"Gabeda jauh sama Indo! Panas banget disini."
Aku menggerutu setelah turun dari bis ketika telah sampai di tempat tujuan. Siang hari di Singapore ini memang terasa sangat panas. Sialnya, aku lupa membawa topi atau apapun yang bisa melindungi kepalaku. Cuaca singapore memang tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Hanya bedanya, di singapore udara terasa lebih bersih.
"Baru nyampe kok udah marah2 sih lo" suara yang tak asing bagiku. Aku menoleh dan mendapati Dika yang sedang mengacak-acak rambutku.
"Ih Dika! Berantakan tau!" Aku protes karena Dika membuat usahaku untuk menjaga rambutku agar tetap cantik menjadi sia-sia.
"Berantakan atau engga juga sama aja jelek Man" Kan, nyebelin lagi.
"Jelek aja kayak gini, gimana kalo cantik. Temenan sama lu ga level kali Dik" Ujarku meledeknya.
"Serah lu Man, serah. Pusing princess"
Tuh, geli banget kan kalau ngobrol sama Dika. Gapernah bisa serius.
"Dik, itu kayaknya suara pembinanya deh, nyuruh kita kumpul. Kesana yuk buruan." Ujarku cepat menghindari mendapat tatapan eagle eyes Mr. Haris
*Dika's POV*
"Dik, itu kayaknya suara pembinanya deh, nyuruh kita kumpul. Kesana yuk buruan."
Suaranya yang seperti anak kecil hanya membuatku terkekeh dan berjalan mengikutinya. Manda tuh emang lucu sih ya. Matanya yang selalu membulat waktu dia ngomong, dan ocehannya tentang semua hal-hal sepele bikin aku makin gemes sama dia.
EH TUNGGU. INI GUE MIKIRIN APA SIH NAJIS BANGET. Gak. Gak. Gak. Gak. Manda gajadi lucu. Dia cewek ter ngeselin seplanet bumi dan saudara-saudara se planetannya (?)
Bayangin aja ya, cuma dia satu-satu nya cewek yang berani abis nerobos kamar mandi cowok cuma buat ambil buku diary dia yang gue ambil! Cmon,dude. Kamar. Mandi. Cowok. Tempat yang paling dijauhin sama semua cewek. Gue bener-bener gatau apa yang dia pikirin.
Dia juga pernah gantung tas gue di tiang bendera sekolah waktu selesai latihan upacara. Sialnya, gue gatau hal itu karena gue harus bantuin Miss Lita koreksi hasil ulangan sastra Inggris. Dan si Manda alay itu, yang kebetulan lagi dapet tugas jadi pembawa bendera, selesai latihan dia ambil tas gue yang gue tinggal di kelas dan gantung tas gue di tiang bendera trus dia tinggal pulang. Sekali lagi, dia tinggal pulang. How kampret is she. Alhasil ada satpam yang nemuin tas gue yang tergatung itu setelah 2 jam gue nyari-nyari. Really thanks for it, Man.
Itu cewek emang selalu bisa warnain hari-hari gue dengan hal-hal yang gak terduga.
*off*
Setelah mendengar perkenalan singkat dari tour guide yang akan memandu kita kali ini, kita diajak berkeliling Marina Barrage. Tour guide yang kuperkirakan baru berusia 20 tahun itu berjalan didepan kami sambil berceloteh tentang apa saja yang ada di Marina Barrage menggunakan bahasa inggris. Kalau diperhatiin, semua peserta tuh kayak pasang muka sok ngerti padahal aslinya mereka cuma ngeh dikit doang. Setelah berkeliling, kita diperbolehkan untuk bersantai dan menikmati pemadangan dari green roof, semacam tempat untuk piknik keluarga yang berada di atap Marina Barrage.
Dika yang sedari tadi terpisah olehku tiba-tiba datang menghampiri.
"Mandaaa selfie yuk" Ini anak 100% kesambet.
"Ngapain ish alay" meskipun jujur saja, aku sangat ingin memiliki foto dengannya dengan view sebagus ini.
"Ih ayo sekali-sekali, view nya lagi bagus tau. Liat tuh, Singapore Flyer. Serasa liat London Eye deh gue"
![](https://img.wattpad.com/cover/14830306-288-k720205.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotta Be You (SG)
Genç KurguSingapore mengatahui segalanya. Singapore menyimpan banyak kisah. Singapore, awal semuanya. Untuk, Manda dan Dika, yang bersahabat. Pada awalnya.