Love Me, Please. | 1 - I Want To Know Your Name

24.9K 1.3K 20
                                    

Happy Reading^-^

Maaf kalau nemu typo yah😊

Allan memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang cukup besar. Dia mematikan mesin sebelum keluar dari mobil. Allan mencondongkan tubuhnya saat mengambil kotak biru yang akan di berikannya pada Melvin. Dia tersenyum tipis sembari memasuki rumah itu.

Rumah yang bernuansa eropa itu Gianni beli saat Flavia mengandung putra mereka. Flavia tidak bisa meninggalkan kenangan di Eropa sehingga dia pun meminta Gianni untuk membelikan rumah untuk mereka tempati.

Allan membuka pintu rumah itu membuat seisi rumah menoleh kearahnya. Vernon, putra Ryan yang sekarang berusia enam tahun itu berlari kearah Allan diikuti Melvin. Dua keponakan kecilnya itu langsung menghampiri Allan.

"Mana hadiah untukku, paman tampan," Melvin menagih janji Allan dengan suara yang menggemaskan.

"Ini, kau sudah besar. Jadi berhenti meminta hadiah dariku, mengerti?" ucap Allan tersenyum sembari memberikan kado itu yang langsung di terima oleh Melvin.

Bocah itu memeluk kado pemberian dari Allan dan berlari kearah ibunya. Sedangkan Vernon meminta di gendong di punggungnya saat menghampiri keluarga besar yang sudah berkumpul itu. Allan menurunkan Vernon saat sudah bergabung dengan anggota keluarga lainnya.

"Mom, cepat nyalakan lilinnya. Aku sudah tidak sabar untuk meniupnya," pinta Melvin tak sabar sembari menarik gaun Flavia.

"Iya sayang," jawab Flavia dan mulai menyalakan lilinnya.

Semua orang pun mulai bertepuk tangan dan menyanyikan sebuah lagu ulang tahun untuk anggota keluarga yang paling kecil, Melvin. Semua teman Melvin yang seusia dengannya pun ikut merayakan pesta ulang tahun itu ditemani orangtua mereka.

Lagu ulang tahun pun selesai di nyanyikan. Melvin mulai mendekatkan mulutnya kearah kue untuk meniup lilinnya. Vernon yang melihat tingkah sepupunya itupun mengikutinya. Dia tertawa bersama Melvin saat berusaha mematikan lilin diatas kue ulang tahun. Semua orang pun ikut tertawa melihat tingkah mereka, begitupun dengan Allan.

Melvin dan Vernon, dua pangeran kecil Parker itu terlihat akur. Padahal tak jarang mereka sering bertengkar saat berebut mainan maupun makanan. Tak jarang salah satu dari mereka pun sering menangis setiap kali merasa kalah.

Semenjak keponakan pertamanya lahir ke dunia, Allan sudah mulai menyukai anak kecil. Hal-hal yang dulu dia benci sudah menjadi hal yang paling dia sukai. Oleh sebab itu, Allan juga sangat dekat dengan dua keponakannya itu. Dia sering kali menyuruh dua pangeran kecil itu untuk memanggilnya Paman tampan.

Allan tertawa saat Vernon tanpa sengaja mendorong kepala Melvin hingga wajah pangeran kecil itu merusak kue ulang tahunnya. Sontak suara tangis mengisi rumah itu. Menggantikan alunan lagu dengan macam-macam suara.

Melvin langsung memeluk kaki Flavia dan menangis keras sedangkan Vernon berlari kearah Ryan seolah mencari perlindungan. Seluruh tamu tersenyum dan terkekeh melihat tingkah Vernon dan Melvin, kecuali anak-anak mereka. Sebagian anak ikut tertawa melihat wajah Melvin penuh dengan krem kue dan sebagian lainnya hanya menatapnya dengan polos.

Gianni langsung menggendong Melvin. Bocah itu memeluk leher ayahnya membuat pakaian yang di kenakan Gianni ikut terkena krem. Gianni hanya tersenyum sembari menenangkan putranya itu. Dia berjalan kearah kamar sedangkan Flavia mulai mengembalikan suasana seperti sedia kala.

Saat suasana mulai tenang, suara tangis kembali terdengar dari bibir pangeran Parker lainnya, Vernon. Bocah itu menangis keras tanpa sebab membuat semua orang memperhatikannya. Ryan juga nampak terkejut melihat putranya menangis.

Love Me, Please.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang