Seorang gadis dengan seragam sma dan rambut kuncir kuda menatap dengan gugup gerbang masuk sekolah, satu langkah yang ia ambil akan mengawali masa putih abu-abunya.shalia gadis 15 tahun melangkahkan kakinya dengan kepala yang tertunduk.
"Hai sha ." gisel merangkul temannya yang tampak gugup tersebut. "Anjai jangan malu-malu loh kayak emaknya dora aja" gisel mencoba membuat temannya percaya diri tapi nihil hal tersebut malah makin membuat shalia menciut.
" ya Allah anugerah apakah yang kau tunjukan kepada hambamu ini" pekik gisel membuat shalia mendongak dan mengikuti arah pandang gisel.
Sosok dengan perawakan tinggi dengan almameter merah yang terpasang mengikuti lekuk tubuh cowok tersebut. Membuat paragadis memekik.
~skip~
Gisel masih sibuk Mengoceh tentang laki-laki yang ia liat di lapangan dengan para anggota osis."Gi. Bisa silent nggak? . capek gue denger loh, bentar lagi orang yang bakal bimbing kita datang dari pada loh komat-kamit nggak ada yang denger mending diam" shalia mulai kesal dengan tingkah laku gisel, sedangkan yang diajak ngobrol malah sengegesan.
Kreeeeek
Pintu kelas terbuka menampilkan seorang laki-laki yang membuat sekelas girang, pasalnya cowok dengan senyum manis terpajang di wajahnya adalah orang yang sendari tadi gisel bicarakan dan alhasil hal tersebut membuat sekelas tentunya para gadis memekik kegirangan."Sha.. bunuh gue sekarang nggak sanggup" gisel memukul-mukul pundak shalia dengan kasar, shalia tersenyum girang, rasanya sifat Pysikopat-nya yang ia pendam menyeruak ke permukaan.
"Aaaawwww, shaa....ggg..u.a..lepas.... Bego"gisel masih merintih sembari memegang tangan shalia yang bertenger manis di leher gisel. Karena tidak ingin kehilangan sahabatnya satu-satunya, shalia mlepaskan tangannya dengan berat hati.
"Hey!! Kamu yang nyekik teman tadi sini" suara itu mengema membuat semua mata mengarah kearah shalia dengan tampang begonya, dia menunjuk dirinya sendiri sambil senym-senyum bego.
" rasain loh gue sumpain muka loh tambah cantik ehhh" gisel menutup mulutnya meralat semua perkataan yang baru saja ia katakan ia sunghuh tak bisa menghina temannya yang satu ini.
"Nama kamu siapa?"tanya cowok tersebut dengan nada menyelidik.
"Hmm nama saya shalia kak" tangan shalia seketika mendingin karena gugup. Diberdoa didalam hati agar dia tidak dihukum yang aneh-aneh.
"Nama panjang kamu siapa?" tanynya dengan nada datar
"Evelyn virashaliq ziegler kak" shalia masih saja menundukkan kepalanya tidak berani menatap kedepan mau pun kesamping entah mengapa pemandangan lantai berwarna putih yang ia injak sekarang tampak indah dipandang menghilangkan sedikit rasa gugupnya.
Danis cowok most wanted dan cool menatap datar cewek disampingnya yah shalia gadis itu tampak gugup dengan suasana kelas yang menatapnya dengan lamat.
"Nyanyi" kata tersebut keluar dari mulut danis entah shalia mendengarkannya atau tidak, yang jelas ekspresi gadis dengan bola mata kecolatan itu tampak pucat.
"A..aa.apa?" shalia hanya ingin memastikan apa yang dia dengarkan itu tidak salah
"Ca'?"danis memanggil temannya yang tegah duduk santai dengan smartphone ditangannya
"Apaan?"jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar yang menampilkan sebuah gambar quotes.
"Gitar"
"Gitar?"
"Ambil"
"Anjay loh ngomong jangan singkat melulu gua kagak ngerti mamat" aca mulai kesal dengan temannya yang bica hanya sepatah dua kata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK STREET
Teen Fictionmenyembunyikan hubungan mereka menjadi suatu tantangan yang cukup berat bagi pasangan ini. Apakah mereka akan tetap menjalaninya dengan cara ini atau memutuskan hubungan mereka? Jangan lupa vote and comment Give me start😎😎 Typo bersebaran plagiat...