasuk cewek hitam manis, rambutnya di bob pendek dan memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari Della, bahkan tingginya bisa mengalahkan anak cowok di sekolah, dia juga pemain inti basket di SMA Tunas Bangsa, dan ia juga menjadi pemain basket terbaik di angkatan kelas sebelas.

"Gak ada niat buat pacaran Del?" celetuk Fany yang masih merangkul Della "Mungkin orang yang mau nembak lu bisa berkurang gitu," lanjut cewek itu tanpa menatap lawan bicaranya.

Della mengangkat kepalanya dan menoleh kearah Fany "gue gak ada niatan pacaran, lagi kenapa sih harus pacaran?" tanya cewek itu dengan sedikit memekik.

Fany menghembuskan napas panjang "Terserah lu lah," ucapnya diikuti dengan menurunkan rangkulannya.

Akhirnya mereka kehabisan bahan obrolan, Della maupun Fany hanya berdiam diri dan terus melangkah melewati koridor yang di penuhi dengan tatapan tajam cowok. Kedua cewek itu terus melangkah hingga akhirnya mereka berhasil melewati ambang pintu kelasnya, semua cowok di kelasnyapun tidak kalah dengan yang di luar, mereka terus menatap Della dan membicarakan tentangnya. Mereka melangkah menuju tempat duduk masig – masing, Della duduk di saf kursi paling depan dan juga baris paling kiri di kelas tetapi di sebelah kirinya masih ada kursi kosong yang ada di dekat jendela, meskipun di kelasnya duduk berpasangan, tetapi tidak ada orang yang ingin duduk di sebelahnya, karena jumlah murid di kelas ini hanya ada tiga puluh sembilan orang. Sedangkan Fany duduk di samping Della, atau tepatnya di baris ketiga dari pintu masuk kelas, dan di sebelah kanan Fany ada Vena si cewek yang paling ceria di kelas.

"Pagi Della, Fany," sapa Vena setelah kedua cewek itu menduduki kursinya. "Oh iya dapet berapa hari ini Del?" tanya Vena dengan senyuman khasnya.

Vena Andara, biasa di panggil Vena, cewek yang paling ceria di kelas ini memiliki tubuh yang lebih tinggi dari Della, tetapi lebih pendek dari Fany, memiliki kulit putih susu, dan memiliki rambut panjang yang di kuncir pony tail.

"Samanya lu bedua," omel Della seraya bertopang dagu kearah jendela.

"Heeeeh, emang kenapa?, kan gue udah bilang cari cowok biar gak ada yang deketin lu." Akhirnya Vena mengeluarkan saran yang sama seperti cewek yang ada di sebelah kirinya.

"Tuh lu denger," timpal Fany dikuti dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Della memutar bola matanya dan berkata "iyaa, iyaa." Cewek itu menggembungkan pipinya karena kesal.

LieWhere stories live. Discover now