"Armaleo! Kenapa ada surat panggilan? Kamu bikin ulah lagi?!" Tegas Reno-ayah kandung Maleo- dengan nada tinggi
"Peduli apa papa sama surat panggilan itu?" tanya Maleo cuek
"Kamu tau? Papa malu! Hampir setiap bulan surat orang tua terus berdatangan! Kamu gak malu?" Amarah Reno makin meluap, ia kesal lantaran anak nya selalu membuat onar disekolah, ditambah dengan masalah kantor yang membuatnya harus pergi ke luar negeri dalam 8 jam kedepan
"Ngapain papa harus malu? Kan yang biasa datang ke sekolah Pak Oding. Papa gausah malu, disekolah gaada yang tau kalo aku anak Pak Reno Setiawan." Rahang Maleo mengeras, ia berusaha mati-matian menahan amarah
Semenjak Widya-Istri Reno- pergi dari rumah dan kemudian dikabarkan meninggal karena sakit, membuat Maleo tak bisa menerima kenyataan. Selama ini ia selalu berpikiran bahwa Reno yang menyebabkan Widia pergi dari rumah dan meninggal. Saat itu Maleo tengah menjalankan Masa Orientasi Siswa di bangku SMA, dan sekarang ia sudah kelas 12.
"Kamu ngajak papa berantem?!" Rahang Reno juga mengeras, ia sudah di puncak amarahnya
"Kenapa papa harus marah? Kalau papa malu punya anak kaya Maleo, mending papa pulang ke Yogya menemui anak tiri papa!" ucap Maleo dengan nada tinggi
Plak!
Satu tamparan keras di layangkan oleh Reno, ia sudah kehilangan kesabaran. Maleo mengusap pipi kanan nya yang memerah, lalu menghembuskan nafas kasar.
"Oke kalo ini maunya papa." Maleo mengambil tas sekolahnya yang ia taruh di sofa keluarga lalu mengambil kunci motor dan berlari ke garasi
Maleo sekarang butuh ketenangan.
***
TPU Muslimin, tempat yang kini dituju Maleo.
"Assalamualaikum, Ma." Maleo datang dengan senyum tulus. "Aku bawain mawar putih kesukaan mama." tambahnya
Maleo menaruh tiga tangkai bunga mawar putih di dekat nisan Widya
"Aku gatau harus curhat kemana lagi selain sama mama. Aku kangen, Ma. Aku pengen peluk mama." Maleo memeluk nisan Widya dengan erat, seperti ia biasanya memeluk mama nya sepulang sekolah.
"Maleo butuh sosok cewe yang penyayang dan penyabar kayak mama."
"Mama setuju gak kalo Maleo punya pacar?" Maleo tak peduli dirinya dianggap berbicara sendiri dengan
"Maleo mau cari pacar yang kaya mama. Baik, cantik, penyabar." Maleo tersenyum memandangi nisan Widya, ia harus terlihat tegar didepan Widya walaupun sekarang Widya sudah tidak ada di sisi nya
"Ma, aku izin pulang dulu ya. Aku mau nongkrong sama temen-temen. Mama disini istirahat dengan tenang oke? Aku bakal sering jengukin mama disini. Maleo sayang mama sampai kapanpun." Maleo memeluk nisan Widya untuk terakhir kali sebelum ia pergi bersama motor ninja kesayangannya
Maleo merogoh ponsel nya yang berdering, lalu mengangkat telpon dari Adam. "Gue otw." ia mematikan telpon dan menyalakan stater motor.
sekarang perasaan nya sudah lega.
***
"Lo lama banget dah. Abis dari mana?" tanya Adam saat melihat Maleo memarkirkan motor nya di parkiran Kafe
"Ke makam nyokap dulu." ucap Maleo santai dan duduk disamping Haikal
Maleo mengeluarkan satu bungkus rokok dan menyalakan nya dengan api. Kini satu batang rokok sudah siap di esap oleh nya.
"Gue ada tawaran khusus buat lo, Al." kini, Adam angkat bicara
"Apa?" Maleo mengeluarkan asap yang ada di mulutnya
"2 minggu lagi bakal ada pertandingan balap liar, dan gue sama yang lain pengen lo ikutan. Hadiah nya lumayan." tawar Adam, Maleo berpikir sejenak.
Sejak dulu, Widya sangat melarang anak semata wayang nya mengikuti pertandingan yang resiko nya akan merenggut nyawa. Namun apa boleh buat, balap motor sudah menjadi hobi Maleo. Ia terinspirasi oleh sang Kakek yang waktu mudanya diisi dengan kegiatan balap motor.
Namun naas, sang kakek meninggal di umur 49tahun karena memenuhi keinginan terakhir nya, yaitu balap motor di waktu hujan. Itulah sebabnya Widya sangat melarang Maleo melakukan hal yang sama seperti Ayahnya.
"Gimana?" tanya Adam membuyarkan lamunan Maleo
"Gue pikir pikir lagi deh."
"Diantara kita ber-empat, cuman lo yang punya skill terbaik di dunia balap motor." sambung Ciko
"Besok gue kabarin." jawabnya, dan menyalakan 1 batang rokok lagi untuk di esap nya
"Besok jadi gak nonton pensi?" tanya Haikal spontan
"Iya nih, banyak cewe cantik bertebaran disana." sambung Adam
"Ayok dah berburu cecan." ajak Ciko
"Gue mah gausah berburu cecan. Kan tiap detik cecan berdatangan ke gue, hahaha." tawa Maleo yang kemudian di susul oleh ke tiga teman nya
"Bad boy most wanted mah bebas." sahut Haikal
"Namanya juga orang ganteng, mau diapain lagi." Maleo memasang wajah gantlemen
Haikal, Adam, dan Ciko berpandangan jiji ke arah Maleo. "Najis lo, sotong!" ucap mereka bertiga bersamaan
KAMU SEDANG MEMBACA
RAULA
Подростковая литератураBukan Armaleo namanya kalau tak bisa menaklulan hati gadis yang ia pilih dan sukai. Hanya dengan sekali melihat gadis dengan kamera yang bergelayut di lehernya saat pensi di sekolah, membuat hari-hari Armaleo penuh dengan rasa penasaran akan gadis i...