Part 5

117 13 3
                                    

Mei-mei dibawa menuju altar persembahan Dewa Xi, Mei-mei berlutut didepan patung dan menjalani ritual penyambutan.

Saat angin kencang tiba-tiba berdesir, menerjang atap kuil dan menyebabkan beberapa kerusakan di bagian atap kuil, membuat seluruh rakyat kerajaan awan gemetar ketakutan, mereka takut persembahan kali ini tidak diterima yang akan mengakibatkan kehancuran bagi kerajaan awan.

Mereka juga tidak bisa mengganti persembahan secara mendadak, karena kejadian tiga hari sebelum persembahan, nona Yui yang seharusnya menjadi gadis persembahan tahun ini kabur dengan pemuda desa yang sudah lama saling merajut kasih secara diam-diam.

Mei-mei yang mengalami kebutaan saat umurnya 9 tahun. sebenarnya, tidak memenuhi syarat sebagai gadis persembahan, dengan terpaksa menggantikan nona Yui ke altar persembahan.

Entah apakah ini sudah menjadi takdir Mei-mei. Kala mereka mencari pengganti nona Yui, dan secara ajaib waktu itu hanya ada 10 gadis yang berusia 17 tahun di kerajaan Awan, dan hanya Mei-mei yang bersih atau tidak sedang mendapat tamu bulanan.

Seorang gadis persembahan harus berusia 17 tahun masih gadis suci, dan saat hari persembahan sang gadis harus menjalani beberapa ritual dikuil Agung, yang menuntut gadis persembahan tidak boleh pada masa kotor atau bulanan.

Kejadian angin kencang ini sebelumnya tidak pernah terjadi di saat-saat ritual persembahan berlangsung. Dan ini membuat suluruh rakyat ketakutan akan gagalnya ritual. Tapi, hingga akhir ritual tetap dijalankan dan berjalan lancar, para pemimpin ritual dan gadis persembahan tahun lalu membacakan mantera putih yang menunjukkan Mei-mei telah resmi menjadi gadis Mahadewa tahun ini, yang siap melayani kuil Mahadewa hingga beberapa tahun kedepan.

Saat kerajaan awan tiba-tiba dilanda paceklik, semua rakyat memandang Mei-mei sebagai kesalahan, tapi sebagian mereka termasuk pihak kerajaan yang mengetahui proses terpilihnya Mei-mei hanya mampu menatap iba, dan berharap kemarahan Mahadewa cepat mereda.

Mei-mei yang buta, tapi pendengarannya masih berfungsi dengan tajam, mendengarkan hujatan, hingga kata-kata iba yang ditunjukkan padanya membuat hatinya bergetar. Tapi jangan salah, Mei-mei gadis yang begitu baik hatinya begitu lembut dan pembawaannya yang ceria selalu menerima semua dengan senyuman. Ia selalu berdoa agar Dewa Xi mau berbelas kasih padanya dan mengembalikan seluruh kejayaan kerajaan Awan, bahkan jika Ia diminta untuk mengorbankan nyawanya, dengan senang hati Ia akan memberikannya. Asalkan semua orang berbahagia dia akan ikut merasa bahgia, menurutnya bahagia itu sederhana.

Tepat 1 bulan setelah Mei-mei resmi menjadi gadis persembahan, kerajaan Awan semakin mengalami kekeringan, persediaan air kian hari kian menipis, banyak hewan ternak mati bahkan lahan sudah tidak dapat digunakan dan mereka mengalami kelaparan.
Dengan petunjuk salah satu tetua adat yang disepuhkan, pihak kerajaan memerintahkan seluruh rakyat mengenakan baju putih dan berkumpul di kuil mahadewa untuk bersujud memohon kemurahan sang Mahadewa.

Saat doa-doa berkumandang dan para rakyat berkali-kali melakukan sembah didepan kuil Mahadewa tanpa memperdulikan cuaca yang semakin terik. Tanpa mereka sadari, dunia atas atau dunia para dewa bersemayam mengalami goncangan yang begitu dasyat, membuat para dewa ketar-ketir tak karuan tugas mereka yang terbengkalai dan ketenangan mereka yang terganggu. Belum lagi mereka merasakan hawa panas dari kemurkaan Mahadewa dan sekarang goncangan yang disebabkan pemuja Mahadewa begitu dahsyatnya.

Dewa Chu dewa Utara, tidak bisa tinggal diam jika tidak ingin keadaan ini berlarut-larut. Ia mengumpulkan para dewa untuk berkunjung ke Istana Mahadewa memohon belas kasihan terhadap kerajaan Awan.

Setelah matahari condong ke arah barat, yang berarti sudah hampir 1 hari mereka melakukan sembah tanpa makan dan minum dengan merapalkan doa-doa, langit menjadi gelap, awan menutupi bumi dan guntur bersahut-sahutan.

Selang beberapa menit, air mulai menetes dari langit yang awalnya gerimis menjadi semakin lebat. Dan secara ajaib tumbuh-tubuhan dan juga pepohonan hidup kembali semakin subur dan lebat.
Semua rakyat bersorak gembira menari-nari ditengah derasnya hujan, tangan mereka tengadahkan, mata mereka tutup demi merasakan air yang selama ini menjadi barang langka membasahi tubuh mereka.
Para anak-anak kecil berlari kesana kemari dengan kegembiraan yang terpancar dimata mereka.

Tanpa mereka sadari karena kebahagiaan,
Mei-mei sang gadis persembahan tiba-tiba menghilang dari kerumunan peserta upacara.

Setiap kebahagiaan yang datang pasti ada pengorbanan tanpa kita sadar.
Bagi Mei-mei Kebahagiaan itu sangat sederhana, ketika Ia mampu menjadi sumber kebahagiaan orang lain walau kehadirannya tak pernah disadari.

Dalam gelapnya Mei-mei merasakan perbedaan, entah dimana sekarang Ia berada, Mei-mei tidak lagi bisa mendengar kebahagiaan rakyat kerajaan Awan setelah hujan yang dinanti-nantikan tiba.
Sekarang Ia hanya merasakan kesunyian, hawa hangat dan bau yang begitu harum.

Vote dan coment, mimin tunggu ya.. biar mimin semangat lanjutin ceritanya..
Ma'av banyak typo bertebaran.

The God LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang