Aku adalah Athiyah Aila yang berarti anugerah tuhan yang selalu kuat. Awalnya orang-orang memanggilku Athiya. Namun, saat berusia tiga tahun aku pernah jatuh dari tangga dan kepalaku terbentur keras. Setelah kejadian itu aku sering muntah-muntah tanpa sebab yang jelas. Karena kuatir, Bunda membawaku ke rumah sakit untuk periksa dan kekuatiran bunda terbukti. Dokter mengatakan terdapat benjolan didalam otakku yang artinya aku mengidap penyakit Kanker otak. Sejak itu, Papa dan bunda memanggilku Aila dengan harapan agar aku selalu jadi anak yang kuat layaknya arti dari nama yang mereka beri. Sejak itu juga, kehidupan normalku hilang. Aku tidak bisa lagi bermain layaknya anak seusiaku, hari-hariku hanya kuhabisnya berbaring di dalam ruangan serba putih dengan bau obat-obatan yang sudah seperti bagian dari diriku dan itu sangat membosankan. Namun, semua itu berubah saat aku bertemu dengan dia...
***
Saat itu aku sedang asik bermain ditaman rumah sakit, tiba-tiba seorang anak laki-laki duduk dihadapanku "Hai, nama kamu siapa?" tanyanya dengan senyum ramah. "Aku?"Jawabku dengan wajah bingung sedangkan anak laki-laki tersebut hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Keadaan menjadi hening beberapa detik hingga aku kembali membuka suara "Nama aku Aila, kalau kamu?. "Aku Deva, salam kenal ya?" mengulurkan tangannya ke arahku "i-iya salam kenal juga" jawabku gugup dan membalas uluran tangan deva.
***
Sejak itu, kami menjadi teman dekat dan melakuķan banyak hal bersama-sama. Bercanda, tertawa, bermain bahkan kami merayakan ulang tahunku yang ke 6 tahun.
Hidupku menjadi lebih berwarna sejak aku mengenal anak laki-laki yang dirawat dirumah sakit yang sama denganku karena deman tinggi dan anak tersebut bernama Deva Adithya. Namun, kebahagian itu tidak bertahan lama.
***
Setelah dua minggu dirawat akhirnya deva di sudah diperbolehkan pulang. "Besok aku udah bisa pulang" aduhnya dengan bibir ditekuk "kok bibirnya gitu? Harusnya tuh kak deva bahagia karena udah bisa pulang" kata Aila sambil mengelus rambut coklat deva . "tapi kak deva udah gak bisa main sama aila lagi" aduhnya lagi ke Aila "kan kak Deva bisa kesini kapan aja" ucap aila, "gak bisa, besok aku harus ikut ke jerman bersama orang tuaku. Karena papa ada kerjaan disana. Tapi, aku janji kita akan bertemu lagi. Ini ambil" semabri memberikan gelang ke Aila. "ini apa?" tanya Aila. "ini gelang yang aku buat semalam. Aku buat dua karena satunya buat kamu"jelasnya ke Aila . "terima kasih kak" sambil tersenyum kearah deva "Aku janji saat kembali ke Indonesia walaupun gak tau itu kapan, aku akan mencarimu. Denagn gelang ini aku pasti akan menemukanmu" janjinya ke Aila "iya kaka, Aila akan tunggu hari itu" sambil senyum manis .
***
Tibalah hari keluarnya deva dari rumah sakit, Aila tidak bisa mengantarnya karena kondisi Aila sedang memburuk. Jadi, deva datang keruangan Aila bersama bundanya untuk pamit. "Aila, aku udah mau pergi kamu jangan melupakan kak deva ya?" kata deva mengingatkan Aila yang hanya dibalas dengan anggukan lemah dari Aila. "Selamat tinggal dan sampai jumpa lagi" kata deva lagi sambil mengelus rambut Aila. "harus cepat sembuh ya sayang" nasihat bunda deva, "Hati-hati dijalan yaa" kata bunda Aila ke deva dan bundanya, deva hanya tersenyum sedangkan bundanya hanya menggangguk sebagai jawaban. Saat sudah di ambang pintu, deva membalikkan badan lalu melambaikan tangan kearah Aila dan pergi meninggalkan ruangan Aila.
.............................................................
~ Yuanfen ~Takdir adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Maka apa yang seharusnya terjadi, akan tetap terjadi.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuanfen
Ficção AdolescenteDua anak manusia yang menerima dan percaya kalau mereka memang sudah ditakdirkan untuk bersama. *** Tapi bagaimana jika orang yang dulu telah mereka anggap sebagai takdir mereka berubah menjadi pribadi yang berbeda? Apakah mereka akan tetap menerima...