back to start

374 4 0
                                    

Pagi yang menjengkelkan bagi mei.. ia seakan enggan meninggalkan kasurnya meski cahaya matahari yang menyilaukan mata berusaha membangunkan tidurnya. Mei kembali ke rutinitas awalnya berkuliah di salah satu universitas terkemuka di amerika ini

"Wake up honey.." Mama tiba tiba datang mengganggu tidur mei

"Ma 5 menit lagi oke? Ah tidak 1 menit lagi? please.. aku mengantuk.."

"Noo .. cam'on wake up now"

"Argh fine " akupun berdiri dan mulai bersiap-siap

Mobil sport ku melaju di jalan yang mulus ini tanpa adanya hambatan hingga tiba tiba keadaan memaksaku keluar dari mobilku yang nyaman ini. Seseorang telah berani beraninya berhenti di depanku dan aku tidak sempat merem. "Sial" pikirku.. Seorang lelaki tampan keluar dari mobil nya yang tertabrak karnaku.. "Ayolah aku tidak sengaja" pikirku lalu akupun keluar

Sam pov

Aku berjalan keluar dari mobilku karna mobil bodoh di belakangku yang menabrakku..
Sambil menggosok tengkuk kepalaku yang terhantuk aku melirik wanita itu..
"Holl lumayan" pikirku. tapi aneh, aku merasa segan kepadanya. sepertinya ada sesuatu pada dirinya.. ia tiba tiba meminta maaf tapi dengan cara yang aneh

" Maaf "ucapnya dengan ketus dan aku dapat melihat emosinya yang ditahannya

Aku ingin tertawa melihatnya

"Sepertinya aku yang salah nona" ucapku sambil tersenyum miring

"Hah baguslah kalau kau sadar" -mei

"Kau tau lalu kenapa minta maaf" -sam

"Maaf tuan aku hanya berusaha bersikap sopan, karna dilihat dari pandangan orang aku yang salah disini, terlebih lagi.. anda terluka" jawabnya dengan emosi yang meluap luap

"Hei santailah.. aku akan mengganti rugi kerusakanmu" jawabku lalu pergi meninggalkannya

"Oh terimakasih tuan" jawabnya lalu berlalu meninggalkanku yang terpatung mendengar perkataannya

"Luar biasa" pikirku

Mei pov

Hah dia mau mengganti kerusakan mobilku? Dia fikir mobilku ini murah dasar bodoh ucapku sambil melajukan mobilku

"Lau tadi aku kecelakaan" -mei

"Hah kenapa ? kau terluka? " -laura

"Tidak"

"Lalu kenapa kau menangis mei? "

"Apa tidak aku tidak menangis laureenn.."

"Hei namaku laura bukan lauren.. Kau kira aku bodoh aku bisa melihat mata bengkakmu mei"

"Sial yaya apa yang harus aku katakan? " -mei

"Entahlah mungkin kau bisa bercerita mei" -yaya

"Tidak aku lelah bercerita membicarakan mate bodoh itu lebih baik aku berbohong saja"- mei

"Terserahmu mei " ucap yaya memutus midlinknya

"hei mei jangan coba berkilah, aku tau kau berbicara dengan yaya kan jujurlah"laura melambaikan tangannya menyadarkan mei.

"Tidak apa lau aku belum bisa cerita sekarang" ucap mei dengan spontan.

"Lagi? Selalu saja begini huh" laura mendesah berat tanda tidak terima.

"Ya begini lebih baik dari pada berbohong.. " Batin mei.

Sementara itu dirumah..

Ato pov

Ahh..  Hari yang melelahkan entah kenapa aku begitu malas berangkat ke kantor jadilah aku meminta jery sekretarisku mengurus kantor..  Hah enaknya punya bawahan yang bisa di percayai ucapku sedikit terkikik..

"Ato.." ucap mama sambil duduk di sofa sampingku. Aku yang awalnya berbaring langsung duduk bersila (menghormati orang tua)

"iya ma"

"hmm..  Kau tahu mama sedikit melihat hal aneh pada adikmu " ucap mama

"Ha? " ucapku dengan kening yang membentuk garis garis polisi tidur seperti yang ada di jalanan menandakan keherananku

"iya mama rasa ia sedang tidak dalam mood yang baik,  kau tahu tidak biasanya ia terlihat lesu begini" ucap mama dengan wajah khawatirnya

Haruskah kukatakan?  Batinku bertanya
.
.
.
Ah tidak usah toh aku sudah berjanji pada mei akan merahasiakannya ucapku dalam hati..

"Tidak kok ma hanya feeling mama saja" ucapku meyakinkan..  Tapi bukan mama namanya jika ia menyerah

"Ato mama tau pasti ada yang tidak beres bukan..  Ayo ato katakan pada mama, kau pasti tahu sesuatu bukan? " ucapnya memaksa

Ahh kalau begini caranya akan sulit batinku ku kembali..

"Anak mama itu sudah menemukan matenya.." ucapku datar

"Apa....  Benarkah ato bukankah ini berita baik ? lalu mengapa ia berwajah murung" ucap mama kembali

"Yah itu masalahnya..  Matenya menjauhinya ma " ucapku sambil menunduk

"Astaga.." ucap mama dengan wajah sedihnya berjalan menuju kamar..
Entah apa yang akan mama lakukan hmm

Hari pertama dilalui dengan baik baik saja..  Tapi tidak dengan hari kedua..
Mei adikku yang malang., ia terus-terusan memimpikan matenya dan yang lebih parah mimpinya mengenai mereka berdua yang menikah.. 

Astaga adikku apa yang kakak bodohmu ini bisa lakukan?  Tanyaku dalam hati

Setiap pagi diawali dengan amukan darinya yang sadar kejadian bahagia itu hanyalah mimpi pada akhirnya ia harus kembali ke dalam kenyataan dan tampaknya ia mulai benci dengan dunia nyata..
.
.
.
Kumohon siapapun bantulah adikku ucapku seraya memohon
.
.
.
.
.
.
Thanks for reading all..  Vote yaa

My Fucking MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang