"Tringgg... tringgg..." alarm berbunyi.
Bunyi alarm jam beker tersebut membangunkan Nisa dari tidurnya. Ia senantiasa bangun di pagi hari sebelum fajar terbit untuk melakukan sholat subuh. Ia pun beranjak dari kasur dan segera mengambil air wudhu di kamar mandi.
"Tok tok tok" terdengar suara ketukan dari luar pintu kamar Nisa.
"Eh sudah bangun, kirain masih tidur? ajak Mama untuk melaksanakan sholat bersama.
"Iya, baru aja habis ambil wudhu" Nisa menjawab pelan.
"Yaudah, cepat jangan lama-lama, Mama tunggu dibawah." Mama menyuruh Nisa untuk cepat.
"Iya Ma..." jawab Nisa.
Suasana dimana saat mentari belum menampakkan dirinya memanglah sangat sejuk, belum tercemar oleh apapun. Terdengar suara kumandang adzan menyeru di seluruh penjuru bumi.
Nisa dan Mama langsung memulai sholat dengan khusyuk.
Selesai sholat mereka berdua tidak kembali tidur, Mama membuat sarapan untuk Nisa dan dirinya."Ma!... Nisa mau keluar rumah dulu ya, mau lari pagi sebentar sama teman, Ya... paling keliling komplek perumahan." Izin Nisa ke Mama.
"Yaudah sana, tapi jangan lama-lama nanti terlambat ke sekolah."
jawab Mama.Nisa punya teman sekaligus sahabat dari kecil, dan sampai saat ini mereka selalu bersama hingga satu sekolahan yang sama.
"Eh... kalian udah nungguin dari tadi ya?" Tanya Nisa kepada para sahabatnya.
"Belum lama sih... yaudah ayo, nanti kesiangan nih..." ajak Via, salah satu sahabat Nisa.
Via, Sinta, dan Indah adalah sahabat Nisa. Mereka adalah tempat curhat ketika gelisah, tempat candaan disaat sedih, pokoknya mereka selalu setia satu sama lain. Susah senang mereka jalani bersama, itulah sahabat.
"Aduh... gua capek banget nih!" teriak Indah.
"Ah masa baru segitu aja udah capek, payah lu..." celetuk Sinta.
"Yaudah yuk... mending pulang aja, soalnya nih udah mau jam setengah enam" ajak Via
"Ayo kita pulang" ajak Indah dengan lelah.
"Hmm iya ayo..." tambah Nisa.
Keempat sahabat itu kemudian pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka pun bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
"Udah pulang... ini cepat makan dulu" Mama menyuruh Nisa untuk sarapan.
"Iya Mah" jawab Nisa dengan nada pelan.
"Cepat makannya, habis itu jangan lupa mandi." celetuk Mama.
Selesai makan, Nisa langsung menuju kamar mandi. Sementara itu, Mama bersiap-siap untuk pergi ke butik. Mamanya Nisa bekerja sebagai desainer baju, untuk menambah penghasilan keuangan keluarga.
Setelah Nisa mandi, ia langsung bergegas untuk siap-siap berangkat ke sekolah bareng Mama.
"Ayo...! Ma" ajak Nisa dengan tergesa-gesa.
"Iya ayo... Mama tungguin dari tadi" jawab Mama dengan suara yang pelan.
Selang beberapa waktu kemudian, akhirnya mereka sampai di sekolah Nisa.
"Mah, Nisa masuk ke sekolah dulu ya. Uangnya mana?" Nisa izin ke Mama sambil minta uang jajan.
"Iya sana, pulangnya nanti jangan sore-sore. Kalau sama uang, kamu ingat aja." Mama tersenyum kecil.
Setelah itu, Nisa mencium tangan Mamanya. Lalu Mama segera pergi menuju butik.
Kemudian Nisa melangkahkan kakinya melewati pintu gerbang seraya menyapa penjaga sekolah yang tengah berdiri dipintu gerbang. "Pagi Pak...!"
"Ehh, Neng Nisa. Iya..." penjaga sekolah tersenyum kepada Nisa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kuatkan Aku
Teen FictionMasa depan dan takdir ada ditangan yang maha kuasa. Tidak ada yang tidak bisa kita rubah di dunia ini. Semua latar cerita alam semesta hanya dibuat oleh sang pencipta. Sedih, riang, marah, takut, dan licik. Manusia telah diberi karakternya masing-m...