"Dewasa. Bukan suatu tentang umur atau status menikah yang berani memiliki anak, tapi tentang sikap dan jalan berpikirnya seseorang."
"Aku pulang"
Hening.
Menandakan tidak ada siapapun di rumah ini.
Aku menutup pintu lalu menguncinya. Tak lupa aku melepas sepatu kecilku lalu meletakkan ke tempatnya. Aku berjalan memasuki kamar yang penuh mainan pemberian Mommy. Kulepas dan meletakkan tas yang kubawa ke atas meja belajar kecilku.
Tanpa membuang waktu aku mengganti baju dengan kaos bergambar ironman pemberian Mommy dan meletakkan baju kotorku ke ranjang yang ada di kamar. Aku langsung menuju dapur untuk mengecek ricecooker. Ternyata kosong, hanya beberapa butir nasi yang menempel di permukaannya.
Tidak hanya itu, makanan di atas meja makanpun kosong. Itu artinya aku harus membuat sesuatu untuk memenuhi isi perut yang sudah berteriak minta diisi. Aku mengambil 2 gelas kecil beras untuk dibersihkan, lalu kubuat ke dalam wadah ricecooker yang sudah bersih.
Walau aku dan Mommy tinggal di negara yang tak biasa memakan nasi, Mommy bilang tidak bisa menghilangkan kebiasaan itu, karena nasi adalah makanan wajib dari negara asal kami. Kata Mommy, kami berdua bukan asli orang negara ini yang tidak lain adalah negara New York. Aku tidak peduli dan tidak mau tahu asal negara kami di mana. Yang
terpenting aku selalu bersama Mommy di manapun dia berada.Sebenarnya Mommy mempekerjakan seorang wanita yang biasa kupanggil Aunty Bella yang usianya tidak beda jauh dengan Mommy, untuk menjagaku dan membersihkan tempat tinggal kami. Karena Mommy sibuk bekerja menjadi seorang koki di salah satu rumah makan pizza yang cukup terkenal dikalangan orang sederhana seperti kami.
Tapi kesibukan Mommy dimanfaatkan oleh Aunty Bella untuk bersenang-senang dengan teman-temannya. Dia tidak menjalankan tugasnya dengan benar seperti membereskan rumah atau mengurusku, tapi sesungguhnya aku memang tidak perlu diurus oleh siapapun karena aku bisa melakukannya sendirian, terkecuali bersama Mommy.
Bersama Mommy aku akan menjadi diriku sendiri, bermanja dengan Mommy adalah hobiku, di pelukan Mommy juga tempat ternyamanku.
Setiap menatap wajah Mommy yang lelah aku selalu merentangkan tanganku minta digendong atau dipangku olehnya, memberikan sedikit kehangatan yang Mommy bilang bisa menghilangkan lelahnya walau hanya memeluk dan menciumku. Melihat senyum Mommy yang cantik juga selalu membuatku senang.
Aku tidak ingin membuat Mommy sedih atau berpikiran tantang Aunty Bella yang dia bilang selalu mengurusku, tapi nyatanya tidak.
Cukup lelah karena pekerjaan untuk menghidupi kami berdua, jangan sampai Mommy menjadi sedih mengetahuinya.
Karena itulah aku memilih diam tidak memberi tahu pada Mommy apa yang sudah terjadi selama 1 tahun ini. Dan itu juga membuatku mandiri melakukan pekerjaan rumah agar Mommy sesampai ke rumah
hanya mandi, bermain denganku, dan beristirahat. Tak lagi membereskan rumah karena sudah rapi dan bersih.Sekarang aku sudah menyelesaikan makan siang dan membereskan semuanya. Aku tersenyum. Sudah tidak ada lagi yang harus aku bereskan, dan sekarang mata serta badan kumulai terasa lelah.
Kubuka pintu kamar yang berbau bedak bayi. Kurebahkan badan di atas single bed-ku dan memeluk boneka kesayangan pertama yang Mommy beri.
Mataku perlahan memejam dan mulai memasuki alam mimpi yang aku sukai.
Divote&komen yaa kalo kalian suka ceritanya♡
KAMU SEDANG MEMBACA
My Son✔
General Fiction"Aku melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan, kelahirannya membuatku kembali menemukan sebuah arti dari kehidupan, dan berjanji pada diriku sendiri akan selalu membahagiakannya." - Jae "Bagiku dia adalah anugrah yang Tuhan beri melalui kesalah...