02. Lapangan futsal

23 2 0
                                    

Mata Jenny masih tertuju pada cowok itu, dia beranjak ingin mengejar cowok itu tapi alangkah terkejutnya saat Jenny melihat cowok itu tersenyum dan berbincang-bincang dengan seorang cewek. Mereka terlihat akrab sekali. Jenny membalikan badan nya dan berjalan menunduk menuju kelas.

"Des, bangunnn." Ucap Jenny lirih sambil mengguncang pelan tubuh Desty.
"Apaan sih Jen, ganggu aja." Jawab Desty dengan malas.
"Tadi gue liat cowok, ganteng beneran." Cerita Jenny dengan antusias.
"Anak MABA kaya kita?" Tanya Desty.
"Kayaknya bukan deh, kelihatannya dia kakak tingkat. Tapi baru pertama gue liatnya."
"Trus lo gak tanya siapa namanya gitu?" Selidik Desty sambil setengah menguap.
"Tadinya mau gue kejar tapi keburu dia nya jalan bareng cewek, cantik + modis lagi tuh cewek." Jenny kembali mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.
" Ohh gitu ya" Jawab Desty agak malas karena ngantuk.

Tidak berapa lama, dosen pun datang dan memperkenalkan diri. Mereka terlihat asyik dengan dosen tersebut. Terlihat mereka sering tertawa saat dosen tersebut menceritakan beberapa hal-hal menarik. Berbeda dengan Jenny, gadis itu masih terus memikirkan siapa cowok yang berhasil menarik perhatian nya tadi pagi. Hingga tidak terasa mata kuliah dosen tersebut pun selesai.

"Jen, mau ikut nggak?" Ajak Desty sambil merapikan buku-bukunya.
"Kemana? Gue mau langsung pulang aja ke kos."
"Dih, masih pagi juga kali. Mau ngapain juga di kos? Mending kita nonton futsal aja yuk dilapangan. Noh yang lain udah pada kesana."
(Jenny berfikir sejenak)
"Yaudah lah, ayo ke lapangan. Gue juga acaranya cuma tidur di kos." Sambil menarik tangan Desty.

Sesampainya dilapangan futsal dia pun ikut berdesak kan di antara kerumunan para gadis yang berteriak histeris. Matanya pun tertuju pada seorang cowok yang sedang menggiring bola dengan menggunakan kaos bola warna biru dan ikat kepala berwarna biru pula.
"Cowok ituu..............." Lirih Jenny sambil tersenyum dan mendapatkan sebuah ide.
Jenny terus menatap cowok itu sambil sesekali bertepuk tangan. Hingga permainan persahabatan antara kakak tingkat dan MABA pun selesai.

I Love You, VinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang