Bukannya orang yang kuat itu orang yang menang dalam pertarungan , tetapi orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah (Dari abu Hurairah ra)
Nampak nya itu tidak berlaku pada aku saat ini. Kini amarah begitu menguasai hatiku, hanya dendam dan benci yang kurasakan sehingga jangankan untuk mendengar kembali penjelasan mereka . melihat dan mendengar namanya pun aku sudah tidak mau lagi. Teman yang aku percaya dialah sahabat terbaik ku justru malah menusukku dari belakang. Rasanya tidak ada semangat hari ini untuk aku berangkat ke tempat kerja, namun aku tidak boleh kalah dengan rasa sakitku ini dan aku tidak mau terlihat sedih di depan Rania. Sesampainya di tempat kerja dengan cuaca yang sedikit mendung seakan mengetahui suasana hatiku saat ini, semuanya terlihat nampak bersemangat kecuali aku .
Aku menghela nafas panjang berjalan menuju ke loker yang berada di lantai dua, dan benar saja setelah aku membuka pintu loker terlihat di pojok kanan sebuah ruangan besar dengan banyak ribuan loker menutupi sekat sekat dinding berwarna kuning, mataku langsung tertuju pada Rania yang sudah sampai loker terlebih dahulu. Loker Rania tepat berada di sebelahku jadi mau tidak mau aku harus bertemu dengannya. Terlihat jelas Rania menundukan kepalanya tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulutnya untuk menyadari atas apa yang sudah di lakukan. Dan aku tidak sedikitpun menoleh kepadanya justru aku malah memalingkan wajahku darinya.
Beberapa menit kemudian di tengah suasana yang canggung itu terlihat Vindri membuka pintu loker datang menghampiri aku dan Rania
"hayyyy.... Selamat pagi guyssss" dengan gayanya yang centil vindri berjalan penuh semangat melambaikan tangan nya ke arah aku dan Rania
Walaupun gayanya centil tapi yang aku suka darinya dia adalah tipe orang yang mempunyai sifat solid tinggi dan royal terhadap teman-temannya, selalu siap di ajak main kemanapun tapi sisi jelek nya dia mempunyai sifat yang keras, kasar dan blak-blakan saat berbicara.
Saat Vindri datang dan menyapa aku hanya tersenyum tipis padanya dan Rania tetap dengan posisi yang sama menundukan kepalanya tanpa membalas sapaan Vindri.
"woyyy... Kalian pada kenapa oyy? Orang cantik dateng bukannya di sambut malah pada diem diem aja, mentang mentang cuaca mendung kalian ikutan mendung juga yaaa suasana hatinya?" ujar vindri
"berisik.. Udah ah ini udah siang gue masuk duluan, byeee" jawabku sinis meninggalkan mereka
"loh lohh sebentar heyy, belum selesai nih. Sa... Sa... Tungguin... saaaa gajelas lo" teriak vindri
Tak lama kemudian Rania pun meninggalkan Vindri tanpa sepatah kata.
"Ran mau kemana?"
"masuk"
"dihh lagi pada kesambet apa sih mereka, bisa bisanya ratu kecantikan di cuekin, gajelas" vindri menggerutu kesal
Suasana di dalam ruang kerja nampak terasa aneh, yang biasa nya kita bertiga sering ngobrol sekarang jadi diem-dieman, bahkan saat istirahat juga kita diem-dieman walaupun kita tetap makan satu meja bareng. Vindri pun heran di buatnya, dia selalu tanya kenapa tapi tidak juga dapat jawaban dari aku dan Rania.
Bel pulang telah tiba, semua kerjaan telah usai, waktunya semua karyawan pulang. Sebelum pulang kerumah aku mengajak Vindri untuk mencari waktu ngobrol berdua, rasanya ingin sekali aku cerita masalahku sama Vindri. Tidak enak juga rasanya aku yang punya masalah tapi Vindri ikut kena imbasnya aku cuekin.
"Vin..." sahutku dari kejauhan memanggil Vindri dan berjalan menghampirinya
Vindri menengok dan menghentikan langkah kakinya.
"yuppp.. ada apa? Udah sadar lo setelah seharian ini puasa ngomong berdua sama Rania?" ucap vindri jengkel
"yeee gitu aja ngambek, nanti cantiknya hilang lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Allesia
Любовные романыDiary allesia.... Kisah ini menceritakan tentang perjalanan cinta seorang gadis biasa yang ingin mendapatkan cinta sejati. Namun siapa sangka justru malah kekecewaan yg di terimanya karena allesia selalu mengedepankan hati dan perasaan nya , tapi s...