6

5.1K 186 2
                                    

PART 6

 

Kring! Kring! Kring!

Suara telfon masuk di handpone Adine berhasil membangunkan gadis cantik ini dari tidur singkatnya. Tidur kurang dari 8 jam merupakan tidur yang singkat bagi Adine. Meskipun 8 jam kurang 15 menit. Gadis ini memang sangat hobby tidur, dia lebih suka tidur dibanding harus membantu Mamanya merapikan tanaman di kebun keluarganya.

“Halo.” Sapa Adine saat mengangkat telfonnya dengan nada yang masih terkantuk-kantuk dan sangat lemas. Entah siapa yang berani membangunkannya. Adine juga sempat melihat jam di meja belajarnya ternyata ini baru jam 6.30 pagi dan ini masih dalam rangka libur panjangnya pasca UN. Adine benci kalau harus bangun terlalu pagi di hari libur.

“Pagi Adine! Bangun dong udah mau siang nih.” Perasaan bingung muncul saat mendengar suara laki-laki yang ada di balik telfon. Adine melihat layar telfonnya untuk mengetahui siapa yang menelfonnya pagi pagi begini. Khamal? Gila nih cowo rajin banget jam segini udah bangun batin Adine saat menyadari Khamal lah yang membangunkannya.

“Aduh Maaallll. Ngapain sih gangguin gue. Gue masih mau tidur nih. Masih pagi nih. Udah ah gue mau tidur lagi.” Adine baru saja akan menutup telfonnya sebelum Khamal mulai berteriak di balik telfon dan berhasil membuat mata Adine melek dan sulit untuk ditutup kembali.

“Nooooooo! Adine, lo harus temenin gue pagi ini. Ini penting banget! I’ll be there in 30!” salah satu kebiasaan buruk Khamal adalah tidak pernah memberikan pilihan lain kepada seseorang dan itu selalu berhasil membuat Adine geram.

“Tapi, Maaaaalllll!” aishhhh si Khamal nyebelin banget sih. Emang gue udah bilang mau? Belom kan. Nyebelin banget sihhhhhhh iyuuuuhhhhh gerutu Adine dalam hati. Karena dia tidak punya pilihan lain, maka dia harus bergegas mandi dan berdandan sebelum Khamal benar-benar tiba di rumahnya. Adine memang tipe gadis yang tampil apa adanya, dress floral ungu campuran biru yang simple merek TopShop dan sepatu Converse ungu yang serasi dengan bajunya siap jadi #ootd nya.

“Adine, pagi-pagi begini kamu mau ke mana Mba?” tanya Tamma Papa Adine saat melihat anak gadisnya yang tidak biasanya sudah rapih pagi-pagi di hari libur seperti ini.

“Aku mau pergi sama –“

“Permisi Pak Bu ada temennya Non Adine.” Belom selesai Adine menjawab pertanyaan Papanya, Mbok Yum datang menghampiri mereka dan memberi tau kalau Khamal sudah datang.

“Siapa Mbok?” aduh kalo Papa tau Khamal yang dateng, dia marah gak yah? Adine mulai panik karena dia belum pernah melihat Papanya berkespresi santai saat dia sedang membicarakan soal laki-laki dengan Mamanya.

“Den Khamal Pak.” Jawab Mbok Yum dan sepertinya Adine harus siap untuk diintrogasi oleh Papanya sebentar lagi.

“Oh Khamal. Suruh masuk Mbok.” Pinta Tamma pada Mbok Yum. Loh? Kok Papa malah nyuruh Khamal masuk sih? Papa kenal Khamal? Batin Adine melihat tanggapan Papanya saat tau Khamal datang.

“Assalamualaikum. Pagi Om, pagi Tante, pagi Dhi, pagi Adine.” Tidak lama Khamal masuk dan langsung menghampiri orang tua dan adik Adine untuk bersalaman. Sangat tampak ekspresi bingung di wajah Adine melihat Khamal dan keluarganya.

My Playboy and I [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang