Hai readers maaf baru kembaliii setelah sekian lama hibernasi. sebelum ini mimin cukup sibuk dengan dunia nyata mimin .. maaf ya .. aku usahakan setelah ini akan update seminggu sekali😄
Mei berjalan dengan gemetar tak tentu arah, ia masih belum menghafal letak kamarnya. Ia masih teringat bau harum yang menguar dari tubuh sang Mahadewa. Bukannya ia merasakan bahagia luar biasa karena berkesempatan bersinggungan dengan dewa Xi, Ia sekarang sangat merasa takut. Mungkin sebentar lagi kematiannya akan semakin mendekat.
Setelah kakinya merasa lelah, Mei duduk di atas permukaan keras yang ia yakini adalah sebuah batu yang cukup lebar untuk ia duduki.
Ia kembali termenung memikirkan beberapa kejadian yang terus menimpanya. Andai Sekaramg ia masib berada di kerajaan awan pasti ia masih bisa berkeluh kesah dengan mengunjungi keluarga nya. Meski juga Ia akan mendapatkan beberapa kata-kata yang menyakitkan.Selang beberapa waktu, Ia merasakan kehadiran seseorang yang kian lama kian mendekatinya. Seraya, Mei menolehkan kepalanya ke arah seseorang itu. "Ah .. kenapa kau sudah menyadari kehadiran ku.. padahal aku sudah mengendap-endap dan oh ya .... Kau kan juga buta". Seseorang itu mengucapkan kata-kata yang membuat Mei kaget. Ternyata orang itu seorang wanita, lega Mei.
"Maaf dewi, memang mataku ini buta, tapi aku masih mempunyai telinga yang bisa mendengar," jawab Mei sambil tersenyum.
"Ah iya, bukannya kau adalah manusia sesembahan untuk Mahadewa. Apa yang kau lakukan di Istana Perak ? Kau sangat beruny bisa memasuki istana perak. Bahkan para dewi tingkat atas pun belum tentu bisa memasukinya,".
"Hamba juga tidak tau dewei, yang saya tau Xia membawaku kesini."
"Oh iya, Xia pelayan mahadewa"
Sepersekian menit dari itu tidak ada yang memulai pembicaraan, hening sejenak.
"Mm. Namamu siapa wahai manusia ? Bodohnya aku sampai tidak menayakan namamu !"
"Saya Mei Dewi, panggil saja Mei!".
Tiba-tiba muncul Xia dari arah belakang sang Dewi.
"Mohon maaf dewi Shin, hamba kesini ingin menjemput Xia untuk kembali ke kediamannya,"
"Ah, kai Xia kenapa selalu saja mengganggu ku .. !"
Dewi yang ternyata bernama dewi Shin itu menghentakan kakinya kesal karena belum puas rasanya Ia bercengkerama dengan Mei, dengan sekali gerakan Dewi Shin menghilang dari tempatnya.
"Mei, silahkan pegang tangan saya, akan saya antat ke kamar mu!"
Mei yang sadar akan perintah pelayan Xia, segera mengulurkan tangannya dan memegang tangan pelayan Xia. Hanya cukup hembusan angin mereka sudah sampai ke sebuah bangunan yang indah di tengah danau yang di tumbuhi banyak teratai. Bau yang segar tercium oleh Mei dan membuat nya begitu nyaman. Hingga ia teringat akan dewi yang Ia temui tadi, ia lupa menanyakan namanya .
"Pelayan Xia bolehkan saya bertanya ? "
"Silahkan Mei""Siapakah Dewi yang tadi berbicara denganku ? "
"Ia adalah salah satu dewi tercantik, namanya Dewi Shin, Ia salah satu dewei yang diperkenankan oleh Mahadewa untuk memasuki Istana perak tempat para Dewi tertinggi untuk menikmati keindahan, kemudahan dan berkat dari Mahadewa. Dewi Shin adalah putri dari salahsatu Dewa utama. Ia sangat dimanja, cerdas dan periang. Maka dari itu Mahadewa menyukainya.!"
"Apakah aku tadi melakukan kesalahan ?" gumam Mei sangat pelan, Ia takut melakukan kesalahan mungkin seperti salah bicara.
"Mei tenang saja, Dewi Shin adalah dewi yang baik, hanya saja Ia sangatlah ingin tahu apapun itu.!, Dewi Shin sejatinya adalah salah satu dewi kebijaksanaan yang di anugerahi kekuatan bulan yang bertugas memberikan cahaya dan mengatur pasang surut air laut."
"Semoga saja aku tidak membuat kesalahan!" Ucap Mei dengan sendu.
***********
Dewa Xi duduk termenung di depan bejana, Ia memandang bejana dengan tatapan kosong. Ia masih memikirkan bagaimana bisa Ia bisa bersentuhan dengan seorang apalagi Ia hanya manusia biasa. Saking frustasi nya karena Ia belum bisa menemulan dimana mahaguru. Setiap harinya hanya termenung di depan bejana mengawasi setiap gerak-gerik Mei. Namun ia juga tidak mengerti. Dalam bejana itu pun kadangkala sosok Mei menghilang atau buram. Sungguh benar-benar aneh. Disaat semua hal tidak akan bisa tersamarkan jika bejana yang memperlihatkan nya. Namun ada beberapa waktu dan hanya pada kasus Mei ini semua kabur hampir tak terlihat.
.
Di balairung Istana sudah berkumpul empat dewa utama dan beberapa dewa dengan pangkat jenderal hingga dewa tingkat tengah.
Mereka berkumpul secara rutin untuk menyampaikan hasil dari pekerjaan mereka merawat dunia atas dan bawah. Hingga menunggu titah dari sang Mahadewa untuk beberapa permasalahan yang ada.
Dan saat ini para dewa Utama sepakat untuk menanyakan lagi tentang ritual merah untuk pencarian kandidat Mahadewi.Semua berkasak kusuk saling lempar sebagai perwakilan siapa yang mau memulai pembahasana tentang ritual merah. Sebenarnya hampir semua dewa tidak ada yang berani. Masih segar ingatan mereka wajah tidak menyenangkan Mahadewa saat pembahasan ini. Tapi jika ini dibiarkan berlarut ditakutkannya keadaan tidak akan seimbang lagi. Dan kehancuran yang pernah diramalkan oleh mahaguru terwujud. .
Angin kencang membuat mereka diam seraya menunduk kebawah. Dewa Xi hadir detengah mereka dan menduduki singgasananya tampak angkuh dan berkuasa.
Ia memandang para dewanya seakan ingin menghancurkan mereka yang sudah berani membicarakan nya di belakangnya."Apa yang bisa kalian laporkan padaku hari ini ?"
Satu per satu para dewa utama melaporkan pekerjaan mereka dan pekerjaan beberapa dewa yang menjadi tanggung jawabnya.
Hingga semua dewa telah selesai melaporkan keadaan. Semuanya kembali hening dan saling melirik satu sama lain. Hingga akhirnya Dewa Matahari mengalah dan maju di hadaoan dewa Xi."Mohon ampun Mahadewa, kami para dewa menginginkan kejelasan tentang ritual merah... "
Belum selesai dewa Matahari berkata, dewa Xi langsung menatapnya dalam hingga membuat litut sang Dewa Matahari bergetar.
"Kau tenanglah Dewa Matahari, aku sudah memikirkannya.! Setelah helaan nafas yang cukup panjang.. dewa Xi pun mengambil keputusan.
"Ritual merah akan diadakan saat bulan purnama kedua tiba. Aku hanya menginginkan kalian mengaturnya dengan baik. Biarkan mereka meminum air teratai dan antar mereka yang lolos ke Istana Perak untuk kelanjutan nya biarkan Dewa Gaharu yang mengatur."
"Titah dilaksanakan!"
Ucap para dewa serempak dengan wajah berbinarSetelah itu sang Mahadewa menghilang dari balairung.
Para dewa mulai sibuk untuk menyebarkan berita dan mempersiapkan para putri mereka untuk mengikuti ritual itu. Karena tidak ada pengecualian apapun agar bisa meminum air teratai.
Hanya saja air teratai yang akan memilih siapa yang pantas masuk dan siapa yang tidak. Sedangkan para dewi yang telah diperbolehkan memasuki istana perak harus keluar dan meminum air teratai kembali agar bisa memasuki istana perak untu ritual merah.Akhirnya bisa update lagi, tolong like ane coment ya .. jangan lupa vote, agar mimin semangat buat lanjutinnya ... Terimakasih pembacakuh.... ☺️☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
The God Loves
FantasyDewa Xi terkenal dengan keagungannya namun hatinya begitu gelap karena kematian Dewi Ma. Hingga kehadiran sosok gadis manusia yang mampu menjungkir balikkan takdir. ******** Karya ini Semuanya hanyaa fiktif menurut fantasy dan imajinasi termustahil...