janji

182 7 0
                                    

Karina POV

Aku duduk didepan kaca, membenahi pakaianku dan memberi sedikit polesan pada wajah agar tidak terlihat pucat. Setelah itu aku mengambil kerudung dan memakainya. Karena sudah terlihat rapi, aku berdiri dan berjalan menuju meja belajar untuk mengambil tasku. Ah ya, aku jadi teringat dengan tas ini, tas ini diberikan oleh kak Rizal kemaren.

Aku keluar dari kamar dan bergegas menuju meja makan yang sudah disambut oleh Mama dan Kakak.

"Pagi semuanya." sapaku dengan wajah berseri.

"Duh...duh..duh... Tumben banget adek Kakak sangat rapi. Jadi tambah cantik nih." goda kak Fariz yang membuat pipiku seketika merah merona.

"Ih apaan sih Kak. Aku kan pingin tampil beda. Hehee
.." jawabku dan langsung duduk untuk menyantap sarapan yang dibuat oleh Mama.

"Udah-udah. Jangan berdebat pagi-pagi gini. Pusing Mama dengernya. Sekarang dimakan itu sarapannya. Nanti kamu telat lagi ke sekolah nya." ucap Mama yang kubalas dengan anggukan.

"Oh ya Ma. Papa kapan pulang dari luar kota." tanyaku disela-sela saat makan.

"Seminggu lagi nak. Papa lagi ngurusi cabang kantor Bosnya."

"Oh gitu ya." jawabku dengan mengangguk-anggukkan kepala.

Saat makananku telah habis, aku langsung berdiri untuk pamitan." Ma, Karina berangkat dulu ya."

"Loh, gak sekalian berangkat bareng Kakak aja Ka." tanya Kak Fariz

"Oh iya. Karina lupa bilangnya. Karina mau berangkat bareng temen Karina Ma. Boleh kan?" tanyaku penuh harap.

Sesaat keheningan terjadi. Dan akhirnya Mama membuka suaranya.

"Yaudah boleh. Hati-hati ya."

"Iyah Mamaku sayang. Daah."aku berjalan keluar sambil melambaikan tangan.

Aku melihat seseorang memarkirkan sepeda motornya didepan gerbang rumahku.pasti itu kak Rizal, pikir ku dalam hati. Dan ternyata bener.

" Hai Ka. Lama banget kamu keluar nya. Udah lumutan nih aku nunggui kamu."

Aku cuma nyengir aja ."Maaf deh kak."

Kak Rizal cuma mengangguk."Ayo naik. Ntar kita terlambat."

"Siap bos."

DIperjalan cuma ada keheningan. Bosan mah kalok gini lama-lama.

Gak berapa lama kami udah nyampe aja di sekolah. Kalok sama dia waktu berasa cepet banget.

Aku membuka helm dan memberikannya kepada ka Rizal.
Saat aku berjalan meninggalkannya,Dia menarikku.

"E-eh. Kenapa kak?"

"Masa kamu ninggalin aku. Barengan kek."

"Mm, kakak ga malu jalan bareng aku?"

"Gak lah. Malu kenapa emangnya." Kak Rizal malah melingkarkan lengannya di leherku.

"Kak maluu." aku berbisik.

"Sst. Udah diem aja. Nanti pulang sekolah tunggu kakak dikelas kamu aja ya. Biar kakak yang jemput.

" Oke kak."

***

Bel telah berbunyi. Seluruh murid berhamburan keluar kelas. Mungkin ini adalah hal yang paliing ditunggu oleh semua siswa.

Karina berjalan menyusuri koridor sekolah. Karina lebih suka keluar dari kelas saat suasana sudah sepi. Itu dikarenakan dia malas sumpek-sumpekan dengan teman-temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kaulah PilihankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang