Argument

2.1K 146 56
                                    

"Aku menyukaimu."

Jungkook berucap lantang membuat seorang gadis yang hendak meninggalkannya berhenti tepat membelakanginya. Kaget? Tentu. Hanya saja gadis itu lebih merasa waswas. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri mengamati sekitar mengawasi orang-orang yang berada disekitar mereka yang sebenarnya sedari awalpun sudah memberikan atensi mereka dari pertama kali Sehun bicara dengan si gadis.

"Berhenti bercanda denganku, Jungkook!"

Kim Yoojung membalikkan tubuhnya menatap sebal pria bersurai hitam didepannya. Jungkook menatap lurus Yoojung sambil melangkah mendekat. Berdiri dengan memberi jarak hanya satu langkah dari Yoojung.

Jungkook sudah menduga jawaban apa yang akan gadis itu berikan untuk pernyataan cintanya. Maka sebelum ia sempat ditolak, Jungkook akan bersikap egois. "Tidak. Karna itu mulai sekarang kau adalah kekasihku."

Seperti vonis mutlak Jungkook berkata dengan lancarnya tanpa ada rasa canggung bahkan malu sedikitpun. Ya Tuhan, apa karna sekolah yang diinjaknya ini miliknya jadi dia bisa berkata seenak jidatnya? Sulit dipercaya!

"Pakai sopan santunmu saat sedang berbicara dengan seniormu."

"Tidak mau."

Pria dengan tahi lalat dibibirnya itu tersenyum sembari sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan agar bisa mensejajari tubuh ramping yang tingginya sebatas dagunya. Yoojung mundur menjauhkan wajahnya masih dengan tatapan sebalnya.

Jeon Jungkook sudah dua bulan belakangan ini sering sekali mengganggunya. Bahkan pria itu tidak peduli ketika para mahasiswa lainnya menjadikannya bahan perbincangan. 'Anak pemilik Hanseol Universitas jurusan Peforming of art mendekati seorang mahasiswi jurusan sastra yang merupakan seniornya'  itulah setidaknya headline terpanas yg berkibar dikampusnya. Hidupnya yang tenang semenjak menempuh pendidikan di Hanseol kini harus mulai terbiasa dengan berita panas yang membawa dirinya itu.

Yoojung mundur satu langkah memberi jarak sedangkan Jungkook kembali menengakkan tubuhnya masih dengan matanya yang tak lepas menatap sosok cantik didepannya. Ketahuilah tatapan yang diberikan Jungkook adalah tatapan penuh kagum. Orang bodoh sekali pun sepertinya bisa melihat itu dengan jelas.

"Aku...tidak ingin menjalin hubungan dengan pria yang usianya lebih muda dariku." berucap penuh penekanan berharap pria didepannya sadar betul bahwa itu adalah bentuk penolakkannya.

"Jadi ini karna perbedaan usia?" tanya Jungkook mengerutkan kening sembari menelengkan kepala kesebalah kiri dengan gerakan cepat menjadi kebiasaannya disaat bingung.

"Tidak hanya itu, Aku suka pria yang dewasa yang bisa membuatku nyaman dan merasa terlindungi ketika bersamanya. Bukan pria kekanak-kanakan yang suka bersikap seenaknya."

Jungkook sadar betul kata-kata terakhir itu ditujukannya untuknya. jadi ia tak perlu merasa tersinggung bukan?
Jungkook kembali mendekat mengikis jarak dengan mengumbar senyum yang entah kapan ia bisa berhenti melakukannya.

"Kau belum melihat sisi lain dariku. Jika pria seperti itu yang kau inginkan aku bisa melakukannya."

"Aku tidak ingin membuat seseorang terpaksa melakukan apa yang kuinginkan."

"Aku tidak terpaksa, ini keinginanku. Jika kau tahu sisi lain dariku kau pasti tidak akan menyesalinya."

maka dari itu aku tidak ingin tahu. Yoojung menghembuskan nafasnya perlahan. Berdebat dengan seorang Jeon Jungkook tidak akan ada habisnya. Pria berwajah imut namun manly bersamaan dengan postur tubuh tegap berotot yang Yoojung yakini dibalik kaos putih polos itu terdapat pahatan sempurna hasil olahraga itu selalu punya pendapat untuk bisa diperdebatkan.

"Aku pergi."

Memutuskan untuk berhenti berdebat Yoojung memilih untuk pergi karna ia tahu percuma saja berkoar-koar didepan pria itu. Saat hendak berbalik pergi Jungkook dengan cekatan menahan satu lengan Yoojung membuat gadis itu berbalik cukup keras hingga membentur tubuh depan Jungkook. Yoojung bahkan harus menahan nafasnya ketika hembusan nafas hangat beraroma mint bercampur harum parfum kayu manis pria itu menerpa kulit wajahnya. Sungguh ini terlalu dekat.

Jungkook menahan posisi keduanya,"Diammu aku anggap sebagai persetujuan. Sebenarnya aku ini tidak suka penolakkan."

"Kenapa kau se--"

"Semakin sering kau menolakku, semakin aku tertarik padamu. Itu artinya kau tidak bisa mendorongku untuk mundur. Aku akan maju setiap harinya untuk bisa mendapatkanmu, Kim Yoojung."

Niat Yoojung ingin berhenti berdebat justru dianggap menerima. Yoojung tahu, dirinya salah mengambil langkah.




SUMMER IN LOVE [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang