1.Bertemu

37 2 0
                                    

Pagi hari suasana SMA Anak Bangsa nampak sepi hanya segelitir anak rajin yang sudah datang untuk menambah ilmu mereka disini salah satunya adalah Anita. Dia sudah datang kesekolah sejak pukul 06.05.

"ANITA." Teriakan dari sahabatnya membuat Anita menhentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. Ia melihat sosok Fadila yang lari tergesa-gesa menghampirinya.

"Huah huah huah huah gue enggap, minum mana minum mana dimanaaa." Celingak celinguk Fadila mencari setetes air minum. Hingga Fadila menangkap sebuah botol air berjalan mendekatinya.

Tanpa pikir panjang Fadila mengambil botol air itu, menenggakanya hingga tak tersisa dan membuangnya ke tong sampah.

"Gila lega, ayo nit gue buruan tugas negara gue belum kelar ." Fadila mengandeng Anita menuju kelasnya tanpa merasa bersalah.

"Ben itu .. " Sadewa memukul pundak Beni pelan.

"Air minum lo.." Lanjut Yasma juga memukul pundak Beni pelan.

"Di ambil ama cecan kampretttt." Teriak Beni amarahnya sudah memuncak hanya karena botol minum 2000an.

"Ben istigfar ben istigfar inget inget nyebut ben nyebut." Ucap Yasma

"Gak yas gue gak bisa diginiin sakit yas. Gue udah beli pake uang jajan gue susah dapet itu. Akang Beni lelah tau lelah." Beni mendramatisir memegang dadanya seakan merasa sakit yang amat terdalam.

"BODO AMAT." Sahut Sadewa dan Yasma secara bersamaan lalu pergi meninggalkan Beni yang sedang dramatis.

"Tega kalian padaku." Beni masih setia memandangin tempat terakhir disemayamkanya botol air miliknya.

-------

"Hello everyone, do you miss me ? Pasti miss sama me kan ? Tapi sayang me cuma miss sama Chanyeol seorang." Teriak Fadil sambil memasuki kelas.

"Toa berisik elah, buat pagi gue suram aja lo." Komentar salah satu teman sekelasnya. Fadila tidak memperdulikanya dia tetap berjalan santai memasuki kelas.

"Assalamualaikum."Ucapan salam lembut dari Anita baru saja sampai dikelas membuat semua orang terpaku.

"Walaikumsalam Anita, haduh mimpi apa gue semalem dapet ucapan salam pagi-pagi dari cecan." Sahut teman pria di pojokan kelas.

"Hati ayem banget diucapin salam sama Anita." Tambah seorang pria disampingnya.

Brak

Meja digebrak oleh Fadila, ia berdiri dari tempat duduknya lalu menunjuk sekelilingnya.

"Kampret lo pada, gue masuk dikatain giliran si Anita masuk di puji-puji anjir." Omel Fadila tidak terima.

"Lo gak pantes buat dipuji." Sahut seorang cowok yang tiba-tiba masuk ke kelas.

"Anjir siapa tuh yang ngomong ? Hah ? Tunjukin muka lo ? Cemen lo jangan cuma ngatain dibelakang doang dong sini di depan gua." Emosi Fadila sudah tidak terkira.

"Lo gak pantes buat dipuji." Suara cowok itu terdengar lagi, cowok itupun menghampiri Fadilla.

"Ulangin coba apa yang lo bilang."

"Lo gak pantes buat dipuji." Ucap cowok itu lantang tepat di depan Fadila.

"LO YA---" Tangan Fadila hendak menjambak rambut cowok itu tapi ditahan oleh Anita.

"Udah dil jangan ribut malu dilihatin." Anita menepuk bahu Fadila menenangkanya.

"Tapi dia udah ngehina gue anita."

"TAPI DIA ITU NGATA--"

"Dia cuma bercanda." Anita masih menenangkan lalu tatapanya teralih kepada cowok di depan Fadila yang baru saja mengatain temannya. "Lo bercanda doangkan sama temen gue ?" Ujar Anita lembut.

"Iiii yaa gue cuma bercanda kok. " Jawab gugup cowok misterius yang tak lain tak bukan adalah Beni.

"Jangan diperpanjang." Ujar Anita mengarahkan Fadila untuk duduk di kursinya.

"Kampret Beni gue cariin kemana-mana taunya disini." Ujar Sadewa dengan nafas yang tersendat-sendat sehabis berlari mencari Beni.

"Kutu kupret gue cari keliling dunia taunya disini." Yasma yang baru datang menghampiri Beni dan Sadewa.

"Ngapain lo disini Ben ? Mana rame gini lagi , ada apaan sih ?" Tanya Sadewa.

"Gak ada apa-apa, udah yuk cabut bentar lagi bel." Ujar Beni sambil menarik temannya pergi menjauh.

"Nit." Panggil Fadila setelah 3 cowok itu pergi.

"Hm." Jawab Anita seadanya.

"Itu yang cowok nyamperin si mulut lemes yang ngatain gue."

"Hm."

"Itu Sadewa yang gue ceritain kemarin itu." Jawab Fadilla samping mengenang kejadian beberapa menit yang lalu.

"Oh."

"Oh doang ? Anjir lah susah ngomong ama limbad." Kesal Fadila mencoret-coret bukunya tidak jelas.

"Hmm." Ujar Anita sambil terus membaca buku.

Tbc

My Sweet Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang