Part 10

203 10 0
                                    

 

   Kana sedari tadi gelisah dari duduknya. Merasa tidak nyaman dengan keadaan diam karena canggung.

  Sementara kegelisahan Kana jelas terlihat oleh Umi Al.

"Nak. Kamu tunggu disini yah. Umi ambil minum dulu".

"Iya tante". Jawab Kana tersenyum canggung.

   Setelah mendengar jawaban dari teman anaknya. Retno langsung berdiri dan pergi ke dapur untuk mengambil minuman dan beberapa makanan ringan yang masih ada setelah acara makan-makan teman-teman Al tadi sore.

   Sebenarnya Retno merasa heran dengan anak gadis yang tengah duduk gelisah itu. Ini sudah sangat malam bagi seorang perempuan untuk bepergian. Apalagi perginya ke rumah pria. Tapi Umi Al tetap berusaha berpikir positif. Barangkali ada keperluan penting dengan Al. Namun, Tetap saja jika Ratih yang memiliki anak perempuan tidak akan membiarkan anaknya berkeliaran di luar rumah dan....ini hampir jam 8:17.

"Ini diminum dulu nak sambil nunggu Al. Sepertinya dia langsung pergi ke masjid setelah mengaji". Jelas Ratih.

  Penjelasan itu justru membuat Kana semakin ciut nyali. Merasa tidak pantas untuk Al. Tapi bukan Kana namanya jika tidak terus berusaha.
Ya. Berusaha untuk mendapatkan hati Al.

"Iya tante".

"Kamu kayaknya dari tadi iya iya mulu deh. Jangan canggung gitu. Terus panggilnya jangan tante yah. Panggil Umi saja. Teman Al semuanya manggilnya Umi".

"Iya tante. Eh eh maksudnya Umi. Iya Umi".

   Kana meringis sendiri mendengar kesalahannya. Bahkan itu membuat Umi Al terkekeh.

"Kamu kelas berapa nak. Apa kamu teman sekelasnya Al?"

"Bukan ta--emmm Umi. Saya adik kelasnya. Sebenarnya fensnya Al sih Umi. Saya boleh ngefens sama Al kan Umi?".

  Umi Al dibuat tercengang mendengar pengakuan anak di depannya ini. Ada sedikit ketidak percayaan. Seorang Hasan punya fens di sekolah? Udah kaya artis aja. Ya kan.

"Boleh dong. Kenapa ngga boleh. Tapi tetap saja semuanya ada batasnya. Apalagi kalian bukan atau mungkin belum mahrom".

  Dengan bangganya Umi Al berucap. Sedikit berharap dia tahu arti kata ada batasnya. Kana hanya mengangguk sambil tersenyum ramah. Dia sudah merasa asik untuk berbincang-bincang dengan calon mertuanya itu. Hihi. Kana tertawa sendiri mengucapkan kata Camer dalam hati.

"Oya nama kamu siapa?. Sepertinya dari tadi panjang lebar kita bicara tapi Umi belum tau nama kamu".

"Nama saya Ka.."

"Jangan formal begitu nak".

"Iya maksudnya. Nama Aku Kana MarthaNisa Johar Umi".

Johar

Johar

"Johar?. Apa nama ayah kamu Johar?" Retno terlihat terkejut mendengar nama belakang Kana. Ekspresinya cukup membuat Kana was-was. Apakah Umi kenal dengan ayahnya. Atau mungkin dulu mendiang ayahnya punya salah dengan keluarga Al.

"Emm... anu Umi. Iya". Kana langsung menunduk takut-takut dugaannya benar. Maka pupuslah sudah impian untuk bersama Al.

Hadirnya CINTA SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang