PROLOG (INDO)

7.1K 263 42
                                    

"Krist... Krist... bangunlah... aku disini..."

"P'Sing? P'Sing!"

"Aku kembali Krist... aku kembali... aku sangat merindukanmu..."

"P'Sing... aku juga sangat merindukanmu P'! Aku sangat amat merindukanmu! Kau kemana saja, P'? Aku mencarimu kemana-mana. Ku mohon, jangan tinggalkan aku lagi, P'."

"Krist... aku mencintaimu."

"P'SINGTO!!!"

Krist langsung terbangun karena mimpi itu dengan keringat yang mengucur deras dari dahinya. Tubuhnya gemetaran hebat dan nafasnya memburuh cepat.

Krist terdiam, memandangi sekitarnya lalu mendesah perlahan.

"P'Singto..." Ucapnya pelan. Dia membawa kedua telapak tangannya untuk mengacak rambutnya pelan dan mengusap wajahnya dengan kasar.

Hanya mimpi.

Itu hanya mimpi.

"Dia tidak benar-benar kembali." Batinnya.

"K-Krist..."

Nampaknya teriakan Krist tadi membuat pria di samping Krist akhirnya ikut terbangun karena terkejut. Sambil mengerjapkan matanya yang masih berat, dia kemudian menghidupkan lampu tidur dan melihat Krist tengah duduk dengan wajah seperti orang yang sedang ketakutan. "Hey... ada apa? Mimpi buruk lagi?" Tanyanya khawatir.

Pertanyaan pria itu tidak mendapatkan jawaban apapun, selain mendapatkan tatapan dari sepasang mata berkilauan dan lengkungan senyum yang sangat dia sukai itu.

"Kau terbangun? Maaf," Kata Krist pelan.

Pria itu menggeleng. "Tidak apa. Katakan padaku, apa kau mimpi buruk lagi?"

Krist masih diam, namun menyelingkan senyum lirihnya. Dia menatap pria itu dalam-dalam, dan sejurus kemudian langsung memeluk tubuh tegap itu dengan erat.

"Krist..." Pria itu membelai kepala dan punggung Krist dengan lembut, sambil sesekali menciumi pucuk kepalanya. "Jangan takut, aku disini. Mimpi buruk itu hanyalah mimpi buruk, Krist. Itu tidak berarti apa-apa. Jadi kau tidak perlu khawatir." Ucap pria itu berusaha menenangkan ketika dia merasakan tubuh mungil yang sedang berada di dalam dekapannya itu masih bergetar.

"Hmm... aku tau..." Krist menjawab pelan.

Pria itu kemudian melepaskan pelukannya dan berganti mencengkram kedua bahu Krist pelan. Dia menundukkan wajahnya sedikit untuk bisa menyejajarkan kedua manik hitamnya dengan sepasang bola mata berkilau favoritnya itu.

"Kau mimpi apa? Hm? Sampai kau terlihat ketakutan begitu? Katakan padaku, Krist. Aku akan membantumu."

"Aku tidak apa-apa..."

"Krist... ku mohon, jika ada yang mengganggu pikiranmu, katakan padaku. Bagaimanapun juga, aku ini masih pskiatermu. Aku berhak tau, atas kondisimu. Aku berhak tau tentang apa yang sedang kau rasakan. Karena itu akan membantu pemulihanmu. Kita sudah sepakati hal itu bukan?"

Hati Krist kembali menghangat. Sungguh, dia bersyukur pria ini datang di hidupnya.

Pria di sampingnya ini...

Entah apa dia menyebutnya.

Pskiaternya? Dokternya? Temannya? Atau.. kekasihnya?

Kekasih?

Entahlah.

Dia juga tidak tau. Tapi yang jelas, ketika dia sedang ada di dekat pria ini, dia merasa hangat dan merasa sangat aman. Tidak lagi dia merasa kesepian. Merasa kembali diperhatikan dan merasa kembali dikasihi. Dia merasa menemukan kembali kehidupannya yang telah hilang, setelah bencana menyakitkan itu terjadi padanya 2 tahun lalu.

ARE YOU BRAVE ENOUGH? (IND/ENG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang