Aku lega teman-temanku mengerti saat aku menjelaskan bahwa Allea tinggal di tempatku. Mereka semua hanya mengangguk serempak seperti anak kecil saat aku menjelaskannya.
Waktu menujukan pukul 5 sore saat aku selesai berpidato tentang penjelasan kepada teman-temanku. Mereka datang satu jam sebelumnya dengan membawa 2 kantung plastick snack berbagai macam jenis. " selamat tinggal rumahku yang rapi, selamat datang kalian zona bencana " batinku meringgis sedih saat aku melihat mereka berempat masuk ke rumahku.
Beginilah kami, para idol yang mengisi hari libur dengan bersantai memainkan game VR dengan berisik.Ceklek....
Suara pintu terbuka
Allea berjalan masuk dengan raut wajah kesal. Dia tersentak kaget saat melihat kami sedang bertingkah gila saat bermain game. "Sepertinya ku lihat matanya sepintas berwarna biru tapi sekarang tidak. Ahh mungkin aku salah lihat" batinku." Alex bisakah aku meminjam ruangan itu ?" alea menunjuk ruangan bersekat kaca tebal yang mengelilingi meja besar dengan kursi di dalamnya.
Aku berfikir sejenak, ruangan itu sering di pakai oleh ayahku dan aku saat membicarakan bisnis ayahku.
" pakai saja Allea tak perlu sungkan, aku sudah bilang anggap saja rumah ini seperti rumahmu" jelasku padanya.
Allea baru mulai berjalan ke arah ruangan itu yang tanpa kami sadari ia diikuti oleh Leo dan 4 orang pria lainnya.
" Hai Bro, pinjam ruangan lo sebentar bos gue lagi kesal" Leo berkata padaku lesu dengan senyum yang dipaksakan kemudian masuk ke ruangan.
Aku tersenyum dan mengangguk mengiyakan. Keempat temanku melongo menatap Allea tanpa berkedip. Mata mereka mengikuti Allea yang berjalan memasuki ruangan kaca kedap suara yang bersebelahan dengan tempat kami bermain game.
Allea memang terlihat sangat cantik, rambutnya yang lurus berwarna hitam pekat sepinggang dibiarkan tergerai begitu saja ditambah dengan gaun hitam yang memperlihatkan kaki jenjangnya. Aku sendiri terkesima melihatnya karena selama ia dirumah ia selalu mengikat seluruh rambutnya dan memakai kaus dengan celana santai saja. Seingatku dia keluar tak memakai pakaian itu, sebenarnya dari mana dia dan siapa mereka semua yang masuk dengan membawa laptop serta berkas-berkas bahkan Leo juga. " siapa yang dimaksud bos oleh Leo" pikiran itu berkecamuk di benakku. Allea begitu misterius bagiku. Pikiranku terbuyar saat teman-temanku berbalik menatapku.
" bro, bidadari dari planet mana yang menginap di rumah lo sampai lo baru cerita sama kita tadi " Jaemin menatap heran padaku.
" gue jadi enggak yakin kalau dia cuma teman yang menginap " Taemin menimpali
" benar, gue rasa dia calon istri cantik yang mau lo sembunyi kan pada kami " ......
" setuju! Dia terlalu indah untuk di abaikan" jawab Min so yang dibalas anggukan oleh ketiganya.
Aku hanya dapat menggeleng sambil terbahak dengan betapa jauhnya pemikiran para sahabatku yang selalu menggila. Aku mengajak mereka bermain game kembali untuk membersihkan fikiran mereka yang makin tak terarah. Sesekali aku atau tepatnya kami melirik yang Allea kerjakan di dalam sana. Dia dan kelima orang lainnya terlihat sibuk mengetik dengan lincah pada laptop masing-masing di hadapan. Sesekali ku lihat Allea menerima berkas dari yang lain dan membacanya. Tatapan matanya yang tajam dan raut wajahnya yang tegas dan dingin belum pernah ku lihat sebelumnya. Terkandang terlihat seperti ia sedang kesal.
Jam menunjukan pukul 11 saat Leo dan empat orang lainnya berpamitan pulang padaku yang sedang menonton sendiri di ruang tv karna teman-temanku sudah kembali ke alamnya yaitu kasur besar di kamarku. Aku mengantar mereka keluar sambil menunggu mobil yang mereka kendarai bergerak pergi.
Aku berjalan masuk menuju ke kamarku untuk tidur, kulihat Allea masih sibuk dengan laptonnya dengan wajah lelah. Aku melanjutkan berjalan masuk ke kamar karna tak mau menggagunya. Aku menganga dan tertawa kecil sambil menggeleng perlahan melihat posisi tidur keempat sahabatku yang tidak beraturan memenuhi kasur. " kalau saja para penggemar kalian tau bagaimana kalian tidur, aku yakin mereka akan shock" batinku.
Aku memilih tidur di sofa kamarku saat mendapati kasurku penuh oleh tumpukan manusia. Jam menunjukan pukul 3 pagi saat aku terbangun karena rasa haus yang mendera. Aku berjalan turun ke arah dapur, aku menengok sepintas ke arah ruang kaca tempat Allea malam tadi. Kulihat laptopnya masih terbuka tapi tak ada Allea disana.
"Tak mungkin dia masih bekerja dan tidak tidur lagi" batinku. Aku tau Allea sepertinya belum pernah tidur setelah sehari setelah ia tinggal di rumahku. Aku meyakininya karna setiap aku pulang larut malam aku melihat kamarnya dari balkon selalu menyala dan juga suara lirih dering telfon yang di jawabnya berkali-kali tiap malam.Aku memasuki dapur yang gelap hanya tersorot cahaya dari ruangan lain karna aku malas menyalakan lampu. Aku terkejut saat memasuki dapur, kulihat Allea duduk di kursi dengan air dingin segelas di hadapannya sambil tertunduk memegangi pelipisnya. Dia masih memakai gaun yang sama yang menandakan gadis ini belum tidur.
" kau belum tidur? " tanyaku sambil mengambil gelas menuangkan air di dalamnya dan langsung meneguknya.
"belum " Allea mendongakan kepalanya menatapku dengan senyum kecil sedikit dipaksakan yang tak begitu jelas kulihat.
"Astaga gadis ini gila! Dia masih kuat walaupun hampir seminggu tak tidur! Apa sih yang dia kerjakan" batinku menggeleng tak percaya.
Aku menaruh gelas di meja Allea bangkit dari kursi dan berjalan kembali ke arah ruang kaca. Aku berjalan keluar mengikutinya. Baru beberapa langkah Allea mulai terhuyung dan hampir terjatuh saat aku berhasil menangkap kedua bahu mungilnya untuk menahan tubuhnya.
" kau tak baik-baik sa.." belum selesai aku bertanya, Allea sudah pingsan di hadapanku.
Aku menangkap tubuhnya dan membalikan tubuhnya, kulihat keringat memenuhi wajah putihnya yang bertambah pucat. Aku menyetuh wajahnya "astaga tubuhnya dingin sekali" aku tersentak dan dengan cepat mengangkat tubuhnya menggendongnya ala bridal style menuju ke kamar.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
She iS "NOT" Perfect
Romance"SEMPURNA" Bahkan dapat dikatakan terlalu sempurna untuk jadi seorang manusia. Pemilik perusahaan nomor 1 di dunia dan dia multitalenta?? Bukan, tetapi dia terlalu multi talenta. Dapat memaikan hampir seluruh alat musik yang ada, memiliki suara sepe...