Tarima kasih telah mambaca,
Terima kasih yang udah mengikuti cerita ini...
Mohon maaf bila banyak yang gak nyambung...
Semoga kalian terhibur 😙.
Rumah Sakit
.
."Assalamu'alaikum..." seraya mengetuk pintu kamar RS. Ruang ; Melati No. 25.
"Wa'alaikumussalam..." terdengar suara Bang Fikri menjawab salamku.
Bang Fikri langsung menghampiriku, dan memeluk erat tubuhku."Arum, kamu sehat ?" Sambut Bang Fikri.
"Alhamdulillah sehat Bang, Abang sendiri?" Timpalku,
"Alhamdulillah sehat juga" jawabnya."Gimana ceritanya Ibu bisa masuk RS?" Tanyaku,seraya mengintrogasi.
Dengan suara pelan Bang Fikri menjelaskan nya. Karena Ibu sedang tertidur, jadi kami memperkecil nada bicara kami.
"Abang kurang tau awalnya kenapa ibu bisa sakit. Hanya beberapa hari kemarin, ibu mengeluh sakit kepala kepada bapa & tidak bisa tidur selama hampir 1minggu. Saat itu Abang lagi sibuk sekali dg kerjaan di kantor, jadi kurang memperhatikan kesehatan Ibu.
Abang tau Ibu sakit, dari Bapa. Dan terakhir Bapa bilang, kalau Ibu ingat kamu terus. Jika dia tidur sering menyebut-nyebut nama kamu, dan sesekali melamun. Ada orang masuk ke rumah dia kira itu kamu. Kamu baik-baik aja kan Rum ? Biasanya kan Ibu kalau seperti itu, pasti ada apa-apa dengan orang yang membuatnya jadi beban fikiran" jelas Bang Fikri.Aku langsung memalingkan wajah,
"aku baik-baik aja Bang. Mungkin Ibu hanya rindu saja ." Jawabku sekedarnyaKami pun membeku, Bang fikri seakan tak puas dengan jawabanku.
"Rum..." aku kira suara Bang Fikri yg tetap ingin mengetahui kondisiku yg sesungguhnya, tetapi itu suara Ibu yg
sedang mengigau menyebut namaku .Aku segera beranjak dan menghampiri Ibu, "iya bu... ini arum bu, Ibu sembuh ya..." ucapku seraya memegang tangan Ibu yg sedikit menghangat saat ku genggam.
Ibu langsung membuka matanya, "Arum..." ucap Ibu, yg di barengi derasan Air matanya, serta rangkulan yg begitu erat.
"Ibu...maafin Arum, yg gak pernah ngasih kabar. Arum berdosa, maafin Arum bu..." ucapku.
"Engga nak, Ibu tahu kamu sibuk. Ibu hanya kecapean saja" jawab Ibu.Bang Fikri yg sedari tadi berdiri melihat kami yang sedang melampiaskan rasa rindu, Ia pun mulai terbawa suasana dan meneteskan air mata yg buru-buru ia seka.
"Kemarilah Bang" sahut Ibu.
Bang Fikri pun ikut merangkul kami.
.
.
.
Ibu mulai menyadari, bahwa terlihat ada yg kurang dari kedatanganku."Imam..." sahut Ibu,
"Suami-mu mana Rum ?" sambungnya, aku mulai kebingungan dengan pertanyaan itu."Mmm... Mas Imam sedang ada Dinas ke Luar Kota selama 1 minggu, jadi dia gak bisa ikut kesini. Mas Imam menitipkan salam untuk Ibu,Bapa&Abang." Jelasku.
"Oh. Begitu" jawab Ibu,seolah mempercayai ucapanku.
.
.
.
...
Kami ber-3 pun asyik mengobrol dengan percakapan yang kesana kemari. Seraya melepas kerinduan akan hal ini yg tidak pernah kami rasakan lagi, walaupun kurang kehadiran Bapa, karena Bapa hanya bertugas menjaga Ibu di siang hari. Malam harinya memang tugas Bang Fikri yg menjaga Ibu.***
04 : 00
"Arum, Fikri..." terdengar suara Ibu membangunkan kami .
"Iya Bu" jawab kami kompak, seraya langsung memposisikan badan dg duduk di samping Ibu.
"Shalat Subuh berjama'ah yu" ucap Ibu, "siap bu." Jawab Bang Fikri dg penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imam
RomanceWanita mana yang tak mau di nikahi nya. Dia seperti pangeran-pangeran yg selalu ada dalam dongeng.. Dia begitu tampan,mapan,takwa. Wanita mana yg berani menolaknya? Hanya orang buta saja yg berani melakukannya. Sesungguhnya wanita yg menolaknya, di...