Four

113 5 8
                                    

Taman Kanak-Kanak

"Bu Arum sudah masuk?" Sapa teman-temanku.

"Iya..." jawabku.
"Bagaimana keadaan Ibu nya di Jakarta? apa sudah sehat betul?" Tanya salah satu temanku.

"Alhamdulillah bu, Ibu saya sudah pulih lagi. Dia hanya butuh istirahat yg banyak" ucapku, sambil ku lontarkan senyum terbaik ku.

Namun senyuman itu tidak bisa mengelabuhi teman*ku, dg aku berpura-pura bahagia di hadapan mereka.
Tetap saja mereka melihat ku dg wajah penasaran, karena raut wajahku yg menujuklan seperti sedang mengahadapi suatu permasalahan yg berat.

"Ibu kelihatan seperti sedang ada masalah" ucap salah seorang teman ku.

"Ah, engga... perasaan Ibu saja kali, atau mungkin karena saya sedikit kelelahan" ucapku, seraya sedikit memaksakan untuk tersenyum.

"Mm... ibu banyakin istirahat, kalau perlu minum vitamin. Biar ga drop badannya" jelas seorang temanku lagi.
"Iya Ibu-ibu... terima kasih atas perhatiannya, dan saya juga sudah minum vitamin tiap hari. Nih..." jawabku seraya mengeluarkan vitamin yg biasa Aku konsumsi.

Terdengar suara Bell masuk berbunyi ...

"Sudah masuk sepertinya, saya tinggal dulu ya ibu-ibu... saya sudah kangen sama anak-anak" ucapku sambil berjalan menuju pintu keluar.

"Assalamu'alaikum..." ucapku seraya menyambut anak muridku dengan gembira.
"Wa'alaikumussalam..."... sahut mereka kompak.

"Bu Aruuuuuuuum... ..." lanjut mereka dengan kompak pula, yang langsung mengerubuniku.

"Ibu kangen... Ibu aku mau belajar sama Ibu aja, Ibu aku mau belajar dengan sungguh-sungguh asal Ibu jangan tinggalin aku lagi. Nd, bla... bla... bla..." ucapan Anak-anak yg terdengar sedikit ribut, membuat ku semakin takut kehilangan mereka.

Jam pelajaran pun berlangsung begitu tertib hingga pelajaran terakhir...

.
.
.

Satu hari setelah Mas Imam pindah, rumah mulai terasa hampa.
Hati menjadi semakin gundah.
Namun apa yg bisa aku perbuat ? Tak ada, hanya menunggu.
Semoga suatu saat Allah memberikan kebahagiaan yg sesungguhnya padaku & keluargaku. 🙏

...

Satu bulan pernikahan Mas Imam & Mba Vita ...

Aku mulai terbiasa dg kehidupan ku .
Yang harus melewati hari-hari & Malam-malam sendiri.

Walaupun sesekali Mas Imam pulang, hanya untuk Makan Malam & sesekali bermalam.

Aku cukup bersyukur, karena Mas Imam sedikit demi sedikit sudah bisa menerima keberadaanku dalam hidupnya & menganggapku sebagian dari hidupnya.
Walaupun mungkin waktu untuk Mba Vita memang lebih banyak.

Setiap Mas Imam bermalam di rumahku, dia selalu jujur pada Mba Vita, karena Mas Imam tidak ingin membuat istrinya salah faham.

Walaupun awalnya Mba Vita tak terima, namun Mas Imam selalu menjelaskan & memberi pengertian dengan baik. Sehingga bisa di terima oleh Mba Vita.

...

Akupun bahagia, karena...

Mas Imam betul-betul sudah berubah, dia semakin memperlihatkan rasa sayang nya terhadap ku.

Mulai sekarang, setiap weekend sudah menjadi jadwalnya untuk menginap di rumah ku.

Dan yg lebih membuat aku bahagia,
Mas Imam sudah tak menjaga jarak lagi dengan ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang