Sepuluh tahun berlalu, tidak terasa telah dua tahun aku keluar dari rumah sakit. Sekarang usiaku genap 16 tahun dan besok adalah hari yang kutunggu-kutunggu, hari dimana untuk pertama kalinya aku masuk sekolah dan aku merasa sangat bahagia karena sejak aku keluar dari rumah sakit aku hanya Home-schooling karena bunda tidak mengijinkan ku untuk bersekolah layaknya anak seusiaku alasanya cukup klise, bunda kuatir dengan kesehatanku.
***
Srek. Bunyi itu terdengar dari ruang makan. Seorang pria berusia 40 tahun tengah duduk di sana dan membaca korannya. Sementara seorang wanita yang berusia 36 tahun di sebelahnya sedang menuang teh ke cangkir itu. Tenang dan damai. Itulah yang terjadi di ruang makan. Hingga suara itu datang. Tap..tap..tap..
"Jangan bilang dia terlambat bangun. Lagi," ujar pria itu
"Sepertinya."
"Pagi Pa! Bun!!" ujar gadis itu, menyambar roti lalu pergi
"YAA! Aila makannya yang benar sayang"
Suara mobil yang distarter itu terdengar dari ruang makan. Membuat sang tuan rumah menggeleng
"Kapan anak itu berubah?"
"Entahlah, dia mirip denganmu dulu," ujar sang nyonya rumah
"Dian, dia sudah berumur 16 tahun dan dia seorang perempuan. Bagaimana bisa dia bersikap seperti itu?"
"Tidak tau. Tapi sepertinya aku punya cara untuk mengubahnya.."
"Cara?"
wanita itu mengangguk sambil tersenyum "Cara."***
Hari pertama sekolah aku sangat gugup. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada teman baruku karena ini adalah pertama kalinya bagiku.
Sepanjang jalan menuju ke sekolah, aku terus berlatih memperkenalkan diri.
"Non Aila gugup?" tanya mang Agus supir pribadi keluarga pratama.
Sambil menggigit jarinya "iya nih, inikan hari pertama Aila masuk sekolah. Duh gimana nih? Takut salah ngomong"
"Non Aila tenang aja, pasti non bakalan dapat teman. Mang Agus yakin 100%, apalagi non Aila kan cantik" hibur mang Agus
"hahah mang Agung bisa aja".
***
Hufft, sebelum turun dari mobil Aila menghela napas guna menghilangkan rasa gugup yang kembali melandanya saat tiba disekolah. Saking gugupnya tangannya terasa dingin.
"Aila pasti bisa" ujarnya menyemangati diri sendiri sambil berjalan menuju ke ruangan yang akan menjadi ruang kelasnya.Tok. Tok. Tok..
Aila mengetuk sambil menyembulkan sedikit kepalanya ke pintu lalu bejalan masuk kedalam kelas."Pagi Bu!" sapanya pada Bu ranti selaku walikelas X.1 yang akan ditempatinya.
"Anak-anak kalian kedatangan teman baru, Silahkan perkenalkan dirimu" seraya tersenyum kearah Aila
"Ha...hai Aku Athiya Aila, emm kalian bisa panggil aku Aila. Mohon bantuannya" sambil tersenyum canggung"Aila, kamu bisa duduk dibangku kosong itu" sambil menunjuk kearah bangku kosong disamping tiyas.
Aila berjalan kearah bangku yang dimaksud ibu Ranti, Saat telah sampai dia duduk dan mengeluarkan bukunya seraya tersenyum canggung kearah cewek yang ada disampingnya.
"Hai, namaku Tiyas. Salam kenal ya" sambil mengulurkan tangan kearah Aila
"Aku Aila, Salam kenal" seraya menerima uluran tangan tiyas.
Tersenyum cerah "Semoga kita bisa jadi teman baik"
"iya, semoga saja" jawab Aila dengan menganggukan kepalanya.
......................................................
~Yuanfen~
Apakah ini adalah Awal dimana takdir itu akan dimulai?
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuanfen
Novela JuvenilDua anak manusia yang menerima dan percaya kalau mereka memang sudah ditakdirkan untuk bersama. *** Tapi bagaimana jika orang yang dulu telah mereka anggap sebagai takdir mereka berubah menjadi pribadi yang berbeda? Apakah mereka akan tetap menerima...