Arnold Jenned, adalah seorang Inspektur kepolisin yang sangat dihormati, sejak usia muda ia sudah di percaya dengan misi-misi pembunuhan yang besar.
Bahkan diusianya yang sudah cukup tua ia masih dipercaya untuk memecahkan kasus yang sangat besar dikotanya.
Kota kecil dan kumuh, namun ada berjuta cerita didalamnya.
Ia memegang gelas pelastik yang sudah berisi kopi hangat, menyesap kopi tersebut dengan nikmat, membiarkan rasa pahit memenuhi mulutnya dipagi hari.
"Kau tahu? Kopi sebelum makan dapat membunuhmu" suara itu membuat Arnold Jenned menoleh malas. Menatap Dr. Nur yang sedang menyeduh kopi suchet dengan tenang.
Nur Ahmed, adalah peneliti milik kepolisian dikota tersebut, ia yang menemukan sidik jari pada barang bukti, ia adalah seorang peneliti gila yang rela menghabiskan masa muda dan tengah menjalani masa tuanya di laboratorium kepolisian dengan wajah bahagia ditemani oleh tikus-tikus percobaannya."Lalu apa yang akan kau lakukan dengan kopi itu Dr. Nur? Memberikannya pada anjing penjaga didepan?" Suara sinis Arnold membuat pria perawakan asia itu terkekeh puas.
"Anjing itu tidak suka kopi, aku pernah menyisakan untuknya dan hanya diendus lalu ia menatapku seolah meminta minuman yang lain" Dr. Nur meminum kopi buatannya dengan nikmat.
Arnold Jenned terkekeh dengan wajah sinis "sepertinya kau sangat menikmati waktumu dengan anjing itu, apa kau sudah meneliti pilnya?"
Dr. Nur tersenyum cerah "ah... tentu saja, kau akan terkejut dengan apa yang ku temukan"
Pria asia itu segera meraih map coklat dan kaca mata bacanya dengan wajah serius."Pil itu hanya obat penenang jenis baru dengan efek yang tak terlalu besar, sedangkan dikantung yang satu lagi terdapat parasetamol dengan dosis yang rendah juga, meski ada campuran di parasetamol tersebut yang belum bisa ku dapati datanya" Arnold masih memandangnya seolah belum puas, Dr Nur tersenyum menampakkan giginya yang rapi " kau tau? saat kau menggabungkan keduanya BUM!!! Kau akan melambung seperti kau menggunakan narkotika jenis baru, efeknya lebih lama dan membuatmu tak bisa mengendalikan diri sama sekali, kau bisa melihat pada tikus di akuariumku , tikus itu terus menggaruk dan menabrak-nabrakkan kaca dengan dirinya sendiri seolah ia bisa memecahkan akuarium tersebut atau... aku ambilkan saja tikus itu untukmu"
Sebelum Dr. Nur menuju keruangannya ia membalikkan tubuhnya kembali " Mr. Jenned, aku menemukan semple air liur dari gelas wine tersebut dan air liur ini tidak sama dengan milik kedua mayat yang kita temukan"
Perkataan Dr. Nur membuat Arnold Jenned menoleh pada jendela besar diruangannya, sebuah tekat kuat semakin jelas dimatanya yang tak pernah layu.
"Al Demeo" bisiknya seperti menggeram.
***
Pria dengan sorot mata tajam itu tengah duduk disebuah taman, taman mini yang memiliki kolam hiasan, banyak orang-orang yang memberi roti pada bebek-bebek disana.
Ia pejamkan matanya lalu menengadah menghadap langit, hangat matahari selalu membuatnya nyaman dengan semilar angin sejuk dibulan Oktober.
Sesuatu menghalang cahaya matahari dari tubuhnya, ia membuka matanya dan menatap tajam siapapun yang berdiri dihadapannya.Seorang pria dengan jas berdasi dan kaca mata hitamnya memberinya sepucuk kertas dengan tulisan yang sulit terbaca, namun sorot tajam itu langsung mengerti dan membuang kertas tersebut ditengah kolam tanpa menoleh pada pria yang mengenakan jas berdasi yang telah pergi menjauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
You got me from 'hello'
RomansIa seorang pencinta darah, yang menyukai suara jeritan dan permohonan, ia suka melihat wajah-wajah putus asa, ia benar-benar seperti malaikat kematian. Ia benci bersosial, ia benci orang-orang yang memperhatikan dirinya. Hingga gadis berambut sebahu...