She is...

938 106 29
                                    

Yoojung menatap sarapannya tanpa minat, semenjak sepuluh menit sarapannya tersaji yang ia lakukan hanya mengaduk ngaduk isinya tak jelas. Sesekali hembusan nafas kasar terdengar ditelinga Yeri yang duduk didepannya. Yeri menghela nafas, meletakkan sendok disisi piringnya dan mengesampingkan rasa lapar yang sudah menggerogoti lambungnya sejak ia bangun tidur.

"Sampai kapan kau akan marah padaku seperti ini?"

"Aku tidak marah. Hanya kesal."

Baiklah, Yeri mengerti sikap diam yang diberikan sahabatnya itu sejak semalam tapi yang tidak ia mengerti kenapa Irene harus semarah itu ketika ia tahu bahwa Yeri yang memberikan nomor ponselnya pada Jungkook? Itu hanya nomor ponsel! Kalau Yoojung tidak suka berhubungan dengan pria itu bukankah ia cukup mengabaikannya saja bukan? selesai.


"Awalnya aku kira kalian sungguh berpacaran. Jadi aku rasa tidak ada salahnya memberinya nomormu."

Yeri berkata dengan suara pelan takut-takut Yoojung meneriakinya lagi seperti semalam saat ia mengaku memberikan nomornya pada Jungkook setelah Yoojung menanyakan nomor asing yang mengiriminya pesan. Yoojung mendongakkan kepalanya lalu berkata dengan suara yang cukup membuat orang-orang sekitar mereka menoleh ingin tahu, membuat Yeri harus menutup matanya sejenak sebelum melemparkan senyuman bersalah pada penghuni restoran dilantai satu di hotel tempat mereka menginap.

"Sudah kubilang dia itu bukan pacarku!"

"Baiklah-baiklah.. Pelankan suaramu. kau membuat kita jadi bahan tontonan."

Yeri mendengus kemudian melempar senyum terpaksanya lagi pada orang-orang yang merasa terganggu dengan ulah sahabatnya. Begitu Yeri tidak sengaja melihat kearah counter tak jauh didepan Yeri menyipitkan mata mengamati sosok yang ia rasa dikenalnya.

"Itu Jungkook! masih dengan gadis yang semalam." Yeri berseru spontan.

Yoojung yang sedang acuh dengan sekitarnya karna suasana hati yang sungguh tidak dalam keadaan baik itu mau tak mau menolehkan kepalanya begitu satu nama yang sejak semalam membuat perasaannya campur aduk mengalun memasuki indra pendengarannya. Didepan sana didapatinya pemandangan yang tak jauh berbeda seperti semalam, Jungkook begitu akrab dengan gadisnya-- gadisnya? Ya tuhan, kenapa rasanya aku tidak suka menyebutnya seperti itu!

Belum sempat Yoojung mengalihkan arah pandangnya dari Jungkook, pria itu sudah lebih dulu membalikan tubuhnya dengan kedua sikunya ia taruh di meja counter untuk menopang punggungnya bersandar sembari menunggu gadis disebelahnya memilih menu sarapannya hingga matanya kini bersitatap dengan mata jernih milik Yoojung yang menatapnya terkejut namun berubah normal kembali hingga akhirnya memilih untuk menatap Yeri didepannya. Jungkook mengeryit tak suka dengan sikap Yoojung yang seakan menganggapnya tak ada, sangat acuh.

Tanpa sadar kaki panjangnya melangkah ingin menghampiri Yoojung namun urung begitu gadis disebelahnya menunjukan nampan berisi pesanan mereka dan menyeretnya menuju meja yang terletak disisi luar bagian restoran. Mata tajamnya tidak lepas melirik kearah meja dimana Yoojung menyibukkan dirinya dengan sarapan yang sempat ia abaikan.

Yeri adalah satu-satunya yang menyaksikan sikap janggal Yoojung pada Jungkook. Meski Yoojung sering menunjukkan sikap acuh tak acuhnya pada Jungkook tapi ia tidak akan seperti sekarang yang terlihat acuh namun gugup dan entah ada hal lain apa yang gadis itu rasakan, marah mungkin. Yeri juga sempat melihat bagaimana raut wajah Jungkook begitu sahabatnya mengacuhkannya. Yeri jadi semakin yakin pasti ada sesuatu yang terjadi diantara mereka dan satu hal pasti yang bisa ia simpulkan dari sikap Yoojung adalah gadis itu sepertinya mulai menaruh hati pada pria berbibir tipis itu. Sudut bibir Yeri tertarik kedalam dengan sempurna. Yeri rasa dirinya perlu melakukan sesuatu agar Yoojung dapat menyadari perasaanya sendiri. Astaga, padahal kemarin baru saja dia berencana mendekatkan Yoojung dan Jaehyun.

SUMMER IN LOVE [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang