Kim Yoojung, satu nama yang akan membuatku secara spontan tersenyum cerah. Rasanya aneh, bahkan aku sempat berfikir bahwa aku mulai kehilangan sedikit kewarasanku. Bagaimana bisa hanya dengan sebuah nama membuatku tersenyum tak mengenal waktu dan tempat hingga teman-temanku mengatakan aku sudah tidak waras, ck.
Seorang gadis yang bisa membuatku ingin berlari ketika mataku menangkap sosoknya, membuatku ingin terus memaksanya ketika ia terus menolak, membuatku ingin mencubit pipinya gemas ketika ia memberengut kesal atau yang lebih gila lagi membuatku ingin melumat habis bibir cherry nya ketika ia mulai memarahiku. Astaga, aku sudah gila.
Dari sekian banyak gadis yang kutemui kenapa aku harus menyukainya yang merupakan seniorku. Gadis sebayaku kurasa banyak yang mengutarakan ketertarikannya padaku tapi tidak ada satupun yang menarik perhatianku. Justru dia gadis berambut panjang dengan senyum menawan yang selalu membuat matanya ikut tersenyum seperti bulan sabit yang menarik perhatianku. Tidak tahu kapan pastinya aku mulai menyukainya, seingatku mungkin sekitar dua bulan yang lalu itu pun dikarenakan oleh sebuah kecelakaan kecil yang menimpanya.
Masih segar diingatanku, siang itu aku yang sedang bermain basket berniat mengoper bola pada temanku yang berjarak sekitar dua meter dari tempatku berdiri. Tak disangka lemparanku terlalu melambung jauh melewati temanku yang bersiap menangkap lemparanku dan tidak kuperhatikan pula tak jauh disamping lapangan ada seorang gadis yang sedang berjalan sembari membaca atau -entah apalah itu- terlihat fokus dengan buku ditangannya tak memperhatikan bola yang mengarah kearahnya. Spontan aku berlari kearahnya bahkan sebelum bola mengenai kepalanya. Dia meringis memegangi kepalanya bahkan buku dipelukan tangannya jatuh berserakan. Aku panik dan segera memeriksa keadaannya. Ketika kutanya apakah ia baik-baik saja, gadis itu -Yoojung- masih terdiam memegangi kepalanya membuatku semakin merasa bersalah namun didetik berikutnya ia mendongak mengulas senyum lebar hingga menampakkan sederet gigi putih rapih dan mata yang ikut terseyum membentuk bulan sabit sembari mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Saat itu, saat kulihat senyum lebar itu kurasakan degup jantungku berjalan sedikit tidak normal membuatku terpaku beberapa saat melihatnya.
Sebaliknya Yoojung meminta maaf padaku karna sudah membuatku khawatir. Kenapa ia yang meminta maaf? ia berjongkok memunguti buku-buka yang sempat terjatuh lalu setelahnya ia kembali melangkahkan kakinya pergi. Sebelum sempat berbalik kuhentikan langkahnya dengan menanyakan siapa namanya.
"Namaku Yoojung, Kim Yoojung." Tak lupa mengulas senyum cantiknya. Setelah keajadian itu aku mulai sering memperhatikannya dan mulai memberanikan diri untuk mendekatinya dengan berbagai cara. Hingga sampailah aku disini mendeklarasikan dirinya sebagai kekasihku tanpa peduli penolakkannya.
Dia berhasil membuatku lupa akan rasa malu.
**
Yoojung sungguh ingin mencekik leher Yeri detik ini juga. Rasa jengkelnya sudah mencapai ubun-ubun. Bagaimana tidak jengkel, Yeri merengek padanya untuk pulang bersama dan meminta untuk menemaninya pergi ke mall untuk membeli bikini model terbaru tapi nyatanya gadis itu tak menampakkan batang hidungnya semenjak bel kelas berakhir membuat Yoojung harus berdiri lama menunggu di ujung tangga yang merupakan jalan menuju pintu utama Hanseol Universitas. Yeri justru mengirim pesan yang mengatakan bahwa ia harus pergi menjemput ibunya dibandara sore ini dan jika terlambat ibunya akan mencekiknya. Oh baguslah.. Ia pun sama ingin sekali mencekik lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER IN LOVE [END]✓
FanfictieKim Yoojung, satu nama yang akan membuatku secara spontan tersenyum cerah. Rasanya aneh, bahkan aku sempat berfikir bahwa aku mulai kehilangan sedikit kewarasanku. Bagaimana bisa hanya dengan sebuah nama membuatku tersenyum tak mengenal waktu dan te...